Kematian Ashraf Sinclair Dicurigai Karena Alat Ini, Latihan CrossFit Tak Aman,Bisa Lumpuhkan Jantung
Dicurigai Jadi Penyebab Kematian Ashraf Sinclair, Ternyata Latihan CrossFit Memang Tak Aman, Pernah 'Bunuh' Pelatih Kebugaran
@rindu_dju: "RIP..itu d sebutin alat nya buat jantng nya bekerja lbh ...auto mikir apa alat ini penyebab nya? Huft...tp balik lagi umur d tgn Tuhan.. semoga d terima amal ibadny."
Berdasarkan pantauan Sosok.ID, hingga kini masih belum diketahui apakah alat yang digunakan Ashraf dalam berolahraga menjadi sebab kematiannya atau bukan.
Namun, seperti diketahui, selain rajin menggunakan stimulator sit up, Ashraf juga gemar melakukan gym dan latihan CrossFit.
Melansir Kompas.com, Ashraf sendiri merupakan co-founder di klub CrossFit pertama di Indonesia yang bernama CrossFit Equator.
CrossFit sendiri merupakan olahraga yang mengombinasikan latihan cardio, gymnastic, dan olympic weightlifting.
Profesor terapi fisik dari Regis University Denver Amerika Serikat Eric Robertson menyatakan, latihan CrossFit dapat membahayakan kesehatan.
Ia bahkan mengaku sangat terkejut dengan tingginya angka kasus rabdomiolisis pada pelaku latihan CrossFit.
Rabdomiolisis biasanya disebabkan oleh latihan berlebihan, dan dapat memicu kerusakan atau gagal ginjal.
Kondisi rabdomiolis, terang dia, yaitu ketika otot terlalu lelah bekerja dan jaringan mulai hancur, sehingga mioglobin dan produk dalam serat otot pun terlepas ke dalam aliran darah.
Selain berisiko gagal ginjal, rabdomiolis juga dapat menyebabkan ritme jantung tidak teratur, hingga meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian.
"Rabdomiolisis merupakan kondisi yang buruk dan berpotensi fatal dari hasil dari penghancuran sel otot. Dalam kondisi yang ekstrem, otot dapat meledak dan mati," ujar Robertson, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Robertson, sudah banyak kejadian dimana pelaku CrossFit mengalami kerusakan tubuh karena latihan angkat beban yang terlalu keras.
Ironisnya, sejumlah pelaku dan pelatih latihan ini menyadari hal itu, namun tetap melakukannya.
"Sayangnya, pelaku CrossFit yang mengalami kondisi tersebut kerap disalahkan karena latihan yang tidak seuai dengan porsi. Padahal, fakta pengawasan pelatih terhadap pelaku sangat lemah mengingat banyaknya peserta dalam satu kelas CrossFit," jelasnya.
CrossFit bahkan disebut telah membunuh sejumlah instruktur yang melakukannya.