Healthy Food
Video: Awas! Reaksi Penggunaan MSG yang Berlebihan
"Amannya 10 mg per kg berat badan," ujar dia dalam konferensi pers "Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan".
Awas! Reaksi Penggunaan MSG yang Berlebihan
TRIBUNPEKANBARU.COM- Monosodium Glutamate (MSG) adalah penyedap rasa yang biasanya ditambahkan pada makanan.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) memasukkan MSG dalam klasifikasi bahan makanan yang “secara umum dianggap aman”, penggunaan zat aditif itu tetaplah kontroversial.
Pro dan kontra penggunaan bumbu penyedap rasa, salah satunya Monosodium Glutamate (MSG) dalam makanan sehari-hari, para ahli kesehatan membeberkan sederet hal yang bisa menjadi pertimbangan Anda.
Batas aman konsumsi MSG
Ketua Umum PDGKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia), Prof. dr. Nurpudji A. Taslim mengatakan, penggunaaan bijak menjadi salah satu kunci agar konsumsi MSG tidak berdampak buruk untuk kesehatan.
"Amannya 10 mg per kg berat badan," ujar dia dalam konferensi pers "Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan".
Jadi, seseorang dengan berat badan 60 kilogram sebaiknya tak mengonsumsi penyedap rasa lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Secara kimiawi MSG berbentuk bubuk kristal putih mirip garam atau gula, yang mengombinasikan sodium dan asam glutamik.
Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak Anda, yang berfungsi merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.
Beberapa orang mengklaim MSG menyebabkan glutamat yang berlebihan di otak dan stimulasi sel-sel saraf yang berlebihan.
Peningkatan aktivitas glutamat di otak Anda dapat menyebabkan kerusakan dan dosis besar MSG dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah.
Namun, diet rendah glutamat seharusnya memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada otak Anda, karena tidak dapat melewati struktur pembatas pembuluh darah dengan sistem batas darah-otak yang berperan sebagai pelindung otak dari racun atau patogen.
Reaksi yang Dapat Terpicu Akibat MSG
MSG telah digunakan sebagai aditif makanan sejak lama.
Berbagai laporan mengenai reaksi yang dapat terpicu oleh MSG dikenal sebagai gejala kompleks MSG, antara lain:
- Tubuh menjadi lemas
- Kulit menjadi merah
- Tekanan atau rasa kencang pada wajah
- Berkeringat
- Mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar di bagian tubuh tertentu, misalnya leher dan wajah
- Detak jantung yang cepat
- Nyeri dada
- Sakit kepala
- Mual.
Beberapa peneliti menyebut, MSG juga bisa menyebabkan serangan asma pada individu rentan.
Sebuah studi yang melibatkan 32 orang menemukan, sebanyak 40 persen partisipan mengalami serangan asma setelah mengonsumsi MSG dalam dosis besar.
Namun, penelitian serupa lainnya tidak menemukan hubungan antara asupan MSG dan asma
Bijak gunakan MSG
Menurut Nurpudji, agar bijak menggunakan penyedap rasa, Anda bisa mempertimbangkan makanan yang akan disantap.
Jika dalam makanan itu kandungan glutamatnya banyak, maka MSG sebaiknya tak perlu digunakan.
Sejumlah makanan diketahui mengandung glutamat alami antara lain: keju, susu, jamur, daging sapi dan ikan.
Selain itu, umumnya MSG ditemukan pada makanan yang diolah sehingga Anda sebaiknya membatasi atau bahkan menghindarinya.
Jika pola makan Anda sudah sehat, Anda tidak perlu khawatir dengan asupan MSG.(*)