Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kim Jong Un Kritis, Presiden Amerika, Donald Trump Doakan Kesembuhannya

Pemimpin Korea Utara dikabarkan sedang dalam masa Kritis karena menderita penyakit dan usai operasi kardiovaskular

Editor: Ilham Yafiz
JIM WATSON / AFP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Washington, DC, Sabtu (18/4/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemimpin Korea Utara dikabarkan sedang dalam masa Kritis karena menderita penyakit dan usai operasi kardiovaskular

Mendengar kabar tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendoakan Kim Jong Un agar lekas sembuh pada Selasa (21/4/2020).

Namun, Trump enggan berkomentar terkait kondisi kesehatan yang dialami oleh Kim Jong Un setelah pemimpin otoriter itu dikabarkan kritis.

"Saya harap dia segera sembuh," ungkap Trump kepada reporter Gedung Putih seraya membahas hubungan baik yang selama ini dia jalin dengan pemimpin Korea Utara itu.

"Saya hanya berharap dia baik-baik saja," imbuh Trump dengan menekankan dia mungkin akan mencari tahu langsung kondisi Kim.

Dilansir dari media Perancis AFP, Trump juga menambahkan,

"Jika dia dalam kondisi seperti yang dilaporkan, (dia) berada dalam kondisi yang sangat serius."

Namun, Trump menolak dirinya dikatakan mengetahui informasi kesehatan Kim secara langsung. Dia mengatakan hanya tahu melalui laporan berita.

"Saya pun tidak mengerti apakah berita itu benar," ungkap Trump.

Sebelumnya, pada 15 April Korea Utara merayakan ulang tahun sang pendiri sekaligus kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung. Namun, Kim Jong Un tidak tampak di sana.

Diketahui dari Daily NK, sebuah media pembelot Korea Utara, Kim Jong Un sedang menjalani operasi kardiovaskular.

Pemimpin otoriter itu dikabarkan tengah menjalani pemulihan di sebuah vila di kawasan Hayngsan County. Operasinya sendiri telah berlangsung pada 12 April lalu.

Daily NK mengulas kondisi Kim Jong Un yang perokok berat, memiliki obesitas dan kelelahan menjadi faktor kenapa Kim menjalani operasi jantung.

Bahkan, sebuah laporan sumber dari Amerika Serikat (AS) menyatakan kalau Kim Jong Un berada dalam kondisi kritis pasca operasi.

Sementara dilansir dari AFP pada Selasa (21/4/2020), juru bicara kantor kepresidenan Korea Selatan memberi tanggapan bahwa mereka tidak bisa mengonfirmasi atau pun membantah kabar tersebut.

"Kami tidak punya apa pun untuk dikomentari, dan sejauh ini, belum ada pergerakan baru yang terdeteksi," ungkap juru bicara pemerintah Korea Selatan.

Trump dan Kim diketahui telah berjumpa dalam dua konferensi tingkat tinggi.

Bermula pada Juni 2018 di Singapura, yang juga merupakan perjumpaan pertama keduanya. Konferensi tingkat tinggi kala itu berfokus pada keamanan dan isu denuklirisasi.

Namun, perbincangan antara kedua pemimpin itu gagal di Hanoi, Vietnam pada 2019.

Gambar yang diambil pada 9 Maret 2020, dan dirilis pada 10 Maret 2020 oleh kantor berita Korea Utara KCNA, memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melihat latihan serangan gabungan di lokasi yang dirahasiakan.
Gambar yang diambil pada 9 Maret 2020, dan dirilis pada 10 Maret 2020 oleh kantor berita Korea Utara KCNA, memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melihat latihan serangan gabungan di lokasi yang dirahasiakan. (AFP/KCNA VIA KNS/STR)

Kim Yo Jong Digadang gadang Sebagai Pengganti

 Adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong digembleng menjadi pengganti Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara jika kondisi pemimpin Korut tersebut semakin parah. 

Adik Kim Jong Un ini memang cepat menjelma menjadi 'alter egonya' (duplikat) dan memperketat cengkeramannya pada Korea Utara.

Menurut pendapat politisi, Kim Yo Jong (31) memiliki banyak sifat yang sama dengan kakaknya.

Pengungkapan itu muncul setelah adanya ketakutan mengenai kesehatan Kim.

Dikatakan bahwa Kim Yo Jong sekarang 'tokoh paling penting' dalam rezim tersebut.

Adik Kim Jong Un dipersiapkan menjadi pengganti Kim Jong Un (express.com)
Melansir Mirror, Senin (20/4/2020), peningkatan kekuasaannya yang tiba-tiba tidak lagi mengejutkan banyak orang, setelah bulan lalu dia menyebut Korea Selatan sebagai 'gonggongan anjing yang ketakutan' setelah latihan militer langsung di negaranya.

“Dia tidak terkait dengan pembersihan atau penerusan politik dalam militer, tetapi tahu semua tentang mereka.

