Dalam Perawatan, Begini Kondisi Terakhir Pasien Suspek Virus Corona di Rumah Sakit Eka Hospital
Dalam Perawatan, Begini Kondisi Terakhir Pasien Suspek Virus Corona di Rumah Sakit Eka Hospital
TRIBUNPEKANBARU.COM- Masih menjalani perawatan, beginilah kondisi terakhir pasien supek virus corona di Rumah Sakit Eka Hospital, Cibubur.
Pasien tersebut menjalani perawatan intensif dan dalam pengawasan.
Ia masuk poli klinik rumah sakit pada hari Rabu 29 Januari 2020.
Selanjutnya dipindahkan ke ruangan isolasi dan dalam perawatan 24 jam penuh.
Setelah melewati serangkaian perawatan tersebut perkembangan terbarunya diungkapkan oleh pihak rumah sakit.
Pasien suspek Virus Corona tersebut dinyatakan negatif terinfeksi Virus Corona.
Director of Corporate Customer Relation Eka Hospital James Carlos mengatakan, saat ini pasien masih menjalani perawatan intensif di ruang perawatan regular rumah sakit tersebut.
"Pasien dinyatakan negatif terinfeksi Novel Corona Virus, dan mendapat perawatan lebih lanjut untuk pemulihan fisik. Saat ini kondisi pasien semakin stabil dalam pemantauan tim dokter spesialis," kata James dalam keterangannya, Senin (3/2/2020).
Adapun pasien itu awalnya masuk poli klinik Eka Hospital Cibubur di Kota Wisata, Kabupaten Bogor, pada Rabu (29/1/2020) lalu.
Kemudian, pasien langsung ditangani di ruang isolasi rumah sakit.
Selama di ruang isolasi, pasien dirawat dan dipantau selama 24 jam oleh Tim Dokter spesialis.
Baca juga: Kemenkes Pastikan Belum Ada Kasus Penularan Virus Corona di Indonesia
"Hasil pemeriksaan laboratorium atas pasien suspek Novel Corona Virus dari Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Sabtu, 1 Februari 2020, pasien dinyatakan negatif terinfeksi Novel Corona Virus," ujar James.
Dihimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit jika terdapat gejala demam dan gangguan pernapasan yang mengarah pada kecurigaan adanya penyakit pneumonia, terutama jika baru saja kembali berpergian dari luar negeri.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati sebelumnya memastikan hingga saat ini belum ada kejadian penularan virus corona di Indonesia.
"Di Indonesia hingga kini belum ditemukan kasus terinformasi (penularan) virus corona," ujar Widyawati.
Widyawati mengatakan, hal itu berdasarkan observasi terhadap sejumlah laporan dugaan kasus penularan yang disampaikan beberapa rumah sakit.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menjelaskan observasi yang dimaksud.
Hingga Senin, sudah ada 34 spesimen (sampel) yang dikirim dari 22 rumah sakit.
"Ke-34 spesimen itu terdiri dari 7 Warga Negara Asing (WNA) dan 27 WNI. Semuanya Alhamdulillah negatif. Sudah dilakukan cek ulang berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium ini," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan data WHO hingga Minggu (2/2/2020), tercatat sebanyak 14.557 kasus penularan virus corona di seluruh dunia. Selain itu, ada 304 korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus ini.
Dalam Kondisi Sehat
Kondisi terkini, inilah perkembangan WNI yang menjalani proses observasi di Natuna.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati.
Dikatakannya sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, dan tengah berada di Natuna dalam kondisi sehat.
Menurut dia, seluruh WNI tersebut sudah menjalani pemeriksaan pada Senin (3/2/2020) pagi.
"Sampai dengan pagi ini, seluruh WNI dan tim penjemput telah diperiksa (dan) dalam kondisi sehat," ujar Widyawati dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Widyawati mengatakan, Kemenkes bersama TNI dan instansi terkait sudah menyediakan tempat tinggal yang memadai bagi seluruh WNI selama masa karantina di Natuna.
Selain itu, disediakan pula fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pendukung.
"Ada logistik untuk mendukung kegiatan harian mereka agar semua dapat beraktivitas normal setiap harinya," ungkap Widyawati.
Ia menambahkan, meski seluruh WNI ini sudah lolos proses screening kesehatan oleh pemerintah China, mereka akan menjalani screening kesehatan ulang di Natuna.
"Hal ini sesuai dengan proses standar kesehatan dunia untuk memastikan kembali kondisi kesehatan mereka," tutur Widyawati.
Sebelumnya, Pesawat Batik Air jenis Airbus 330-300 yang menjemput WNI di Wuhan, China telah tiba di tanah air, Minggu (2/2/2020) pagi.
Sebanyak 238 warga yang terdiri dari 237 WNI dan 1 WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, berhasil dibawa ke Tanah Air dalam penerbangan itu.
Namun jumlah ini berbeda dari rencana awal yang disampaikan.
Sedianya, pesawat berbadan besar ini disebut akan menjemput 245 WNI yang ada di Provinsi Hubei, China, dan sekitarnya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, 7 orang WNI tersebut memiliki alasan dan kendala masing-masing sehingga tidak ikut dipulangkan ke Indonesia.
"Pada proses menjelang kepulangan, terdapat 4 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok karena alasan keluarga dan 3 WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang," seperti dikutip dari keterangan tertulis tersebut.
14 Hari di Observasi
Update WNI yang diobservasi terkait Virus Corona.
Mereka akan dilakukan observasi selama 14 hari kedepan untuk memastikan virus corona.
WNI ini baru saja dievaskuasi dari China oleh pemerintah Indonesia.
Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia dari Wuhan China, kini sudah ditempatkan di hanggar pesawat Lanud TNI Raden Sadjad Ranai Natuna.
Mereka akan menjalani observasi selama 14 hari.
Yang pertama kita tetap memperlakukan para WNI yang di evakuasi dari Wuhan sebagai orang sehat, karena mereka sudah melalui proses cek kesehatan sebelumnya. Mereka bukan tahanan, jadi mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Kemenkes mematuhi protokol yang sudah di tentukan, bahwa penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 14 hari, yang berarti sejak masuknya virus ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala adalah 1 sampai 14 hari.
Kemenkes meyakinkan jika dalam 14 hari tidak muncul gejala sama sekali, maka diyakini kalau mereka tidak mengidap virus corona ini.
Untuk lebih jelas nya simak sambungan skype dengan Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan - Dokter Achmad Yurianto, di Lanud TNI Raden Sadjad Ranai, Natuna dan Direktur Eijkman Institute For Molecular Biology - Prof Amin Soebandrio di Banda Aceh.(*)
