Kabut Asap di Riau
KABUT Asap di Riau, ASAP Bisa Rusak Otak Anak, Pengamat Lingkungan Minta Sekolah Diliburkan
Kabut asap di Riau akibat Karhutla di Riau, asap bisa rusak otak anak, Pengamat Lingkungan minta sekolah diliburkan
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Kabut Asap di Riau, ASAP Bisa Rusak Otak Anak, Pengamat Lingkungan Minta Sekolah Diliburkan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kabut asap di Riau akibat Karhutla di Riau, asap bisa rusak otak anak, Pengamat Lingkungan minta sekolah diliburkan.
Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau juga pakar lingkungan Dr Elviriadi, meminta kepada pemerintah untuk membuat kebijakan meliburkan anak sekolah, karena asap yang muncul di Pekanbaru dan Riau pada umumnya bisa merusak otak anak.
Baca: STORY - Kisah Cewek Cantik Asal Pekanbaru Suka Melukis, Berekspresi Lewat Musik hingga Kagumi RAISA
Baca: STORY - Kisah Cewek Cantik Asal Pekanbaru Suka Musik, Menyanyi untuk Kembalikan Mood
Baca: KRONOLOGI Tewasnya Jambret Usai Tarik Menarik Handphone dengan Korban: Pelaku Berstatus Belajar
Harusnya lanjut Elviriadi tanpa diperintah juga sudah ada libur bagi anak sekolah, karena ambang batas kualitas udara sudah melebihi kondisi yang sehat karbon oksida semakin banyak.
"Untuk sekolah swasta kan sudah mulai meliburkan sekolah secara bertahap siswanya. Anak saya juga sudah saya liburkan, karena ini berbahaya," ujar Elviriadi saat berbincang dengan tribunpekanbaru.com Senin (26/8).
Meskipun kata Walikota kondisi udara di Kota Pekanbaru dalam kondisi baik, belum memasuki kondisi tidak sehat, demikian hasil rapat Walikota Senin, namun menurut Elviriadi dibeberap lokasi bahkan di Pekanbaru dan Riau ada partikel berbahaya.
"Seperti di Palas Rumbai, Pembatuan Kulim dan terutama di Pelalawan, itu sudah berbahaya," jelasnya.
Zat yang muncul itu menurut Elviriadi adalah nikel dan catmium yang bisa langsung partikel masuk melalui saluran pernapasan.
"Dampaknya pertama terjadi gangguan paru-paru kemudian menimbulkan kematian pada bayi dibawah satu tahun, serta kanker paru-paru," ujar Elviriadi.
Selanjutnya untuk dampak jangka panjang bagi anak, dalam 10 tahun kedepannya partikel berbahaya ini bisa menimbulkan kerusakan otak pada anak.
"Sekarang memang belum kelihatan, ini sangat rawan bagi anak-anak di usia lima bulan sampai 10 tahun, dan usia lanjut," jelasnya.
Baca: WARGA Riau Tewas Diterkam Harimau Sumatera Saat Mencari Kayu di Hutan, Tim BBKSDA Turun ke Lokasi
Baca: STORY Guru Honor di Riau Jadi Anggota DPRD, dari Kopi hingga Garuda di Dadaku Ringgit di Perutku
Baca: HUKUMAN MATI Bagi Terdakwa Narkoba di Riau, JPU Bacakan Replik dan Tetap Tuntut Hukum Mati Terdakwa
Maka untuk menghadapi kondisi seperti ini tidak ada cara lain bagi orangtua untuk melindungi anaknya dari paparan asap.
Di antaranya dengan melindungi anak pada ruangan berpendingin.
