Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tahun Baru 2020

TEROMPET Sepi Pembeli di Pekanbaru, Pengrajin Terompet Berbisnis Burung, Ternyata Ini Penyebabnya

Terompet sepi pembeli di Pekanbaru jelang tahun baru 2020, maka pengrajin terompet kini berbisnis burung, ternyata ini penyebabnya

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Nasuha Nasution
TEROMPET Sepi Pembeli di Pekanbaru, Pengrajin Terompet Berbisnis Burung, Ternyata Ini Penyebabnya 

TEROMPET Sepi Pembeli di Pekanbaru, Pengrajin Terompet Berbisnis Burung, Ternyata Ini Penyebabnya

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Terompet sepi pembeli di Pekanbaru jelang tahun baru 2020, maka pengrajin terompet kini berbisnis burung, ternyata ini penyebabnya.

Biasanya setiap pergantian tahun, bisnis jual terompet menjadi bisnis yang menjanjikan.

Namun dalam tiga tahun terakhir bisnis ini sudah tidak menjanjikan lagi.

Minat masyarakat sudah berkurang menggunakan terompet.

Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat khususnya umat Islam bahwa meniup terompet itu bukan budaya Islam dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Selain itu, juga adanya informasi tentang kanker mulut akibat meniup terompet, namun belum ada penjelasan secara medis.

Ini berdampak pada pengrajin yang selama ini memanfaatkan moment akhir tahun untuk membuat dan menjual terompet sebagai tambahan usahanya.

Yanto warga gang Ros Jalan Hangtuah Pekanbaru ini misalnya, pada akhir tahun 2019 menyambut tahun baru 2020 hanya sedikit memproduksi terompet, karena sepinya peminat.

"Kalau sekarang cuma buat sedikit, harapannya malam tahun baru ada yang beli, kalau dilihat dari tahun-tahun sebelumnya memang sepi peminat," ujar Titi istri Yanto yang ditemui Tribunpekanbaru.com di kediamannya Selasa (31/12/2019).

Menurut Titi, jika berkaca pada sebelum-sebelumnya, biasanya menghabiskan terompet di musim pergantian tahun mencapai 3000 buah terompet.

Namun saat ini dalam tiga tahun terakhir untuk menjual 100 buah saja sudah susah.

"Kalau biasanya 3.000 buah bisa dijual biasanya habis, tapi sekarang memang sepi peminat, kami cuma diminta penjual 30 buah terompet, itupun belum tentu laku," jelas Titi.

Saat ini karena bisnis terompet todak menjanjikan lagi, keluarga Titi beralih menjalani bisnis dengan menangkar burung murai.

Suaminya saat ini fokus pengembangbiakan murai dan anaknya dijual.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved