KKB Papua Menggila & Makin Brutal, Tembaki Pesawat Warga Sipil, Ada 7 Penumpang Salah Satunya Bayi
Kontak senjata anggota TNI dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua belakangan kerap terjadi di Papua.
Pilot Michael Cumming (WN Australia) dan CoPilot Purwanto Condro Usodo (WNI) dengan mengangkut 7 orang penumpang terdiri dari 5 orang Dewasa, 3 orang anak-anak dan 1 orang bayi.
Pesawat berangkat pada pukul 06.30 WITA dari bandara Moses Kilangin Timika menuju ke Lapter Beoga Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua.
Pada pukul 08.00 Wita saat pesawat akan landing, penumpang berteriak bahwa pesawat ditembak, sementara penumpang yang lain melihat sekelompok OTK di darat melakukan serangan tembakan senjata api ke arah pesawat maupun ke arah warga yang berada di sekitar Lapangan Terbang (Lapter).
Pesawat berhasil mendarat dalam keadaan aman, Pilot dan penumpang segera turun dari peswat guna mencari perlindungan.
Pasukan TNI-Polri yang sedang berjaga-jaga di sekitar Lapter segera memberikan perlindungan sambil membalas tembakan.
Pilot-Copilot beserta penumpangnya berhasil diselamatkan dan diamankan ke Pos Koramil Beoga yang letaknya tidak jauh dari Lapter.
Laporan dari CoPilot Purwanto Condro Usodo bahwa suara tembakan masih terdengar hingga pukul 12.00 WIT. Namun laporan dari TKP bahwa tidak ada korban jiwa atas insiden tersebut.
Termasuk tidak ditemukan adanya kerusakan akibat bekas tembakan pada pesawat. Situasi dan kondisi sudah berhasil dikuasai oleh aparat keamanan TNI-Polri.
Saat laporan ini diterima aparat keamanan masih siaga, sementara pesawat diamankan di Lapter Beoga, rencana penerbangan kembali ke Timika akan dilaksanakan besok setelah diyakinkan situasi benar-benar aman".
Dalam postingan ini juga tersemat video tentang pengakuan dari Co-Pilot Pesawat yang mengalami penyerangan dari anggota KKB Papua.
"Tanggal 20 Desember, saya Kapten Chondro beserta dengan Kapten Mike, PK No 2 Siera Romeo yang terbang dari Timika ke Bioga.
Membawa sembilan jiwa dengan lima dewasa dan empat anak-anak. Tiba final di Bioga, kami mendapat tembakan.
Kami tidak mendengar ada tembakan ini, hanya kesaksian dari penumpang dibelakang, seorang ibu-ibu yang mengatakan bahwa dia melihat dari bawah ada tembakan.
Setelah itu kami landing seperti biasa, turun barang, turun penumpang. Selang setengah jam, bercerita ibu itu ada tembakan di bawah, dan disusul ada dua atau tembakan jam delapan pagi.
Berlangsung terus hingga pukul 12 kurang sedikit berlangsung terus. Kita betul membuat pertahanan.
