Tribun WIKI
RITUAL Tolak Bala Ghatib Beghanyut di Riau Orang-orang Berpakaian Serba Putih Gemakan Kalimat Tahlil
Ritual Tolak Bala Ghatib Beghanyut di Riau tepatnya di Siak, orang-orang berpakaian serba putih gemakan kalimat tahlil di panggung Sungai Siak
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Selama itu, sudah banyak doa yang dipanjatkan.
jamaah yang semula berencana akan melanjutkan beratib sambil berjalan dari dermaga itu pun urung gara-gara rintik hujan kembali terasa lebat.
Obor-obor bambu yang disiapkan di Belantik tidak dapat dimanfaatkan.
jamaah pulang menggunakan bus yang disediakan Dinas Pariwisata Siak.
Ritual Tolak Bala Ghatib Beghanyut pun selesai.
Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>
Baca: Ratusan Mobil Dinas Pegawai Pemprov Riau Mangkrak 105 Hari, Belum Didistribusikan Pasca Idul Fitri
Baca: JADWAL dan Jam Operasional Bus Transmetro Pekanbaru, Koridor dan Harga Tiket Transmetro Pekanbaru
Baca: DUET Dua Mantan Anggota DPRD Riau pada Pilkada Kuansing 2020 Bakal Bersaing dengan Suhardiman Amby
25 Tahun Tidak Terlaksana
Tradisi Ritual Tolak Bala Ghatib Beghanyut sempat dilupakan masyarakat Siak.
Selama 25 tahun ritual ini tidak diselenggarakan.
Padahal ritual ini sudah menjadi kebiasaan sejal zaman kesultanan.
"Sempat terlupakan sejenak, yakni selama 25 tahun. Padahal, ini senjata dan perisai masyarakat Melayu dalam menolak segala bala," kata Ketua LAMR Siak Datuk Seri Wan Said.
Ia mengatakan, ghatib beghanyut pada zaman kesultanan disesuaikan dengan kejadian seperti adanya wabah penyakit kolera atau malaria, maka LAMR berinisiatif menggelar ghatib beghanyut.
Sedangkan kegiatan secara rutin dilaksanakan pada setiap bulan Safar.
"Ada ghatib beghanyut ada ghatib bejalan. Ghatib beghanyut dilaksanakan dengan perahu kecil atau sampan di sungai Siak, ghatib berjalan di laksaakan dengan jalan kaki di darat," kata dia.
Kedua ghatib itu dapat dilakukan sekaligus.