Fakta di Balik Terpilihnya Puan Mahari Sebagai Ketua DPR RI, Partai Pemenang Pemilu sampai Suaminya

Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Puan Maharani ditetapkan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 209-2024.

Tribun Bali
Fakta di Balik Terpilihnya Puan Mahari Sebagai Ketua DPR RI, Partai Pemenang Pemilu sampai Suaminya 

Fakta di Balik Terpilihnya Puan Mahari Sebagai Ketua DPR RI, Partai Pemenang Pemilu sampai Suaminya

TRIBUNPEKANBARU.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Puan Maharani ditetapkan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 209-2024 dalam rapat paripurna DPR yang diadakan Selasa (1/10/2019) malam. 

Berikut Ini beberapa Fakta terkait terpilihnya Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.

1. Partai Pemenang Pemilu.

Pemilihan dan penetapan Puan sebagai Ketua DPR berbeda bila dibandingkan dengan pemilihan ketua DPR periode sebelumnya.

Bila pada periode sebelumnya pimpinan DPR dipilih dengan mekanisme paket oleh seluruh anggota DPR melalui voting, Puan bisa terpilih karena partainya menjadi pemenang Pemilu 2019.

Baca: OOTD Artis Anggota DPR, Krisdayanti vs Mulan Jameela, Begini Komentar Caren Delano

Menurut Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang sudah direvisi, pimpinan DPR berjumlah lima orang berasal dari partai politik peringkat lima besar dalam Pemilu 2019.

Karena itu, ketua dan wakil ketua DPR ditentukan secara internal oleh lima fraksi yang memiliki kursi terbanyak, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai NasDem.

Puan akan memimpin DPR bersama empat wakil ketua, yaitu Aziz Syamsudin dari Fraksi Partai Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra, Muhaimin Iskandar dari Fraksi PKB, dan Rahmat Gobel dari Fraksi Partai NasDem.

Dengan mengenakan kebaya merah, Puan bersama empat pimpinan DPR lainnya membacakan sumpah sebagai pimpinan DPR dipimpin Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali dalam rapat paripurna yang dipimpin pimpinan DPR sementara Abdul Wahab Dalimunthe dan Hillary Brigitta Lasut.

1. Serba pertama

Penetapan Puan sebagai Ketua DPR tersebut sekaligus menjadi sejarah baru bagi lembaga legislatif Indonesia, yaitu untuk pertama kali seorang politikus perempuan menjabat sebagai Ketua DPR.

Hal itu seolah melanjutkan tradisi serba pertama dalam trah politik Soekarno. Proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut menjadi presiden pertama Republik Indonesia.

Baca: Prediksi Zodiak Hari Ini Rabu (10/2/2019): Berhati-Hati dengan yang Kau Katakan Taurus (Video)

Anak perempuannya, Megawati Sukarnoputri, menjadi presiden perempuan pertama Republik Indonesia, dan kini cucu Sukarno, anak perempuan Megawati, menjadi Ketua DPR perempuan pertama.

Dalam pidato pertamanya sebagai Ketua DPR, Puan menegaskan, kepemimpinan DPR bersifat kolektif kolegial yang harus diwujudkan dengan membangun semangat kebersamaan, semangat kerja bersama, dan jiwa bergotong royong.

"Semangat gotong royong, dapat mengoptimalkan tugas dan fungsi kita sebagai wakil rakyat, dengan mengomunikasikan berbagai masukan, saran,dan dukungan dari segenap anggota Dewan yang berhimpun dalam fraksi-fraksi, komisi-komisi, serta berbagai alat kelengkapan DPR lainnya," kata dia. 

Puan juga mengingatkan seluruh anggota DPR bahwa mereka terpilih sebagai anggota legislatif berdasarkan proses pemilu yang demokratis.

Hasil Pemilu 2019 merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat, dan merupakan kewajiban konstitusional seluruh anggota DPR untuk melaksanakan hasil Pemilu melalui fungsi-fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran, pengawasan, dan memperjuangkan aspirasi rakyat.

Walaupun fungsi-fungsi DPR bisa berjalan secara dinamis, Puan mengajak seluruh anggota DPR untuk tidak terpecah belah dan kontraproduktif.

Baca: Inilah Daftar Nama 575 Anggota DPR RI 2019-2024 Beserta Bunyi Sumpah dan Janji Mereka

Dinamika dalam menjalankan fungsi-fungsi DPR harus tetap berlandaskan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Selain itu, mengutamakan kepentingan nasional, bangsa, dan negara.

