Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Benarkah KKB Papua Bunuh 13 Prajurit TNI? Kapuspen TNI Bongkar Fakta dan Propaganda Mereka

Kebenaran kabar yang menyebut kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua berhasil membunuh 13 prajurit TNI, akhirnya terungkap

Editor: Muhammad Ridho
Kolase Tribun Jambi dan Kompas.com/Kristian Erdianto
Ilustrasi: Kabar KKB Papua Ngaku Bunuh 13 Prajurit TNI Ternyata Bohong, Kapuspen TNI Bongkar Propaganda Mereka 

Benarkah KKB Papua Bunuh 13 Prajurit TNI? Kapuspen TNI Bongkar Fakta dan Propaganda Mereka

Menurut Aiptu Rukur, segala teror kekejaman KKB Papua cuma mengganggu pemerintah dan pembangunan di Papua

Bahkan, menurut Aiptu Rukur, KKB Papua tak disukai masyarakat asli Papua 

===

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kebenaran kabar yang menyebut kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua berhasil membunuh 13 prajurit TNI, akhirnya terungkap

Kebenaran kabar ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi

Melansir dari unggahan instagram resmi Puspen TNI, Minggu (22/12/2019), Kapuspen TNI menyatakan bahwa berita itu tidak benar.

Kapuspen TNI dengan tegas menyebut kabar itu merupakan bentuk propaganda KKB Papua.

Di dalam penjelasannya, Sisriadi juga membandingkan sistem di TNI dengan KKB Papua

Menurutnya, berbeda dengan KKB Papua yang merupakan organisasi liar, institusi TNI tidak mungkin menutup-nutupi informasi.

"TNI bukan organisasi liar seperti KKB. TNI adalah organisasi besar yang dikelola dengan sistem manajemen modern yang terpadu.

Data individu personel TNI dicatat secara tertib.

Perubahan data dilakukan secara periodik, sehingga pimpinan TNI dapat mengetahui kondisi setiap prajurit yang termutakhir (up to date)" ujar Sisriadi saat dimintai konfirmasi oleh beberapa awak media di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Sisriadi menyebut sistem itulah yang membuat para prajurit TNI di daerah penugasan bisa dengan cepat diketahui keadaannya

Jadi, tidak mungkin prajurit TNI yang gugur bisa ditutup-tutupi

"Setiap pimpinan TNI di semua tingkatan tidak mungkin menyembunyikan data prajuritnya yang meninggal dunia, baik di asrama, di rumah sakit, apalagi prajurit yang gugur di medan tugas pertempuran.

Sekarang adalah era keterbukaan. Setiap prajurit TNI memiliki identitas lengkap dan tidak mungkin bisa disembunyikan.

Manakala seorang prajurit TNI sakit di tempat penugasan, keluarga di kampung halaman akan segera tahu." ujar Sisriadi

Sisriadi lalu membandingkannya dengan KKB Papua

Menurutnya, KKB Papua sangat memungkinkan menyembunyikan anggotanya yang tewas

"Kalau KKB sangat mungkin menyembunyikan data tentang anggota mereka.

Sebagaimana kita ketahui bersama, mereka adalah organisasi liar yang tidak punya data keanggotaan, asal-usul dan keluarganya tidak jelas.

Berapa pun korban di pihak mereka, tidak akan ada yang mempertanyakan." tambah Sisriadi

Di akhir keterangannya, Sisriadi kembali menegaskan kalau kabar KKB Papua telah membunuh 13 prajurit TNI adalah berita bohong dan merupakan bentuk propaganda

"Dapat dipastikan, bahwa pernyataan Gusby Waker tentang korban TNI oleh KKB adalah berita bohong dan merupakan bentuk propaganda.

Kalau ada media yang mempublikasikan kebohongan itu tanpa konfirmasi ke institusi TNI, profesionalitas jurnalistiknya patut dipertanyakan" tutup Sisriadi.

2 Prajurit Kopassus Gugur Ditembak KKB Papua

Sebelumnya, dua prajurit Kopassus gugur dalam baku tembak melawan KKB Papua

Kekejaman KKB Papua menjadi awal mula gugurnya 2 prajurit Kopassus, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri dan Serda Rizky

Hal ini berdasarkan kronologi yang diungkapkan oleh Pusat Penerangan TNI melalui akun instagram resminya @puspentni, Rabu (18/12/2019)

Menurut unggahan tersebut, tragedi ini berawal saat beberapa kali masyarakat Sugapa yang sedang melaksanakan persiapan perayaan Natal mendapat gangguan keamanan dari KKB Papua

Para KKB Papua ini menunjukkan kekejamannya dengan cara intimidasi, kekerasan fisik, perampokan, pemerkosaan dan perampasan serta penjarahan harta benda

Dan diduga KKB Papua yang melakukan aksi ini adalah pimpinan Lekagak Telenggen, yang sebelumnya pernah menembak tiga tukang ojek pada Oktober 2019 silam

"Satgas Gakum TNI bersama Polri sebelumnya beberapa kali mendapat informasi dari warga masyarakat Sugapa bahwa warga masyarakat yang sedang melaksanakan persiapan perayaan Natal mendapat gangguan keamanan berupa intimidasi, kekerasan fisik, perampokan, pemerkosaan dan perampasan serta penjarahan harta benda yang dilakukan oleh KKB, diduga adalah pelaku penembakan terhadap tiga tukang ojek pada bulan Oktober 2019" tulis akun @puspentni

Menindaklanjuti hal tersbeut, Satgas Gakum TNI bersama Polri langsung melakukan pengamanan di lokasi-lokasi yang diduga menjadi basis KKB Papua

Ternyata benar, pada saat melakukan patroli terjadi baku tembak antara Satgas Gakum TNI-Polri vs KKB Papua

Pada saat baku tembak itulah mengakibatkan dua prajurit TNI gugur yaitu Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky

Satgas Gakum TNI bersama Polri lantas melakukan pengejaran dan terus memperketat keamanan

"Pada saat melaksanakan patroli keamanan, terjadi kontak tembak yang mengakibatkan dua prajurit TNI gugur yaitu Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky,

Pasca kontak tembak, Satgas Gakum TNI-Polri terus melakukan pengejaran untuk menangkap kelompok kriminal bersenjata yang melarikan diri ke dalam hutan dan memastikan terjaminnya keamanan masyarakat menjelang perayaan Natal" tutup akun akun @puspentni.

Kronologi kejadian lebih rinci dijelaskan oleh pihak keluarga Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar

Melansir dari Tribun Medan dalam artikel 'Detik-detik Gugurnya Prajurit Kopasus Lettu Erizal Sidabutar, Ditembak saat Menyelamatkan Anggotanya', hal ini diceritakan oleh Aiptu Rukur, ayah almarhum Lettu Erizal

Aiptu Rukur menceritakan, ia mendapat informasi kalau anaknya tertembak saat berusaha menarik tubuh anggota lain

"Dari cerita kawan-kawannya, dia ini mau menolong Rizky. Serda Rizky ini anggotanya, orang Kalibata (Jakarta Selatan-red).

Sudah duluan kena tembak. Jadi, pas mau menolong anggotanya yang tergeletak, mungkin mau dia tarik, dia tertembak juga. Dia ini Danru," ungkap Aiptu Rukur.

Aiptu Rukur mengatakan, rencananya jenazah almarhum tiba di Tanoh Dairi dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sidikalang.

"Jenazah almarhum sudah dievakuasi dari dalam hutan, sudah berada di Timika.

Rencana besok baru mau diberangkatkan ke Cengkareng.

Tadi sudah teleponan dengan saudara kita di sana. Katanya, enggak ada pesawat ke Jakarta hari ini. Cuaca buruk," pungkas Aiptu Rukur

Di samping itu, Aiptu Rukur juga memberi pesan kepada KKB Papua yang menembak mati putranya

Aiptu Rukur mengatakan ikhlas atas kepergian Erizal.

Ia mengaku sama sekali tidak menaruh dendam kepada para KKB Papua

"Ini memang yang pertama kalinya dia (Erizal-red) diturunkan ke daerah konflik.

Saya tidak dendam dengan KKB. Saya ikhlas.

Saya juga sudah tandatangani persetujuan waktu dia menjadi anggota TNI, saya lepas, dia sudah anak negara," kata Aiptu Rukur.

Justru sebaliknya, Aiptu Rukur memberi pesan kepada KKB Papua agar segera bertobat dan kembali ke NKRI

"Harapan kami pada negara, supaya KKB ini ditumpas.

Bagi yang belum tertangkap, cepat-cepatlah bertobat dan tunduk pada NKRI," imbuhnya.

Menurut Aiptu Rukur, segala teror kekejaman KKB Papua cuma mengganggu pemerintah dan pembangunan di Papua

Bahkan, menurut Aiptu Rukur, KKB Papua tak disukai masyarakat asli Papua 

"KKB ini kerjanya mengganggu pemerintahan dan pembangunan di sana.

Minta-minta uang sama pemborong-pemborong.

Masyarakat Jawa yang berhasil berdagang di sana, dikompas.

Ini saya tahu dari anggota yang sudah pulang dari sana.

Di Papua, KKB ini tidak disukai oleh masyarakat asli Papua juga," ujarnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved