Berita Riau
BUAYA Serang Warga Inhil Saat Menjala Udang, Kisah Dramatis Yanto Berhasil Lepas dari Gigitan Buaya
Buaya serang warga Inhil Riau bernama Yanto saat menjala udang di sungai untuk kebutuhan sehari-hari
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nolpitos Hendri
BUAYA Serang Warga Inhil Saat Menjala Udang, Kisah Dramatis Yanto Berhasil Lepas dari Gigitan Buaya
TRIBUNPEKANBARU.COM, INDRAGIRI HILIR - Buaya serang warga Inhil Riau bernama Yanto saat menjala udang di sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Begini kisah dramatis Yanto yang berhasil lepas dari gigitan buaya hingga berhasil selamat walau mengalami luka gigitan di lengannya.
Yanto (27) berusaha melepaskan diri dari terkaman buaya yang mengigit bagian tangan kanannya.
Akhirnya usaha Yanto membuahkan hasil untuk lolos dari terkaman buaya, dengan sisa tenaga yang ada Yanto pun mengayuh sampan yang dinaikinya menuju tepian sungai.
Yanto yang merupakan warga Terusan Kempas, Kecamatan Gaung ini mungkin tidak menyangka aktifitasnya menjala udang pada pagi itu hampir membuatnya kehilangan nyawa.
Selasa (10/3) sekitar pukul 07.00 WIB, Yanto pergi seorang diri menggunakan sampannya untuk menjala udang di Parit Balil, Desa Terusan Kempas, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Setelah sampai di tempat tujuan, tanpa disadari Yanto langsung diterkam buaya pada saat menjala udang.
Kapolres Inhil AKBP Indra Duaman, S.IK melalui Kasubag Humas Polres Inhil AKP Warno membenarkan kejadian naas ini.
“Setelah berhasil lolos dan menepi, Yanto langsung pergi ke rumah saudaranya untuk meminta pertolongan,” ujar AKP Warno.
AKP Warno menambahkan, akibat terkaman buaya ini, Yanto mengalami luka robek di bagian tangan sebelah atas dengan ke dalaman 6 cm dan mendapatkan 40 jahitan.
“Saat ini korban dirawat di UPT Puskesmas Kuala Lahang, Kecamatan Gaung,” pungkas AKP Warno.
Buaya Serang Warga Sungai Batang
Seekor buaya serang warga Sungai Batang Indragiri Hilir Riau saat mau mandi, akibatnya betis dan paha Marwan mengalami luka robek.
Masyarakat Desa Pesanggrahan, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Inhil heboh setelah serangan buaya terhadap seorang warga bernama Marwan tersebut.
Marwan (70) seorang warga RT 04 Desa Pasenggrahan, Kecamatan Sungai Batang diserang predator air ini saat dirinya hendak mandi di sungai dekat pelabuhan pada Rabu (19/2/2020).
Akibat serangan tersebut, kaki kanan di bagian betis dan paha Marwan mengalami luka robek yang serius dan mendapatkan beberapa kali jahitan dari tim medis setempat.
Seorang warga setempat membenarkan serangan buaya yang menimpa Marwan.
Bahkan menurut pria bernama Muamar tersebut, saat ini masyarakat sedang memburu keberadaan buaya yang telah menyerang Marwan.
“Kita waspada, semoga tidak ada lagi korban berikutnya. Hampir tiap hari warga melihat penampakan buaya di wilayah Sungai Batang dalam beberapa bulan Ini,” tuturnya saat dikonfirmasi awak media via sambungan seluler.
Berbagai fakta di atas, pria yang juga tenaga pengajar di Sungai Batang ini mengimbau warga Kecamatan Sungai Batang dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Khususnya bagi anak-anak yang biasa mandi di Sungai Benteng, harus lebih waspada lagi,” imbaunya.
Gadis 10 Tahun di Riau Nyaris Dimangsa Buaya
Gadis 10 tahun di Riau nyaris dimangsa buaya, sang ibu nekat buka mulut buaya yang menggigit anaknya.
Tanggal 19 September 2019, sekitar pukul 17.00 WIB, merupakan saat tak terlupakan bagi Jumiati (45), karena hari itu terjadi peristiwa yang hampir merenggut nyawa putri tercintanya.
Peristiwa yang tak disangka-sangka tersebut adalah terkaman buaya di Sungai Buluhala, kecamatan Sungai Sembilan, pada Kamis (19/9/2019).
Putrinya yang masih berusia 10 tahun bernama Patimah Putri (10), nyaris saja tewas, akibat terkaman buaya, namun berkat dirinya yang bergulat dengan buaya, akhirnya Patimah bisa selamat dari maut.
Jumiati menceritakan aksi heroik dirinya yang berhadapan secara langsung dengan buaya penunggu Sungai Buluhala, demi selamatkan sang anak.
Awalnya, seperti hari-hari biasanya di musim kemarau, dirinya dan keluarga baik mandi dan mencuci dilakukan di Sungai Buluhala.
