Gerindra Riau Retak? Tak Satu Suara Tetapkan Calon Pimpinan DPRD Kabupaten? Ini Penjelasan DPD
Bau perpecahan ditubuh partai Gerindra Riau mulai tercium, pengurus ditingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sering tidak sejalan dengan pengurus DPD
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ilham Yafiz
Gerindra Riau Retak? Tak Satu Suara Tetapkan Calon Pimpinan DPRD Kabupaten? Ini Penjelasan DPD
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bau perpecahan ditubuh partai Gerindra Riau mulai tercium, pengurus ditingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sering tidak sejalan dengan pengurus di Dewan Pengurus Daerah (DPD).
Ini terlihat dari penetapan pimpinan DPRD di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau.
Pertama untuk penunjukan ketua DPRD Kabupaten Rokan Hulu yang ditetapkan DPP nama Novliwanda, padahal nama yang diusulkan DPC sebelumnya adalah Abdul Halim.
Namun DPD juga ternyata punya pertimbangan lain untuk mengusulkan nama yang beda dari yang diusulkan DPC tersebut.
Setelah proses di DPP maka nama yang diajukan DPD itu yang ditetapkan menjadi ketua DPRD Kabupaten Rokan Hulu.
Kemudian persoalan yang sama juga terjadi untuk kota Pekanbaru, dimana nama yang diajukan DPC sebelumnya sebagaimana isu yang beredar adalah nama Wan Agusti, namun DPD mengajukan nama Ginda Burmana dan langsung ditetapkan jadi pimpinan DPRD kota Pekanbaru.
Menanggapi persoalan itu, Wakil Ketua DPD Gerindra Riau Taufik Arrahmah mengatakan sampai saat ini tidak ada perpecahan dalam tubuh partai Gerindra di Riau.
"Tidak ada yang pecah, semuanya solid,"ujar Taufik Arrahmah.
Taufik Arrahman menjelaskan, memang ada perbedaan nama yang diajukan oleh masing-masing baik itu DPC dan DPD, karena memiliki masing-masing pandangan.
"Namun tetap keputusan tertinggi adalah hasil keputusan dari DPP, dan semuanya patuh kepada putusan DPP itu, tidak ada yang keberatan, karena sudah ditandatangani,"ujar Taufik Arrahman.
Perbedaan antara DPD ditingkat Provinsi dan DPC ditingkat Kabupaten dan Kota menurut Taufik Arrahman merupakan hal yang biasa dan merupakan bagian dari dinamika politik.
"Yang jelas setelah diputuskan semuanya menerima, itu biasa dalam lobi politik,"ujar Taufik Arrahmah. (Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)
