Nyaris Jadi Korban Sandera KKB OPM, Guru SD Ini Ternyata Disangka Mata-mata Aparat
KKB OPM mengira tiga guru itu merupakan mata-mata TNI dan Polri. Sebab itu mereka berusaha untk menyandera mereka.
Akibat serangan dari KKB pimpinan Egianus Kogoya yang membabi buta, akhirnya baku tembak dengan aparat pun tak terhindarkan.
Kontak tembak itu terjadi sekitar 10 menit. Setelah kondisinya kembali kondusif, masyarakat melaporkan ada dua orang warga yang menjadi korban.
Diduga, warga tersebut terkena tembakan dari peluru nyasar saat sedang berhamburan mencari perlindungan.
"Satu orang laki-laki bernama Yosman Wasiangge dilaporkan mendapat luka tembak di punggung, dan satu orang perempuan bernama Waslina Tabuni menderita luka tembak di bagian leher. Kedua korban segera dievakuasi untuk mendapat perawatan di Puskesmas Kenyam, namun nyawa Waslina Tabuni tidak dapat diselamatkan oleh tim medis," ujar Dax.
Setelah insiden tersebut, personel TNI dan Polri masih disiagakan di lokasi kejadian untuk mengantisipasi gangguan keamanan.
Namun demikian, kondisi saat ini sudah berangsur kembali kondusif.
Sebelumnya, KKB OPM nyaris menyandera tiga guru sekolah dasar (SD) Inpres Baluni, Kampung Jagamin, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua.
Ketiga guru SD tersebut selamat dari upaya penyanderaan puluhan anggota KKB.
Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan membenarkan insiden itu.
Ketiga guru tersebut sudah ditangani pihak kepolisian.
"Ketiganya sedang ditangani pihak kepolisian," kata Pio singkat melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/2/2020).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, insiden itu terjadi pada Selasa (18/2/2020).
Ketika itu, sekitar 50 anggota KKB memasuki Kampung Jagamin mencari masyarakat non-Papua.
Mereka pun menemukan tiga guru SD Inpres Baluni yakni, Eustakhius Lefteuw, Agustinus Sere, dan Bonifantura Pakairuru.
KKB hendak membawa ketiganya sebagai sandera.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/egianus-kogoya-pimpinan-kkb-opm.jpg)