Awalnya Tertawa Kini Sudah Tak Bernyawa, Begini Video Detik-detik Pawang Ular Digigit Kobra

Video seorang warga yang bermain ular king kobra atau ular tedung kemudian meninggal usai dipatok beredar di media sosial.

Editor: Muhammad Ridho
youtube@madanelyas
Pawang ular bernama Norjani atau Nek Tadong tewas setelah digigit ular king kobra. Peristiwa itu terjadi di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar). 

Awalnya Tertawa Kini Sudah Tak Bernyawa, Begini Video Detik-detik Pawang Ular Digigit Kobra

Ular itu disebut-sebut jenis king kobra, berukuran cukup besar, berwarna dominan hitam dan bagian kepala agak kuning serta bintik di bagian tubuhnya.

===

TRIBUNPEKANBARU.COM - Video seorang warga yang bermain ular king kobra atau ular tedung kemudian meninggal usai dipatok  beredar di media sosial.

Peristiwa itu dibenarkan oleh Kapolsek Toho Iptu Dede Hasanudin, Senin (27/1/2020).

Toho merupakan kecamatan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

"Benar memang ada warga yang juga diduga pawang ular yang dipatok ular dan akan dimakamkan hari ini, namanya Norjani alias Nek Tadong warga Desa Pak Utan, Toho," ujarnya.

Namun ia belum dapat memastikan kronologis kejadian dan waktu pasti peristiwa tersebut terjadi.

Diduga peristiwa itu terjadi di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).

Pawang Ular Tewas Dipatuk Ular_1
Atraksi pawang ular dengan seekor ular King Kobra diduga terjadi di Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah Kalbar, diupload akun facebook Anokta Bertus. Pawang meninggal dunia usai dipatok.

"Kita juga baru dapat informasi pagi ini, dan anggota sedang menuju ke sana, untuk memastikan kronologi kejadian dan penyebab meninggalnya pawang ular tersebut," kata dia.

Dalam video dan foto yang diupload akun facebook Anokta Bertus, awalnya seorang pria yang diduga pawang tampak piawai bermain dengan ular king kobra.

Hingga terlihat di video, sang pawang dipatok beberapa kali namun sang pawang tetap riang gembira bermain dengan ular, tanpa mengindahkan rasa sakit akibat patokan ular yang ada di tangannya.

Ular itu disebut-sebut jenis king kobra, berukuran cukup besar, berwarna dominan hitam dan bagian kepala agak kuning serta bintik di bagian tubuhnya.

Masih dari foto dan video akun facebook yang sama, selang beberapa waktu dari usai dipatok, sang pawang mulai tampak lemah hingga ia melepas ularnya.

Akhirnya dari video lainnya pawang tampak tengah didudukkan dan sedang mendapat perawatan.

Dan foto lainnya menunjukkan sang pawang terbujur kaku sudah meninggal dunia diduga akibat patokan ular.(*)

Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa

Terkena gigitan ular berbisa sangat berbahaya. Racun pada ular bahkan bisa menyebabkan kematian.

Apalagi, bagi Anda yang kerap melakukan pekerjaan di tempat rawan munculnya ular.

Ancaman gigitan ular pun semakin tinggi, seperti di lokasi tambang, sawah, dan hutan.

Lokasi rawan itu pun akan menyulitkan untuk mendapatkan pertolongan dari tim medis.

Terlebih jika di sana tak ada satu orang pun yang bisa menolong.

Melansir dari Kompas.com, saat terkena gigitan ular dan sedang sendirian, sebaiknya tak boleh melakukan pergerakan.

Hal ini disampaikan pakar gigitan ular dan toksikologi Tri Maharani.

 

Jika berlari, bisa ular justru akan menyebar ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, lebih baik posisi tubuh langsung dibaringkan.

Saat tubuh berbaring, bisa ular akan tetap berada di sekitar bagian tubuh yang digigit (lokal).

Artinya, bisa ular itu tak akan menyebar secara sistemik.

