Gizi Buruk di Riau
STORY - KISAH Keluarga Kurang Mampu di Riau yang Anaknya Alami Gizi Buruk, Sang Ibu hanya Pasrah
Perawakan bocah berumur lima tahun ini seperti seorang anak berumur 2 tahun. Jauh berbeda dari umur sebenarnya. Perut si anak juga terlihat buncit
Penulis: Ikhwanul Rubby | Editor: Nolpitos Hendri
Nurlaiza mengaku saat ini masih bimbang dan khawatir dengan tumbuh kembang anaknya.
Ia khawatir tidak bisa menyekolahkan anaknya dengan kondisi ekonomi keluarganya seperti ini.
Dirinya juga khawatir anaknya di cemooh oleh teman seumurannya karena tumbuh pendek.
Selain itu Nurlaiza juga khawatir anaknya dimasa depan sulit mendapat pekerjaan dengan kondisi tubuhnya seperti itu.
Ia berharap pemerintah bisa sedikit meringankan keluarganya dan memberi harapan bagi Fakri bisa mengenyam pendidikan tinggi.
"Kami memohon sekali ada perhatian pemerintah membiayai pendidikan Fakri sampai kuliah sehingga anaknya bisa mendapatkan kerja layak dan tidak dicemooh orang," ungkapnya sambil terisak.
Kepala Desa Ranah Singkuang, Kamarudin mengaku benar ada kasus Stunting di desa yang di pimpinnya.
Namun dirinya menampik jumlah anak yang terkena stunting sebanyak 155 anak.
"Itu tidak benar. Kita sudah mendata seluruh warga, hanya ada 2 anak balita saja yang mengalami stunting di kampung kami," katanya.
Kamarudin menuturkan pendataan stunting dilakukan 2018 lalu saat pemerintah kabupaten mulai memperhatikan permasalahan stunting.
Ia mengaku penanganan masalah stunting dilakukan bersama tenaga kesehatan dan memanfaatkan anggaran dana desa.
"Hanya dua balita saja kita tangani untuk masalah stunting," katanya.
Namun demikian Kamarudin meminta waktu untuk mendata ulang terkait kasus stunting di desanya.
Keluarga Kurang Mampu dan Gizi Buruk di Riau - Tribunpekanbaru.com / Ikhwanul Rubby.