Timbulkan Kesan Tidak Baik, Pemkab Inhil Wacanakan Bongkar Pujasera Kelapa Gading
Pemkab Inhil mewancanakan akan membongkar Pujasera Kelapa Gading, karena kini cenderung berubah menjadi lokasi prostitusi.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Keberadaan Pujasera Kelapa Gading menjadi perhatian serius dan menjadi pembahasan utama dalam rapat koordinasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hilir (Inhil) bersama Forum Komunikasi Ulama Umara Kabupaten Inhil.
Keberadaan tempat yang seharusnya menjadi Pusat Jajan Selera Rakyat (Pujasera) sesuai namanya, ternyata telah beralih fungsi dan kini diduga menjadi tempat maksiat.
Bupati Inhil, HM Wardan menilai, keberadaan Pujasera telah menjadi image yang tidak baik bagi daerah, sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat terhadap tempat yang berada di Jalan Soebrantas, Tembilahan, tersebut.
“Saya harap hal-hal yang sudah kita bahas ada tindak lanjutnya. Kalau perlu nanti kita turun bersama, kalau itu memang sudah tidak layak lagi, lebih baik kita bongkar,” tegas Wardan saat memimpin rapat di aula Kantor Bupati Inhil di Jalan Akasia Nomor 1 Tembilahan, Selasa (28/1) lalu.
Hal senada dikatakan Ketua PC Muslimat NU Inhil, Hj Zulaikhah Wardan. Menurutnya, kaum laki–laki juga harus mendapat pembinaan untuk menghentikan praktik prostitusi itu, dan tidak hanya kaum wanita yang diberi pembinaan.
Zulaikha menilai, perempuan adalah korban dan penjaja karena terhimpit kondisi ekonomi, sehingga kalau tidak ada pembeli, mereka pasti akan tutup.
“Jangan salahkan perempuan saja dalam hal ini, kepada para bapak atau laki-laki disentuh, diberi penyuluhan agar tidak mau membeli perempuan-perempuan itu,” tutupnya.
Berbagai isu berkembang di masyarakat jadi pembahasan dalam rapat koordinasi ini untuk segera ditindaklanjuti. Dalam rapat ini, Bupati juga menerima gagasan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah di awal tahun 2020.
Rapat berlangsung interaktif dengan banyaknya saran yang baik didapat dari peserta rapat. (odi)