Ada perbedaan di antara ular weling, ular welang, dan ular cincin emas.
Ada perbedaan di antara ular weling, ular welang, dan ular cincin emas. (Kolase Tribun Jabar (Wikimedia Commons via Kompas.com dan monaconatureencyclopedia.com))

Posisi ini justru akan memembuat metabolisme tubuh mengeluarkan sendiri racun dari tubuh.

Tri Maharani pun mengutip penjelasan dari buku panduan WHO.

Saat racun masih ada pada fase lokal, dalam dua sampai tiga hari racunnya sudah keluar.

"Kalau ada di fase lokal, (bisa) keluar dengan sendirinya. Minimal observasi 24-48 jam. Jadi, kalau tergigit dan hanya sendiri, nggak bisa kemana-mana, dalam 2-3 hari sudah keluar (racunnya),” kata Tri Maharani.

Nah, agar memastikan racunnya sudah keluar, perlu diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan.

Ada perbedaan gejala dari setiap jenis racun dari bisa ular.

Pertama, gigitan ular king kobra, ular laut, dan ular weling menghasilkan racun neurotoksin.

Gejala yang timbul adalah rasa kantuk.

Mata akan sulit dibuka karena otot kelopak mata lumpuh, pita suara pun ikut lumpuh, dan sesak nafas.

Kedua, ular tanah, ular hijau berekor merah, dan ular picung menghasilkan racun hemotoksin.

Gejalanya berupa pendarahan. Mulai dari mimisan, air mata darah, kencing darah, hingga kotoran darah.

Ketiga, ada pula racun sitotoksin yang gejalanya berupa pembengkakan di bagian tubuh yang terkena gigitan.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular mengandung racun sitotoksin ini adalah kobra India.

Keempat, gejala dari racun miotoksin yakni rasa nyeri para otot.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular beracun miotoksin adalah ‘bothrops moojeni’ atau dikenal Brazilian lancehead snake.

Nah, jika semua gejala itu berhenti, maka kondisi tubuh sudah mulai membaik.

“Kalau semua gejala itu tidak ada, berarti kondisinya sudah mengalami perbaikan. Kalau di rumah sakit sudah lebih enak, tapi kalau terpaksa sendirian di tengah hutan nggak bisa kemana-mana," kata Tri Maharani.

Namun, perlu diingat penangangan diri sendiri ini bisa dilakukan saat racun masih beredar di daerah lokal gigitan ya.

Jika, racun itu sudah menyebar secara sistemrik ke seluruh tubuh, hanya serum anti bisa ular yang bisa menolongnya.

“Kita kan banyak yang kerja di hutan, tambang, dan sawah. Jadi, korban gigitan ular nggak perlu mencari pertolongan, tapi dia yang dicari sama penolongnya,” ujar Tri Maharani.

Tentang Ular Weling

Pada vlog-nya yang diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!', Panji Petualang menjelaskan lebih jauh tentang ular weling.

Perlu diketahui, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.

Menurut Panji Petualang, ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.

"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.

Di antara ular Elapidae, ular weling termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.

"Di antara jenis elapidae, mmang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bugnarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.

Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan.

Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.

Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melakukan gigitan.

"Namun ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.

Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yakni ular laut.

"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun merek asulit ditebak," katanya.

Selain itu, Panji Petualang pun mengungkapkan, terkait serum antibisa untuk gigitan ular berbisa.

Menurutnya, di Indonesia baru ada antibisa jebolan Biofarma, yakni Biosave Polivalen.

Menurutnya, antibisa itu bisa mengobati gigitan ular weling, ular tanah, dan ular kobra.

"Bisa mengobati gigitan dari bungarus, yaitu welang atau weling, gigitan ular tanah, gigitan ular kobra," ujar Panji Petualang.

Namun, untuk ular berbisa lainnya seperti king kobra, Panji Petualang menyebut tak ada obatnya.

"Dan beberapa ular berbisa lainnya seperti king kobra dan lain-lain tidak bisa diobati dengna antibisa tersebut," katanya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Video Detik-detik Ular Tedung atau Ular King Kobra Gigit Orang, Sang Pawang Tewas

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved