Berita Riau
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi harus Jadi PENDEKAR HUKUM, Terkait Kejahatan di Riau
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi yang baru saja menggantikan Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo harus jadi pendekar hukum terkait kejahat
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi harus Jadi PENDEKAR HUKUM, Terkait Kejahatan di Riau
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi yang baru saja menggantikan Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo harus jadi pendekar hukum terkait kejahatan di Riau.
Kejahatan yang marak di Riau mencakup kejahatan konvensional, Narkotika dan Obat-obatan atau Narkoba, hingga Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Riau.
Baca: WOW, Mantan Wakil Rakyat di Riau Diduga JUAL dan SEWAKAN Mobil Dinas, Mobil Terlacak Ada di Sumbar
Baca: STORY - KISAH Cewek Cantik Asal Riau Jadi Fashion Designer, Terinspirasi Ali hingga Shireen Sungkar
Baca: Terkait Aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Siswa di Indonesia, Disdikbud Meranti akan Surati Sekolah
Baca: Dua Anggota DPRD Riau Temui Demonstran, Janji Teruskan Tuntutan Mahasiswa ke DPR RI Pekan Ini Juga
Baca: HATI-HATI! Wanita 33 Tahun di Riau Berhasil Tipu 53 Orang Raup Uang Korban Rp 480 Juta, Ini Modusnya
Pascaresmi menjabat Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi pun langsung dihadapkan pada sejumlah tugas berat.
Irjen Agung, baru saja dilantik menggantikan pejabat sebelumnya, Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo, yang dimutasi menjadi Pati Baintelkam Polri (penugasan pada BIN).
Sosok Kapolda Riau yang baru ini, dituntut untuk bisa menuntaskan berbagai tindak kriminal dan kasus yang ada di Bumi Lancang Kuning.
Disebutkan Kriminolog UIR, Kasmanto Rinaldi, Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah yang potensi terjadinya kejahatan cukup tinggi.
Hal ini salah satunya dikarenakan faktor geografis Riau yang sebagian wilayahnya adalah kepulauan dan berbatasan langsung dengan dunia internasional.
Wilayah kepulauan yang didominasi oleh pelabuhan baik yang resmi ataupun yang tidak resmi atau yang sering dikatakan sebagai pelabuhan tikus, berpotensi menjadi tempat interaksi berbagai peristiwa kejahatan.
" Kejahatan narkotika diantaranya adalah salah satu yang memanfaatkan jalur pelabuhan sebagai pintu masuknya, karna dianggap lebih longgar dibanding lewat jalur darat dan udara," kata Kasmanto, Senin (30/9/2019).
Baca: Gerombolan Siswa Ikut Demo Teriakkan Yel-Yel Menyindir, Telah Matinya Akal Sehat Wakil Rakyat Riau
Baca: Antar TKI Ilegal ke Malaysia Sekaligus Jemput Narkotika Jenis Sabu-sabu, Warga Riau Ditangkap Polisi
Baca: Terindikasi Jadi Tempat Maksiat, Satpol PP Razia Beberapa Wisma dan Rumah Kos di Kepulauan Meranti
Lanjut Kasmanto, begitu juga kejahatan transnational crime lainnya seperti ilegal fishing, people smugling dan lain sebagainya.
Dengan kekuatan modal dan teknogi yang luar biasa yang dimiliki para pelakunya, seolah-olah cukup kontradiktif dengan kondisi yang dimiliki penegak hukum. Aksi mereka pun seakan tiada habisnya.
Selain itu, kejahatan konvensional menurutnya, juga perlu diantisipasi, karena cukup sering terjadi dan terkadang pelakunya terbilang sadis dan nekat.
Selain jambret dan curanmor, kejahatan lain yang perlu di telusuri yakni beberapa kejadian bom molotov yang sampai saat ini seolah-olah menemui jalan buntu dalam pengungkapannya.