Memang tidak pernah terpikirkan olehnya, bahwa Patimah akan menjadi incaran hewan yang diduga berjenis Buaya Katak.
Tepatnya, pada Kamis sore saat dirinya bersama anak perempuannya mencuci pakaian sekaligus mandi di Sungai Buluhala tersebut.
Saat itu dirinya dan anak perempuanya tersebut memang tidak berdekatan, namun jaraknya tidaklah jauh hanya sekitar 5 Meter saja.
Saat tengah asyik membilas pakaian bersama anaknya, tiba-tiba kejadian naas tersebut terjadi.
Buaya penunggu sungai Buluhala tersebut menerkam tangan anaknya, dan menyeret nya ke dalam sungai.
"Sempat berteriak, dan saya segera mendatangi anak saya. Saya sempat memanggil anak saya, namun tidak ada jawaban, dan saya liat ke dalam sungai dan anak saya sudah dibawa buaya namun tertahan karena ada tunggul," sebutnya.
Melihat hal tersebut, tanpa menunggu lama, Jumiati langsung loncat ke dalam sungai untuk menyelamatkan sang anak.

Namun saat dikejar, buaya pun hilang ke dasar sungai bersama anaknya.
Tak sampai disitu, Jumiati pun ikut menyelam sambil memanggil anaknya.
Kondisi air yang tak terlalu dalam, membuat dirinya bisa menemukan buaya yang menerkam anaknya tersebut.
Dirinya pun berlari ke arah buaya tersebut, melihat anaknya masih digigit oleh buaya tersebut, Jumiati pun sempat menginjak punggung buaya, namun gigitan buaya tak kunjung lepas.
"Ya sempat ada perlawanan jugalah dari buaya, seperti mencakar saya dan mengibaskan ekornya, namun saya tetap bertahan untuk menyelamatkan anak saya. Karena tak mau melepaskanya, saya injak punggung nya dan saya buka mulut buaya tersebut dengan tangan kosong, saya tarik keatas mulutnya. Alhamdulliah lepas," imbuhnya.
Setelah anaknya lepas dari gigitan buaya, Jumiati pun menyuruh anaknya untuk naik kedarat.
Setelah berada di darat, ia pun melepaskan buaya tersebut.
"Saat melepaskan buaya tu, masih juga mengejar anak saya kedarat, namun karena sudah jauh, buaya pun kembali ke sungai kemudian kabur," ucapnya,
Berhasil menyelamatkan anaknya dari gigitan buaya, juamati pun mengendong anaknya yang sudah mengalami luka robek di bagian tangan dan pundak menuju rumah untuk diobati.
Jarak rumahnya menuju sungai tersebut, sekitar 100 meter, dan Jumati mengendong anaknya yang menangis kesakitan akibat terkaman buaya tersebut.
"Alhamdullah saat saya berjalan mengendong anak saya, ada anak saya yang besar namaya Along dan membantu saya untuk membawanya ke tim medis terdekat," terangnya.
Dirinya mengaku, rasa takutnya hilang melihat anaknya di terkam buaya, yang ada di benaknya hanya anaknya harus selamat dari terkeman buaya.
Jumaiti berharap, buaya yang sudah meresahkan masyarakat sekitar tersebut bisa ditangkap dan dipindahkan, karena sudah meresahkan.
Lebih lanjut dijelaskanya, meskipun selamat, namun Patimah mengalami luka gigitan disekujur tubuhnya akibat serangan buaya, seperti dibagian punggung, tangan, dan pundak.
Dirinya punterluka di bagaian kaki akibat gigi buaya dan bagaian dada terkena cakaran.
Sementara, Along yang merupakan abang Korban, kejadian mengerikan itu terjadi, di Rt 20 Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai.
Along mengaku disejumlah aliran sungai Buluhala memang dikenal banyak terdapat buaya.
Buaya-buaya tersebut selama ini tidak menggangu orang, dan dalam dua tahun ini mulai menggangu, dan sudah meresahkan.
"Kita berharap Pemerintah dan pihak-pihak terkait segera mengatasi permasalahan tersebut. Hal itu dikhawatirkan menyusul korban lainya. Kita tidak mau ada korban lain, karena keberadaan buaya ini sudah meresahkan warga," pungkasnya.
Buaya Masuk Pemukiman di Riau
Warga di Desa Tanjung Darul Takzim Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau geger karena kemunculan buaya.
Kemunculan buaya beberapa waktu yang lalu itu juga semakin meresahkan masyarakat karena tidak hanya sekedar muncul tapi telah sampai ke daerah pekarangan rumah warga.
Kepala Desa Tanjung Darul Takzim, Basri Rasid ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa buaya telah membuat resah warganya yang memang bertempat tinggal di tepian sungai.
Dirinya juga mengatakan buaya bahkan sempat memangsa hewan ternak masyarakat dan hewan lainnya.
Basri menduga seringnya buaya muncul di perairan dekat permukiman warga karena kesulitan mendapatkan makanan di habitat aslinya sehingga kelaparan dan mencari makanan sampai ke permukiman warga.
Di sisi lain, kemunculan buaya tersebut mulai menimbulkan kecemasan warga yang selama ini beraktivitas di sungai, seperti mencari ikan dan merakit tual sagu.
Mereka khawatir makin banyak buaya berkeliaran dan akan menyerang.
Pasalnya buaya jenis muara itu baik yang berukuran sedang maupun berukuran besar kerap menampakkan diri.
"Kemunculan buaya sudah sangat meresahkan.Tidak hanya menampakkan diri di permukaan air tapi buaya juga sudah berada di perkarangan rumah warga dan mengejar hewan ternak seperti angsa dan itik," ungkap Basri Senin (20/1/2020).
Selain hewan ternak, Basri mengatakan buaya juga memangsa hewan lain seperti anjing dan monyet.
"Selain itu buaya yang lapar juga memangsa anjing dan monyet yang berkeliaran. Waktu itu warga juga hampir menjadi mangsa namun selamat," kata Basri.
Dirinya berpesan kepada warga agar tetap waspada saat beraktivitas di luar rumah terutama saat berada di tepian sungai.
"Saya meminta kepada warga untuk tetap waspada dalam beraktivitas di sungai, karena kita tidak tahu kapan buaya itu muncul karena tiba- tiba saja dia bisa muncul dan menyerang," kata Basri lagi.
Dikatakan Basri bahwa pihaknya sangat dilema menghadapi persoalan ini, ketika akan melakukan penangkapan terhadap buaya, disisi lain buaya muara tergolong satwa yang dilindungi.
"Kita juga dilema, ketika warga bertindak dengan menjala buaya akan timbul persoalan lain, karena buaya jenis ini masuk kedalam hewan langka dan dilindungi, untuk itu kita minta kepada pihak terkait untuk mengatasi hal ini karena ini menyangkut keselamatan nyawa masyarakat kalau ini dibiarkan," ujar Basri.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Suharyono saat dikonfirmasi terkait hal ini mengaku akan segera mengambil tindakan.
"Silahkan kasi ke saya laporannya, lokasinya dimana dan ini akan saya tindaklanjuti cepat," kata Suharyono.
Adapun tidak lanjut yang akan pihaknya lakukan dikatakan Suharyono menurunkan tim evakuasi ke lokasi.
"Kita akan segera turunkan tim evakuasi kesana dan menjauhkannya dari masyarakat. Kalau jumlahnya banyak tak mungkin dievakuasi, paling bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di sungai dan habitat yang banyak buayanya," pungkas Suharyono.
Buaya Tersangkut di Jaring Nelayan
Warga di Desa Baran Melintang, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau dibuat gaduh saat seekor buaya sepanjang 2 meter terjaring di jala nelayan saat mencari ikan di laut, Sabtu (18/1/2020).
Kemunculan buaya ini pun membuat warga yang sering beraktivitas di perairan itu menjadi khawatir.
Dedi Afrianto, nelayan yang mendapatkan buaya tersebut tak menyangka jaringnya yang dimaksudkan untuk menjala ikan, malah menjerat seekor buaya muara.
Kepala Desa Baran Melintang, Penti Kurniawan menuturkan, kejadian tersebut bermula saat Dedi ingin memeriksa jaring ikan yang terpasang laut perairan desa tersebut tepatnya di muara Sungai Tenasal.
Alangkah terkejutnya ketika yang didapatkan bukan ikan, tapi buaya sepanjang dua meter, lalu dia memanggil kedua temannya agar datang membantu.
”Saat terperangkap, kebetulan buaya masih hidup. Kira-kira panjangnya dua meter, diduga buaya sempat memberontak di dalam jaring, beruntung buaya tidak sempat menggigit. Lalu Dedi memanggil kedua temannya untuk melepaskan buaya dari jaring tersebut, dan melepaskannya kembali ke laut. Itu inisiatif dia mungkin karena takut makanya dilepaskan,” ungkap Penti, Minggu (19/1/2020).
Dikatakan Penti, kejadian ini baru pertamakalinya terjadi, dia juga mengatakan jika desanya bukan merupakan habitat buaya, dia mengira jika buaya itu tersesat..
"Ini baru pertama kali terjadi. Sebelumnya tidak pernah karena tempat kami bukan merupakan habitat buaya. Kalau jaman dulu ada yang bilang ada buaya penunggu sungai, tapi kita tak pernah nampak," ujar Penti.
Dengan adanya kejadian tersebut, Penti mengharapkan dan mengimbau kepada nelayan untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap hewan predator tersebut, walaupun yang tertangkap hanya satu, namun diperkirakan masih ada buaya lain yang masih berkeliaran.
Buaya Serang Warga di Indragiri Hilir - Tribunpekanbaru.com / T. Muhammad Fadhli.