Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waspada Demam Berdarah, Seorang Anak di Meranti, Riau Meninggal Akibat DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali memakan korban jiwa di Kepulauan Meranti, Riau.

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Ilham Yafiz
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
Waspada DBD 

Waspada Demam Berdarah, Seorang Anak di Meranti, Riau Meninggal Akibat DBD

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali memakan korban jiwa di Kepulauan Meranti, Riau.

Seorang anak di Kelurahan Selatpanjang Timur, Kecamatan Tebingtinggi dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Terkait korban DBD ini Camat Tebingtinggi, Rayan Pribadi mengatakan bahwa anak tersebut sempat menjalani perawatan di RSUD Kepulauan Meranti selama dua hari.

Korban meninggal dunia pada Jumat (7/3/2020) lalu.

"Yang menjadi korban DBD itu siswa yang bersekolah di SDN 2 Selatpanjang. Menurut dokter info dari keluarga, rata- rata yang terserang DBD berasal dari sekolah yang sama, kita belum cek apakah sekolah tersebut berada dekat daerah yang kumuh atau berdekatan dengan TPS," pungkas Rayan.

Untuk informasi rinci dari meninggalnya anak tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan lengkap dari pihak dinas Kesehatan Kepulauan Meranti.

Sebelumnya pada 1 November 2019 lalu DBD juga mengakibatkan warga Kecamatan Tebingtinggi tepatnya di Desa Banglas menjadi korban keganasan yang diakibatkan virus Dengue ini.

Menyusul kasus yang terus bertambah, Camat Tebingtinggi, menginstruksikan kepada seluruh lurah dan kepala desa untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan guna membasmi sarang nyamuk. Selain itu meminta kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

"Makanya kita jangan terlena dengan isu Corona tapi kita lupa dengan persoalan DBD. Dari data di RSUD yang kita konsultasi bersama dengan bupati yang lebih mengancam nyawa itu adalah TBC dan DBD," kata Rayan.

Dikatakan STBM adalah bagian dari upaya pemerintah menjawab masalah dan antisipasi penyakit Demam Berdarah yang saat ini meningkat.

Adapun pola hidup STBM itu meliputi tidak buang air sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengaturan limbah cair di perumahan dan makan minum yang sehat bagi keluarga.

"Kita seakan lupa dengan pola hidup yang sehat. Untuk itu kita minta
pola hidup STBM diterapkan dan kita akan menggalakkan itu," ujarnya.

Terkait dengan kebersihan lingkungan, Camat akan memanggil seluruh lurah dan kepala desa agar budaya gotong royong ini kembali digalakkan lagi.

"Kita akan panggil seluruh lurah dan kepala desa beserta para RT dan RW untuk dilakukan penyuluhan insentif kepada keluarga dan melakukan semangat gotong royong setiap Minggu. Saya minta warga saya menyikapi sampah dan sebaran virus nyamuk itu serius dan jangan setengah-setengah karena ini berhubungan dengan nyawa," kata Rayan

Selain itu Camat meminta kepada para orang tua untuk cepat tanggap dan cemas dengan persoalan indikasi jika terjadi demam tinggi.

"Dengan kasus DBD sekarang yang
menjadi merajalela kita minta kepada orang tua untuk cepat tanggap dan mohon dicek darahnya. Karena
anak yang mengalami panas lebih dari dua hari tidak ada jaminan juga itu adalah demam biasa. Kita seringkali melihat setelah anak dinyatakan demam tiga hari baru dibawa ke RSUD," ujar Rayan.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes Kepulauan Meranti Muhammad Fahri mengatakan bahwa lokasi yang paling terdampak di Kepulauan Meranti berada di Selatpanjang tepatnya di Desa Alah Air.

"Itu adalah daerah endemis, yang dengan kata lain paling terdampak terhadap DBD," ungkap Fahri.

Secara umum dikatakan Fahri terjadi peningkatan signifikan terhadap jumlah DBD tahun ini dari tahun kemarin.

Walaupun demikian Fahri mengatakan, kendati jumlahnya meningkat drastis namun belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penderita DBD masih menyebar dan tidak meningkat secara signifikan di satu lokasi.

"Jumlah tersebut masih dibawah indeks rasio, kenapa tidak dijadikan KLB, karena tidak satu lokasi, jadi penyebarannya masih merata di Meranti," ujar Fahri.

Senada dengan Camat, Fahri juga mengimbau kepada masyarakat untuk membiasakan hidup bersih melalui pribadi dan lingkungannya.

"Pastikan bahwa tempat kita bersih, lingkungan kita terbebas dari sampah dan selokan-selokan juga. Sekaligus upaya kita lakukan saya yakin ini bisa memutuskan rantai penyebaran nyamuk," tuturnya.

( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved