39 Mahasiswa Umri Lulus Uji Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan
Sebanyak 39 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) mengikuti uji kompetensi otomotif teknik kendaraan ringan jenjang III dan dinyatakan lulus.
Kemudian alat pengukur rem dan sebagainya.
"Dengan teknologi sekarang sebenarnya mahasiswa sudah sangat dimudahkan. Karena mereka tak lagi musti berhitam-hitam kena oli. Itulah sebabnya banyak pekerja bengkel sekarang yang seragamnya berwarna putih, abu-abu dan biru telur asin. Karena tak terlalu kotor lagi saat bekerja," ujar Ermansyah.
Setelah lulus uji kompetensi, mereka bisa memanfaatkan sertifikat yang telah diakui negara.
Sertifikat itu bahkan bisa dipakai untuk bekerja di luar negeri.
Karena kemampuannya dianggap telah kompeten dan terstandarisasi.
Selama uji kompetensi, peserta juga diajarkan untuk berwirausaha.
Hal ini dilakukan mengingat dunia usaha juga terbatas menerima tenaga kerja di bidang otomotif.
"Lewat uji kompetensi itu mereka didorong mampu menciptakan lapangan kerja sendiri," ungkapnya.
Menurut Ermansyah, jumlah angkatan kerja yang lulus dari sekolah hingga perguruan tinggi tiap tahunnya selalu besar.
Sementara, tenaga kerja di bidang teknik otomotif biasanya hanya menerima sekitar 50-an orang untuk seluruh diler di satu daerah.
Dengan berwirausaha, maka peserta dapat memanfaatkan sertifikat lulus uji kompetensinya untuk mandiri.
Misalnya, dengan membuka jasa bengkel panggilan.
Apalagi, dalam beberapa tahun kedepan prospek usaha otomotif masih bagus.
Tim penguji LSK, Sumarsono ST menjelaskan, penilaian akan dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) tentang alat dan mencari gangguan kerusakan di mobil.
Teori ada 50 poin. Kalau praktik yang diuji di antaranya terkait tune up, pengukuran emisi dan penggunaan alat scan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/uji-kompetensi-mahasiswa-umri.jpg)