"Dia adalah tokoh politik tepercaya yang membantu Kim menjaga citra publik yang positif ketika dia (Kim Jong Un) berurusan dengan orang asing atau Korea Selatan."

Absennya Kim Jong Un dari acara peringatan penting pekan lalu memicu spekulasi tentang masalah kesehatannya.

Seorang juru bicara di Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan: "Ada kemungkinan bahwa ada masalah dengan kesehatan atau keselamatannya (Kim Jong Un) bahkan jika sementara, meskipun sulit untuk menilai bagaimana situasinya.

"Dia selalu pergi ke sana pada hari ulang tahun kakek dan ayahnya untuk memamerkan royalti kepada mereka dan garis keturunan suci."

Duyeon Kim dari International Crisis Group mengatakan kepada CNN bahwa "belum pernah terjadi sebelumnya untuk melewatkan memberikan penghormatan".

Dia berkata: “Sejak dia (Kim Jong Un) mengambil alih kekuasaan, dia selalu muncul untuk hari-hari paling penting bagi Korea Utara. Sejauh ini tidak jelas apakah dia mengenang sendiri sebelum yang lainnya."

Berumur 30 tahun, Kim Yo Jong rupanya berperan dalam hubungan propaganda dan sering muncul dalam acara besar yang dihadiri oleh Kim Jong Un, termasuk pertemuan dengan Donald Trump dan pemimpin regional lain.

Meski begitu, selama ini Kim Yo Jong tidak pernah ungkapkan posisinya dalam politik negaranya, dan baru setelah penghinaannya atas protes Korea Selatan baru dengan jelas terlihat status politisnya yang dengan cepat meningkat.

Kim Yo Jong mengkritik presiden Korea Selatan yang mengungkapkan kekhawatiran terkait latihan militer Korea Utara, serta desakan Korea Selatan untuk hentikan aksi yang dianggap Korea Selatan tidak berkontribusi dalam upaya mengurangi dendam militer kedua negara.

"Sejauh yang aku tahu, Korea Selatan juga lakukan latihan militer dan mereka juga lakukan hal menjijikkan seperti memberi senjata militer ultramodern," ujar wanita itu.

"Apa maksud mereka mereka perlu siapkan kesigapan militer sementara kami harus kurangi kesigapan militer kami? Pendekatan bermodel gangster seperti itu tidak dapat diharapkan dari pemikiran normal."

Kim Yo Jong juga menyebut Blue House, istana kepresidenan Korea Selatan sebagai 'anak kecil belaka' yang takut terbakar, lalu ia juga mengatakan "bagaimana bisa semua kata-kata dan aksi mereka bisa sangat bodoh secara terperinci."
Namun meski begitu, Kim Yo Jong masih belum menyebut nama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, ia hanya menyebut 'pihak selatan' untuk menyebut Korea Selatan.

Ia bahkan sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan beberapa kali.

"Respon Korea Selatan sangatlah disesalkan dan mengecewakan tetapi jadi menguntungkan karena tidak ditujukan langsung untuk presiden."

Pernyataan resmi Kim Yo Jong ini diisukan dalam kapasitasnya sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Buruh.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota bergantian dalam kelompok berkuasa Korea Utara Politburo.

Ia juga menjadi anggota parlemen, sehingga pihak pemerintah Korea Selatan dan ahli lain mengatakan dia secara virtual adalah propaganda unggulan resmi Korea Utara.

Dengan pernyataannya ini, status dan pengaruhnya telah diperluas dari hanya sebagai 'asisten' Kim Jong Un dalam aktivitas publiknya menjadi mampu tunjukkan kegarangannya.

Ada momen penting dalam pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump dan Moon Jae-in dalam perbincangan mengenai nuklir di tahun 2018 silam.

Rentetan pertemuan itu ada 3 kali pertemuan, dalam salah satu pertemuan, Kim Yo Jong berikan pena ke Kim Jong Un saat dia tandatangani buku daftar hadir.

Si adik juga membawa sarung tangan Kim Jong Un setelah Kim Jong Un menyekop tanah dalam sebuah upacara penanaman pohon, serta membawa buket bunga yang diberikan oleh Kim Jong Un.

Kedekatan kedua saudara selama pertemuan ini memberi banyak pihak spekulasi jika dia akan jadi penerus pemimpin Korea Utara setelah Kim Jong Un dieksekusi nantinya.

Dia juga menjadi 'pembasmi' calon rival yang mengancam kekuasaan keluarga mereka.

Awal 2018 silam, Kim Yo Jong hadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, dan menjadi anggota keluarga penguasa Korea Utara pertama yang kunjungi Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea pada 1950-1953 silam.

Saat itu ia temui Moon Jae-in dan menyampaikan undangan Kim Jong Un agar kedua presiden Korea bertemu di Pyongyang.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini sebelumnya tayang di Kontan dan Intisari online

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved