Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

39 Mahasiswa Umri Lulus Uji Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan

Sebanyak 39 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) mengikuti uji kompetensi otomotif teknik kendaraan ringan jenjang III dan dinyatakan lulus.

Editor: Hendra Efivanias
Foto/Istimewa
UJI KOMPETENSI - Seorang mahasiswa Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) tengah menjalani uji kompetensi praktik, Rabu (30/10/2019). Ada 39 mahasiswa yang mengikuti kegiatan yang ditaja Umri setelah menerima beasiswa dari Kemendukbud ini. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sebanyak 39 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) mengikuti uji kompetensi otomotif teknik kendaraan ringan jenjang III KKNI, mulai tanggal 30-31 Oktober.

Setelah dua hari diuji, seluruh peserta akhirnya lulus dan dinyatakan kompeten.

Peserta uji kompetensi ini merupakan penerima beasiswa dari pemerintah pusat.

Proses uji dilakukan bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Kursus dan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Otomotif Teknik Kendaraan Ringan, Ermansyah SPd, MM menjelaskan, uji kompetensi ini diberikan untuk peserta didik yang telah menjalani masa belajar 200 jam.

Setelah itu hasil pembelajaran dievaluasi dengan uji kompetensi.

"Biasanya evaluasi dilakukan secara internal dulu. Contohnya oleh Umri kepada mahasiswanya. Kemudian evaluasi dilakukan oleh LSI," katanya.

Sistem ujian dilakukan secara teori dan praktik. Untuk ujian teori sudah menerapkan sistem online.

Syarat dan Tata Cara Serta Alur Pendaftaran CPNS 2019 di sscasn.bkn.go.id

Dimana, peserta dapat menjalaninya lewat komputer maupun ponsel android.

Dalam sesi ini peserta diperhadapkan dengan 50 butir soal pilihan ganda.

Selanjutnya, peserta menjalani ujian praktik.

Khusus peserta di jenjang III ini, mereka baru masuk tahap uji menganalisa bukan memperbaiki.

Di sini mereka boleh mengganti suku cadang kendaraan jika mengalami kerusakan.

Guru Mata Pelajaran Ikut Pelatihan Modul II Program Tanoto Foundation di Siak Riau

Saat praktik, mereka akan mengoperasikan sejumlah mesin.

Seperti elektric fuel injeksi.

Kemudian alat pengukur rem dan sebagainya.

"Dengan teknologi sekarang sebenarnya mahasiswa sudah sangat dimudahkan. Karena mereka tak lagi musti berhitam-hitam kena oli. Itulah sebabnya banyak pekerja bengkel sekarang yang seragamnya berwarna putih, abu-abu dan biru telur asin. Karena tak terlalu kotor lagi saat bekerja," ujar Ermansyah.

Setelah lulus uji kompetensi, mereka bisa memanfaatkan sertifikat yang telah diakui negara.

Sertifikat itu bahkan bisa dipakai untuk bekerja di luar negeri.

Karena kemampuannya dianggap telah kompeten dan terstandarisasi.

Selama uji kompetensi, peserta juga diajarkan untuk berwirausaha.

Hal ini dilakukan mengingat dunia usaha juga terbatas menerima tenaga kerja di bidang otomotif.

"Lewat uji kompetensi itu mereka didorong mampu menciptakan lapangan kerja sendiri," ungkapnya.

Menurut Ermansyah, jumlah angkatan kerja yang lulus dari sekolah hingga perguruan tinggi tiap tahunnya selalu besar.

Sementara, tenaga kerja di bidang teknik otomotif biasanya hanya menerima sekitar 50-an orang untuk seluruh diler di satu daerah.

Dengan berwirausaha, maka peserta dapat memanfaatkan sertifikat lulus uji kompetensinya untuk mandiri.

Misalnya, dengan membuka jasa bengkel panggilan.

Apalagi, dalam beberapa tahun kedepan prospek usaha otomotif masih bagus.

Tim penguji LSK, Sumarsono ST menjelaskan, penilaian akan dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) tentang alat dan mencari gangguan kerusakan di mobil.

Teori ada 50 poin. Kalau praktik yang diuji di antaranya terkait tune up, pengukuran emisi dan penggunaan alat scan.

"Misalnya multy taster untuk mengukur tekanan. Bagaimana mereka memanfaatkan alat itu dengan baik dan benar. Termasuk tahapan-tahapannya agar hasil perbaikan sesuai standar," kata Sumarsono.

Ketua Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Kaprodi Teknik Otomotif Umri, Jusnita ST, MT menjelaskan, 39 peserta itu merupakan mahasiswa Prodi Teknik Otomotif. Peserta adalah penerima beasiswa pemerintah.

Sebelumnya, TUK Teknik Otomotif mensosialisasikan adanya beasiswa.

Kemudian mereka didorong mendaftarkan diri dengan menyerahkan KTP dan KK. Syaratnya mereka minimal mahasiswa semester 3.

"Sebelumnya ada 50 pendaftar. Sementara beasiswa yang tersedia 40 orang. Setelah diseleksi, satu orang tak lulus karena faktor umur," kata Jusnita.

Sebelumnya, mahasiswa telah dilatih dari Toyota.

Materinya terkait yang akan diuji.

Baik teori maupun praktik. Karena itu Jusnita mengaku optimis peserta dalam uji kompetensi ini lulus semua.

Karena mereka tinggal mengulang apa yang diajarkan di bangku kuliah dan praktik saat pelatihan.

Sugeng Heriyanto, Brand Learning Ambassador Toyota menjelaskan bahwa pihaknya telah melatih mahasiswa untuk persiapan mengikuti uji kompetensi.

Dimana, materi yang dibutuhkan saat uji kompetensi itulah yang diberikan.

Materinya itu, kata Sugeng, punya standar yang sama. Artinya tinggal mengarahkan mahasiswa bagaimana cara-cara yang kompeten dalam uji kompetensi. "Kita lihat apakah sudah standar atau tidak. Jika belum standar baru diarahkan lagi. Sehingga saat ujian mereka benar," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved