Enam Hari Jasad sang Paman yang Meninggal akibat Virus Corona Hilang, Akhirnya Ditemukan di Sini
Entah apa yang terjadi, keluarga ini kesulitan mendapati jasad pamannya yang meninngal akibat virus corona. Butuh waktu 6 hari mengetahuinya
"Apakah dia kembali ke sini? Apakah dia akan dikremasi atau dimakamkan? Saya tidak bisa menjawabnya.
Pada Selasa (14/4/2020), setelah berjam-jam di telepon ketika dia 'dioper' dari satu orang atau departemen ke yang lain, Robertson akhirnya menemukan mayat Suelto di pengadilan coroner Poplar yang belum memutuskan penyebab kematian dari jenazah sang paman.
Donald Suelto merupakan perawat NHS selama 18 tahun yang bermigrasi dari Filipina.
Suelto bekerja di departemen kemoterapi di rumah sakit Hammersmith di London barat.
Robertson menggambarkan pamannya itu sebagai pria yang menyenangkan, gembira, berdedikasi dan peduli. Tiga hari setelah merawat pasien pada 25 Maret yang dites positif Covid-19, Suelto dipulangkan untuk isolasi mandiri.
Robertson secara teratur menghubungi sang paman melalui aplikasi FaceTime dan mengirim pesan ketika dia mulai mengembangkan gejala-gejala ringan tiga hari kemudian.
"Paman saya berkata kepada saya, Saya akan tertular virus, karena pasien saya batuk di depan saya dan saya tidak pakai masker."
Kontak terakhir yang mereka lakukan adalah pada 2 April ketika dia menyebutkan parasetamol tidak melakukan apa pun untuk menurunkan demamnya.
Ketika Robertson tidak mendengar kabar darinya selama lima hari, Robertson melapor pada polisi pada 7 April.
Polisi pun mendobrak pintu flat Suelto pada malam yang sama dan menemukan Suelto telah meninggal dunia.
“Paman saya meninggal dalam pelayanannya sebagai petugas NHS, (dia) tertular virus ini karena kurangnya APD."
"Tetapi keluarga saya berjuang untuk menemukan tubuhnya. Kenapa tidak ada yang bertanggung jawab untuknya?" ungkap Robertson.

Kesedihannya telah diperburuk oleh kesulitan keuangan dalam mengatur pemakaman sang paman.
Untuk itu, Robertson dan teman Suelto melakukan penggalangan dana untuk biaya pemakamannya secara daring.
Seorang juru bicara untuk Imperial College Healthcare NHS Trust mengatakan, "Kami sangat sedih dengan kematian Donald dan belasungkawa kami bersama keluarga, teman dan kolega di saat yang sulit ini. Kami secara ketat mengikuti panduan nasional tentang penggunaan peralatan perlindungan pribadi. Donald tidak bekerja di area untuk pasien Covid-19," demikian ungkap keterangan juru bicara itu.
Jasad Suelto bukan satu-satunya yang hilang dalam kekacauan pandemi ini.