Umri Gelar Lokakarya Jelang Membuka Prodi Baru, Fokus pada Kedokteran Lingkungan
Mubarak meminta dukungan FK Unri, pengurus IDI dan Direktur RSUD Arifin Achmad, Dinas Kesehatan dengan jejaringnya bisa membantu terbentuknya prodi
Penulis: Hendra Efivanias | Editor: Sesri
PEKANBARU - Sejumlah akademisi, praktisi kesehatan dan beberapa pihak mengikuti lokakarya draf visi, misi dan kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) di Hotel Pangeran, Sabtu (28/12/2019).
Ketua Tim dr Taswin Yacob dalam sambutannya menjelaskan, rencana pendirian program studi (Prodi) Kedokteran Umri ini sudah ditanamkan sejak periode pertama Mubarak menjadi Rektor Umri.
Hal ini menjadi salah satu niat yang muncul dari warga Muhammadiyah.
Tapi dulu sempat terkendala karena akreditasi Umri masih C. Kemudian di tahun 2015, Umri telah terakreditasi B. Namun, muncul hambatan baru.
Dimana, untuk membentuk Prodi di Umri, harus ada pembimbing dan pembina yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran (FK) yang telah berjalan dan terakreditasi A.
Beberapa waktu lalu, ternyata FK Universitas Riau (Unri) telah terakreditasi A.
"Setelah saya tanya ke pak dekan, ternyata FK Unri bisa membantu melahirkan FK di Umri. Kemudian langsung dibuat perjanjian kerjasama," tutur Taswin.
Dalam perjalanannya, sosialisasi sudah dilakukan. Mulai dari pimpinan daerah seperti Gubernur, DPRD, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kepala Dinas Kesehatan dan lain-lain.
Bahkan mereka sudah memberikan rekomendasi pendirian FK di Umri. Rekomendasi itu termasuk didapat dari Pemkab Bengkalis.
"Lokakarya ini merupakan bagian yang tak terpisahkan. Karena untuk menetapkan kurikulum harus melibatkan semua stakeholder. Mulai yang umum maupun stakeholder yang khusus di internal Muhammadiyah," tuturnya.
Karena itu diharapkan semua stakeholder itu berperan untuk "menghamili" agar Prodi Umri cepat lahir. Kemudian, kurikulum dapat tersusun melalui lokakarya ini.
Ketika memberi materi dalam sesi pertama lokakarya, Taswin juga memaparkan draf visi bagaimana Umri ingin mewujudkan Prodi Kedokteran berlandaskan Islam dan Kemuhammadiyahan yang unggul di bidang kedokteran lingkungan tahun 2030 di Sumatera.
"Fokus ke kedokteran lingkungan karena di Riau ini kerap terjadi kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan, dokter-dokter yang dihasilkan oleh Umri mampu mengatasi masalah kesehatan akibat persoalan lingkungan yang terjadi itu," tuturnya.
Sementara itu, Dekan FK Unri, Prof Dr dr Dedi Afandi DFM Sp FM (K) yang mewakili Rektor Unri merasa mendapat kehormatan karena dipercaya untuk membidani FK di Umri.
Saat ini, sudah ada draf kurikulum. Kemudian, lewat lokakarya ini diharapkan kurikulum yang telah matang disusun oleh tim bisa lebih lengkap lagi. Karena akan ada masukan dari sejumlah pihak yang hadir.
"Jika ada lagi yang dibutuhkan dalam upaya pembentukan Prodi Umri ini, Unri dengan senang hati akan membantu," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Umri, DR Mubarak MSi, Fakultas Kedokteran ini dibentuk oleh Umri dan Unri. Karena terbentuknya fakultas kedokteran ini termasuk atas dorongan Dekan FK Unri.
Jumlah dokter di Indonesia berdasarkan rasio memang sudah terpenuhi. Namun, yang belum terpenuhi adalah penyebarannya. Karena banyak dokter spesialis banyak terkumpul di pusat kota. Padahal yang membutuhkan penanganan kesehatan paling banyak di daerah.
Karena itu, Muhammadiyah yang ada hingga di tingkat ranting diharapkan turut membantu penyebaran dokter-dokter yang nantinya akan dihasilkan oleh Prodi Kedokteran Umri sampai ke daerah pelosok.
Rektor juga menekankan, draf visi misi dan kurikulum yang telah disusun itu diharapkan mampu menyelesaikan masalah di masyarakat.
"Mudah-mudahan jika visi misi dan kurikulum ini selesai, Prodi Kedokteran Umri dapat segera dibuka," kata Rektor.
Mubarak meminta dukungan FK Unri, pengurus IDI dan Direktur RSUD Arifin Achmad, Dinas Kesehatan dengan jejaringnya bisa membantu terbentuknya prodi hingga fakultas kedokteran di Umri.
Terkait fokus pada kedokteran lingkungan, Mubarak beralasan bahwa dalam mendirikan satu Prodi, pihaknya melandaskan pada keinginan memberi manfaat pada daerah.
"Kami melihat masalah yang sering dialami terkait dengan lingkungan. Seperti Karhutla dan banjir. Ini berdampak pada kesehatan," tuturnya.
Karena itu Umri terdorong membangun pendidikan yang kurikulumnya diarahkan pada kedokteran yang mampu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat terkait lingkungan.
Sementara itu, Wakil Rektor I Umri, Sri Fitria Retnawati SSi MT menjelaskan, setelah lokakarya adalah finalisasi proposal. Kemudian akan ada pelatihan untuk calon dosen.
Untuk biomed 10 orang lalu untuk spesialis 26 orang. Itu yang dipersiapkan ke proposal.
Di samping itu, pihaknya juga telah menyampaikan rencana pendirian Prodi ini ke kementerian dan PP Muhammadiyah.
"Rencana awal adalah membentuk Prodi dulu. Nantinya dibawah FMIPA dan Kesehatan. Selanjutnya nanti akan diusulkan pembentukan Fakultas. Karena di Umri sudah ada Prodi Keperawatan dan Prodi Farmasi," kata dia. (rls)