Generasi Muda Wajib Tahu, Kemampuan Prajurit TNI Gagalkan Pencurian Data oleh KGB Rusia
Kemampuan prajurit TNI tak perlu diragukan lagi, sejarah mencatat seluruh prestasi mengagumkan bangsa tersebut.
Generasi Muda Wajib Tahu, Kemampuan Prajurit TNI Gagalkan Pencurian Data oleh KGB Rusia
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kemampuan prajurit TNI tak perlu diragukan lagi, sejarah mencatat seluruh prestasi mengagumkan bangsa tersebut.
Pada 1980 silam, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang dipimpin oleh Jenderal LB Moerdani menorehkan sejumlah prestasi yang membanggakan.
Salah satu prestasinya adalah keberhasilannya dalam membekuk agen dari intelijen Rusia yang sedang beraksi di Indonesia.
Sebaliknya, agen-agen KGB atau orang-orang Rusia yang sedang berada di Indonesia juga mendapat perhatian khusus dari Bakin.
Finenko mulai dimonitor secara ketat oleh Bakin, salah satu tekniknya adalah dengan penyadapan telepon, saat agen KGB itu mengontak sumbernya, yakni Letkol Susdaryanto
Sebagai perwira TNI AL yang bertugas pada Dinas Pemetaan Angkatan Laut, data-data kelautan yang bisa diakses Letkol Susdaryanto menjadi target yang sangat penting bagi KGB.
Susdaryanto, kendati merupakan perwira yang cerdas dan pernah disekolahkan di AS mudah direkrut KGB paling tidak karena dua alasan.
Pertama karena faktor uang dan kedua karena faktor karier.
Pasalnya, berkarya di Departemen Pemetaan membuat karier Susdaryanto tidak bisa berkembang sehingga memunculkan perasaan tidak puas.
Kondisi Susdaryanto ini ternyata diketahui betul oleh Finenko sehingga untuk merekrutnya tak butuh waktu yang lama.
Para personel Bakin mulai bergerak ketika penyadapan telepon yang dilakukan di rumah Susdaryanto di Tanjung Priok memberikan informasi bahwa Susdaryanto akan memberikan data penting bagi Finenko.
Data tersebut berupa dua rol film akan diberikan kepada Finenko yang menunggu di sebuah rumah makan di kawasan Jakarta Timur.
Diketahui pula oleh intel Bakin, Finenko akan segera pulang ke Rusia untuk liburan sehingga operasi penangkapan terhadap Finenko menjadi prioritas utama.
Sebagai manajer Aeroflot, Finenko tak memiliki kekebalan diplomatik sehingga bisa dikenakan penahanan di Indonesia.