Tapir Terperosok Kubangan Ditahan di Kebun Binatang, BBKSDA Sumut Diminta Segera Melepaskan
Seekor tapir terperosok di kubangan sebuah kebun sawit. Setelah berhasil dievakuasi, tapir itu bukan dilepaskan malah dimasukkan ke kebun binatang.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Seekor tapir sempat menjadi tontonan warga saat terperosok di kubangan areal perkebunan di Dusun 2, Desa Perkebunan Bandar Selamat, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, pada Sabtu 17/8) lalu. Saat ini, tapir malang itu dirawat di Taman Hewan Pematang Siantar (THPS).
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara (Sumut), Hotmauli Sianturi mengatakan, tapir tersebut masih membutuhkan perawatan.
"Untuk sementara satwa itu ditempatkan di THPS. Jika sudah membaik satwa tersebut akan segera dilepasliarkan. Mudah-mudahan dalam minggu ini bisa kita release. Ada sedikit luka di badan, tapi tidak dijahit, hanya diobati saja," kata Hotmauli, Selasa (27/8).
Dia menyebutkan, tapir itu sempat stres karena dikerumuni banyak orang. Karena itu pula, tapir tersebut dievakuasi pada malam hari dan langsung dibawa ke Taman Hewan Pematang Siantar (THPS).
Direktur Sumatran Tiger Rangers dan Pendiri Yayasan Alam Liar Sumatra, Haray Sam Munthe mengatakan, jika kondisi tapir itu terlihat sehat dan tidak terluka, sebaiknya langsung dilepaskan saja kembali ke habitatnya.
Menurutnya, sangat disayangkan jika kondisi yang sehat harus dikurung atau dipenjarakan di kebun binatang dan menjadi tontonan. "Saya pikir ini kejahatan terhadap hewan yang dapat mengganggu ekosistem. Karena tapir memiliki peran penting dalam ekosistem di habitatnya," kata Haray.
Dijelaskan, hal ini terjadi akibat kurangnya edukasi kepada masyarakat terhadap satwa dan perilaku serta habitatnya. Padahal tapir merupakan satwa terancam punah dan dilindungi UU Konservasi Nomor 5 tahun 1990.
Harray menilai, kemunculan tapir dari Suaka Margasatwa Dolok Surungan merupakan indikator rusaknya kawasan konservasi yang peruntukannya adalah konservasi tapir dan harimau Sumatra. Dia sangat menyayangkan tidak adanya pengenalan satwa kepada karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit PTPN III, Asahan, yang menguasai lokasi tempat tapir tersebut terjebak.
"Sehingga karyawan perusahaan tidak mengenal tapir dan malah mengejar-ngejarnya di areal kebun kelapa sawit hingga tertangkap," bebernya.
Pihaknya berharap agar tapir itu segera dipulangkan ke habitatnya. Dia juga minta BKSDA dan PTPN III segera meningkatkan kesadaran warga sekitar Suaka Margasatwa Dolok Surungan. Khususnya karyawan perkebunan kelapa sawit yang arealnya tidak jauh dari kawasan konservasi itu. (rin/tribun medan)