Meskipun tetap harus kritis dalam melaksanakan prinsip demokrasi dan menjalankan mekanisme pemeriksaan dan penyeimbangan, Puan mengajak seluruh anggota DPR untuk tetap konstruktif dalam membangun peradaban demokrasi di Indonesia.

"Marilah kita jaga bersama kepercayaan yang telah diberikan rakyat tersebut melalui kerja keras, kerja cerdas, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan fungsi dan peran DPR yang dapat memenuhi aspirasi dan harapan rakyat," tutur dia. 

3. Dunia politik Puan Maharani

Puan merupakan anak perempuan dari Megawati Sukarnoputri dan Taufik Kiemas.

Dia bersinggungan pertama kali dengan dunia politik kira-kira saat duduk di bangku SMP, ketika ibunya mulai aktif kembali di dunia politik.

Ketika bersekolah di SMA, Puan semakin sering menyaksikan ibunya dalam kegiatan politik.

Ketika Megawati dicegah oleh rezim Orde Baru untuk masuk dalam struktur Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Puan menyaksikan langsung bagaimana perlakuan pemerintah terhadap ibunya.

Puan sempat berkenalan dengan dunia jurnalistik ketika kuliah di Jurusan Komunikasi Massa, Universitas Indonesia dan magang di majalah Forum Keadilan.

Aktivitas politik Puan dimulai ketika menjadi anggota DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia Bidang Luar Negeri pada 2006.

Baca: Pelajar SMP Tewas Setelah Dihukum Lari oleh Guru di Sekolah,Sempat Minta Izin Istirahat tapi Ditolak

Pada Pemilu 2009, Puan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif melalui PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali dan berhasil meraih suara terbanyak kedua di tingkat nasional, yaitu 242.504 suara.

Pada DPR periode 2009-2014, Puan duduk sebagai anggota Komisi VI dan Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP).

Sejak 2012, dia ditetapkan sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan menggantikan Tjahjo Kumolo.

Pada Pemilu 2014, politikus kelahiran Jakarta, 6 September 1973 itu kembali meraih suara terbanyak kedua tingkat nasional, yaitu 369.927 suara dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V.

Namun, Puan tidak lama menjadi anggota DPR karena kemudian diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Karier politik Puan sebagai Menteri cukup cemerlang, setidaknya dia "aman" dari perombakan kabinet yang beberapa kali dilakukan Presiden Joko Widodo.

Kecemerlangan karier Puan juga terlihat dari hasil Pemilu 2019 yang menyatakan dia sebagai peraih suara terbanyak tingkat nasional dengan perolehan suara 404.034 suara di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V

4. Pernah Jadi Wartawan Magang

Puan Maharani pernah berkuliah di Universitas Indonesia.

Ia memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) jurusan Komunikasi Massa.

Saat itu ia sempat menjalankan program magang sebagai wartawan muda di Majalah Forum Keadilan.

5. Puan Jadi Ibu Rumah Tangga

Foto pernikahan Puan Maharani
Foto pernikahan Puan Maharani (Tribuntimur)

Kehidupan rumah tangga Puan sangat tertutup.

Hingga kini tidak diketahui pasti kapan cucu Soekarno itu menikah dengan konglomerat Hapsoro Sukmonohadi.

Meski demikian, saat lulus kuliah, nama Puan tenggelam.

Ternyata ia memutuskan untuk menjadi Ibu rumah tangga.

Keputusannya itu ia ambil karena ingin fokus mengurus kedua anaknya Diah P.O.P Hapsari dan Praba D.C.K Soma

“Setelah lulus kuliah seperti kalian ini, idealisme saya cuma saya itu mau jadi istri dan punya anak-anak. Jadi ibunya anak-anak. Jadi waktu ditanya sama orang tua saya, mau jadi apa? Ya udah lah kerja yang ngga full time. Saya mau urus anak-anak dulu. Seperti orang pada umumnya, abis kuliah saya menikah," kata Puan Maharani seperti dikutip Tribunnews.com

Bahkan informasi soal kapan Puan Maharani ini menikah, tidak tercantum di wikipedia.

Namun dikutip dari wikipedia, hanya tercantum nama suami dan anak dari Puan Maharani.

Lalu, mengapa sang suami tak pernah tersorot kamera wartawan?

Suami Puan Maharani, Happy Hapsoro
Suami Puan Maharani, Happy Hapsoro (Tribun Bali)

Apakah Puan sengaja merahasiakan sosok sang suami dari media?

Atau sang suami yang malah enggan kehidupan pribadinya jadi konsumsi publik?

Dilansir dari Wikipedia, nama suami Puan Maharani adalah Hapsoro Sukmonohadi atau akrab dengan nama Happy Hapsoro.

Pernikahannya dengan Happy Hapsoro ini akhirnya dikaruniai dua buah hati yang sama-sama tak pernah terekspos media.

Puan memiliki anak yaitu Prabawa Diwangkara Caraka Putra Soma dan juga Diah Pikatan Orissa Putri.

Tak diketahui tanggal dan tahun Puan serta Happy Hapsoro menikah.

Namun foto pernikahan keduanya ini pernah tersebar di media.

Terlihat sang ibu, presiden ke-4 Megawati Soekarnoputri beserta sang ayah, Taufik Kiemas mendampingi pernikahan Puan.

Megawati mengenakan kebaya berwarna ungu.

Meski terlihat tertutup masalah kehidupan pribadi, tetapi nama suami Puan Maharani cukup dipertimbangkan di dunis bisnis Indonesia.

Happy merupakan seorang pebisnis yang tergolong sukses dan juga memiliki nama besar di Indonesia.

Ia adalah putra pengusaha properti dan jasa forwarding Bambang Sukmonohadi.

Dilansir dari Tribunnews, Happy membangun kondominium di kawasan bekas Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat yang bernama Blossom Residence.

Kawasan tersebut memiliki harga jual yang tergolong tinggi sehingga Happy dapat memperoleh pendapatan yang cukup tinggi dari kondominum tersebut.

Kedekatannya dengan kekuasaan membuat Bambang dan Happy pernah terkait dengan proyek pengadaan jet tempur Sukhoi asal Rusia. 

Proyek tersebut pun sempat diributkan di DPR RI.

Happy juga menggeluti bisnis minyak dan gas bumi serta memiliki perusahaan bernama Odira Energy Persada.

Pada perusahaan itu, dia menduduki kursi komisaris.

Perusahaan lain dikelolanya adalah operator hotel jaringan  merek Red Planet, PT Red Planet Indonesia Tbk dan PT Pusako Tarinka Tbk.

Pada perusahaan itu, dia menduduki kursi presiden komisaris.

Data dari Reuters, Happy juga pernah menduduki kursi Presiden Direktur PT Odira Energy Buana, Komisaris PT Prima Utama Mandiri, Direktur PT Vetira Prima Perkasa, Presiden Komisaris PT Rukun Raharja Tbk (penyedia jasa pelabuhan, operator pelabuhan di Bitung, penyuplai gas ke PLN, dan saham).

Juga Komisaris PT Meteor Mitra Mandiri, Direktur PT Pink Sport Indonesia, dan Presiden Komisaris PT Triguna Internusa Pratama (anak usaha PT Rukun Raharja Tbk).

PT Rukun Raharja Tbk sempat menjadi sorotan investor.

Fokus pada Politik dan Pemerintahan

Ketika suami lebih memilih fokus memimpin sejumlah perusahaan, maka Puan pun lebih memilih fokus membesarkan partai dan berkarier pada pemerintahan.

Saat duduk di DPR RI, Puan pernah berada pada Komisi VI, komisi yang bermitra dengan Badan Usaha Milik Negara, urusan perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah.

Di DPR RI, dia juga sempat menjabat Ketua Fraksi PDI Perjuangan menggantikan Tjahjo Kumolo yang telah menjabat selama sembilan tahun.

Cucu dari Presiden pertama RI Soekarno dan anak dari Taufiq Kiemas ini sudah mengenal dunia politik sejak usia sangat muda.

Dikutip dari Wikipedia.org, ia merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Indonesia dan ia meneruskan tradisi politik dalam keluarga Soekarno.

Masa kuliah Puan pada Universitas Indonesia FISIP Jurusan Komunikasi Massa berlangsung normal seperti mahasiswi lainnya.

Puan juga berkesempatan magang pada majalah Forum Keadilan dan merasakan tantangan dunia jurnalistik seperti mencari narasumber dan kesibukan di kantor menjelang cetak.(*)

*Fakta di Balik Terpilihnya Puan Mahari Sebagai Ketua DPR RI, Partai Pemenang Pemilu sampai Suaminya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved