Kampus UIN Suska Riau Lockdown

Relawan Covid-19 UNRI Produksi Hand Sanitizer, Ruang Isolasi Corona RSUD Pelalawan Belum Standar

Kampus UIN Suska Riau lockdown, Relawan Covid-19 Universitas Riau atau UNRI mengaktifkan 6 laboratorium di kampus untuk memproduksi hand sanitizer

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Relawan Covid-19 UNRI Produksi Hand Sanitizer, Ruang Isolasi Corona RSUD Pelalawan Belum Standar. Foto - Relawan sedang membuat hand sanitizer. 

TRIBUNPEKANBARU.CPOM, PEKANBARU - Kampus UIN Suska Riau lockdown, Relawan Covid-19 Universitas Riau atau UNRI mengaktifkan 6 laboratorium di kampus untuk memproduksi hand sanitizer, sementara itu ruang isolasi corona RSUD Pelalawan belum standar.

Sebanyak enam laboratorium di lingkungan Universitas Riau berkolaborasi untuk memproduksi hand sanitizer dengan standar World Health Organization.

Hal tersebut merupakan bagian dari langkah pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang sudah masuk ke Provinsi Riau.

Keenam lab tersebut adalah Lab Mikrobiologi, Lab Kimia Fisik, Lab Fisika Material, Lab Kimia FKIP, Lab Bio FKIP dan Lab Bioteknologi Kelautan.

Disampaikan Ketua Tim Relawan Covid-19 Unive Riau , Dr. Arisman Adnan, M.Sc. hand sanitizer sangat diperlukan saat ini, namun stoknya sudah hilang di pasaran,   

“Kami punya banyak lab dan sumber daya manusia yang dapat membuatnya, saat ini sudah bergabung enam laboratorium dengan lebih dari 130 relawan mahasiswa yang siap membuat liquid ini, yang jadi masalah adalah kita kekurangan bahan baku dan botol,” kata Arisman kepada Tribunpekanbarutravel.com , Jumat (20/3/2020).

Dijelaskannya, bahan baku utama yaitu alkohol kini sudah susah didapatkan, terakhir para relawan berhasil mendapatkan satu galon pada Hari Rabu (18/3/2020) lalu.

“Kami berharap kita dapat disuplai 1 galon setiap hari, dengan kapasitas satu lab bisa menghasilkan 10 liter, saat ini enam lab sudah aktif, artinya kita bisa produksi 60 liter setiap hari, tapi karena bahan bakunya tidak tersedia, maka kami agak slow down dengan bahan baku yang tersisa saat ini,” tambah Dosen Matematika FMIPA Universitas Riau tersebut.

Dikatakan Arisman, jika bahan baku tersedia, dengan endorsement Rektor dan para pimpinan Universitas Riau, maka  pihaknya akan menggerakkan seluruh lab untuk memproduksi hand sanitizer.

"Tapi persoalannya memang dari bahan baku,”  ujarnya.

Kurangnya bahan baku tersebut membuat hand satizer yang diproduksi Relawan Covid-19 Univ Riau saat ini hanya cukup untuk internal kampus saja,

“Jadi kita kirim ini ke fakultas, jurusan, tempat-tempat pelayan, termasuk di sekuriti, masjid dan rencana kami minggu depan kami sudah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, tetapi kami masih sedang berusaha untuk mendapatkan bahan baku,” jelasnya lagi.

Masih menurut Arisman, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) yang ada di Jabodetabek namun ternyata juga mengalami kesulitan bahan baku,

Begitu juga di Padang dan Medan, selain itu, pihaknya juga sudah menghubungi beberapa IKA dari universitas lain seperti UGM dan Unpad.

"Mudah-mudahaan ada kabar baik dalam beberapa hari ini, kami juga berharap dari jalur Pemda sendiri untuk membantu kami menyediakan bahan baku, kami fokus untuk pembuatan hand sanitizer, kalau misalnya Pemprov atau Pemko maupun pihak swasta ingin bekerjasama dengan lab kami, kami siap,” tutup Arisman.

Ruang Isolasi Covid-19 RSUD Pelalawan Belum Standar

Ruang isolasi untuk penanganan Corona Virus Desesae 2019 (Covid-19) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau belum sesuai standar.

RSUD Selasih menyiapkan satu ruangan isolasi untuk mengobservasi warga yang terindikasi Covid-19.

Bahkan ruangan isolasi akan ditingkatkan menjadi ruangan perawatan berdasarkan instruksi gubernur.

Tentu ruangan perawatan itu harus diisi dengan perlengkapan yang dibutuhkan.

"Ruangan isolasi kita itu sebenarnya belum standar, belum sesuai dengan standar WHO. Makanya kita masih agak takut juga," beber Kepala RSUD Selasih, dr Chairul Hamdi, kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (20/3/2020).

Chairul membeberkan, standar ruang isolasi dan perawatan harus ruangan tersendiri.

Kemudian Alat Pelindung Diri (APD) harus lengkap, sedangkan saat ini masih minim.

Termasuk alat kesehatan pendukung lainnya yang lebih memadai.

Melalui Dinas Kesehatan (Diskes) pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan ke Diskes Provinsi Riau untuk melengkapi ruangan isolasi tersebut.

"Kita tak miliki anggaran. Ini dibutuhkan cepat, karena pergerakan Covid-19 ini lebih cepat dari perkiraan kita," tuturnya.

Kepala Diskes Pelalawan, Asril M.Kes, mengakui jika ruangan isolasi di RSUD belum sesuai standar, namun untuk penanganan sifatnya emergensi masih bisa dilakukan sebelum dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai.

Ia membenarkan pemda meminta bantuan kelengkapan alat di ruangan isolasi agar bisa menampung warga yang sewaktu-waktu terjangkit virus corona.

"Standarisasi itu juga untuk menjaga petugas kesehatan kita terlindungi dalam menangani pasien. Jangan sampai ambruk," kata Asril.

Dalam waktu dekat ini, lanjutnya Asril, kebutuhan akan dilengkapi mulai dari hand sanitizer, thermal scanner, APD, dan kelengkapan lainnya.

Hal ini diperkuat dengan instruksi Menteri Keuangan (Menkeu) tentang pengalihan anggaran untuk penanganan virus corona.

Asril memastikan hingga saat ini sudah ada tiga warga Pelalawan berstatus Orang Dibawah Pemantauan (ODP), satu orang diantaranya dipastikan negatif corona.

Sedangkan dua orang lai masih diisolasi di rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Kemnekes.

"Rata-rata berumur 50 tahun keatas. Memang yang rentan itu, warga lanjut usia dan anak-anak," tegasnya.

Berdasarkan pemantauan dokter, kesehatan kedua warga yang berstatus ODP semakin membaik dan menggembirakan.

Tapi tetap menunggu hasil laboratorium untuk informasi pastinya.

Tribunpekanbaru.com / Theo Rizky / Johannes Wowor Tanjung.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved