Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seenaknya Warga Tuduh Pasutri Ini Dukun Santet, Mereka Diusir dan Rumah Mereka Sendri Juga Dirusak

Malang betul nasib pasangan suami istri di Kabupaten Situbondo, yang dituduh warga tanpa ada bukti yang kuat.

Tribunmadura/Izi Hartono
Liasto dan Warjinah, pasutri yang dituduh dukun santet dan diusir warga dari rumahnya saat didatangi Bupati, Kapolres, dan Wabup Situbondo, Rabu (29/4/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Malang betul nasib pasangan suami istri di Kabupaten Situbondo, yang dituduh warga tanpa ada bukti yang kuat.

Mereka dituduh sebagai dukun santet, dan tiga kali diusir warga. Rumah dan harta bendanya juga dirusak.

Puncaknya terjadi pada Selasa (28/4/2020) malam, rumah pasutri yang dituding sebagai dukun santet di Dusun Leduk, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo tersebut dirusak massa.

Pengrusakan rumah milik pasangan suami istri ( pasutri ) Liasto dan Warjinah ini dilakukan puluhan warga, karena tuduhan dugaan sebagai dukun santet.

Akibat nasib yang dialami Liasto dan Warjinah, membuat para pejabat di Situbondo, yakni Bupati Situbondo, Kapolres, dan Wakil Bupati turun tangan dan mengunjungi mereka, Rabu (29/4/2020).

Tidak ada korban jiwa dalam insiden pengrusakan rumah pasutri yang dituding sebagai dukun santet tersebut, namun beberapa orang mengalami luka luka akibat terkena lemparan batu yang berterbangan.

Dalam aksi anarkis yang dilakukan, puluhan warga tidak hanya merusak bangunnan rumah milik pasangan suami istri Liasto dan Warjinah, tapi juga merusak mobil dan sepeda motor korban.

Warjinah istri Liasto mengatakan, sejauh ini dirinyalah tidak mengetahui siapa yang menuduh suaminya sebagai dukun santet.

Menurutnya, pada saat suaminya menonton televisi dan dirinya sedang bersama cucunya, tiba tiba didatangi Kepala Desa bersama Babinsa dan warga melempari rumahnya.

"Saya disuruh pindah dari Dusun Leduk sama Kades, ya saya pindah dan menyewa rumah. Namun pagi harinya saya diusir lagi," ujar Warjina kepada TribunMadura.com, Rabu (29/4/2020).

Warjinah mengaku dirinya bersama keluarganya sudah tiga kali diusir oleh warga.

"Saya sudah mengalah meski bapaknya melarang keluar karena ini rumah dan tanah yang ditempati miliknya sendiri," bebernya.

Akibat pelemparan batu oleh warga, kata Warjinah, suaminya sempat dibawa ke rumah sakit karena terluka terkena lemparan batu.

"Kami melawan karena keluarga saya banyak terkena batu. Termasuk anak saya juga kena batu di punggungnya," jelasnya.

Warjinah mengaku, dirinya tidak terima atas perbuatan warga yang merusak rumah dan menuduh keluarganya memiliki ilmu santet.

"Suami saya sempat mau sumpah pocong kalau memang punya ilmu itu," tukasnya.

Selama ini, suaminya memang sering kedatangan tamu, bahkan dirinya memiliki mobil itupun hasil dari pemberian orang.

"Saya minta tolong bagamana keluarga saya bisa aman," kata Warjinah sembari menangis.

Bahkan, lanjutnya, warga sempat meminta rumahnya dibongkar oleh warga karena dituduh di dalam rumahnya ada kuburannya.

"Ya, Bapak saya mempersilahkan warga membongkarnya," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Sugandi membenarkan adanya kejadian pengrusakan rumah dan barang milik warga di Dusun Leduk, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo oleh sejumlah warga sekitar pukul 22.00 WIB.

"Pengrusakam rumah warga inial L itu, karena dituduh melakukan praktik dukun santet," ujar AKBP Sugandi kepada sejumlah wartawan.

Menurut mantan Kapolres Pacitan ini, sejauh ini semua keluarga korban sudah dievakuasi.

"Malam itu semua keluarga korban berjumlah lima orang kita evakuasi," jelasnya.

Lima orang yang dievakuasi itu, mereka terdiri dari L dan istrinya, menantu dan anak serta cucunya.

"Sejak tadi anggota sudah ke TKP dan memeriksa sejumlah saksi dan menyita bebera barang bukti di TKP," ujarnya.

Sejuah ini, lanjutnya, pihaknya telah memeriksa delapan orang saksi, mereka terdiri dari Kadus dan dua orang anggota BPD, perangkat desa dan tiga orang saksi korban yang rumahnya di rusak.

"Sekarang yang dimintai keteranganya putrinya dari P L dan kita telah menyita barang bukti yang dirusak, yakni mobil dan motor dan kayu yang digunakan pelaku untuk merusak," pungkas Kapolres Situbondo AKBP Sugandi .

====

Dibunuh di Tengah Jalan Karena isu Dukun Santet

Sementara itu, sebelumnya dari Kabupaten Lumajang dilaporkan, bahwa akibat isu dukun santet, nyawa Mursam (64) melayang.

Warga Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung, Lumajang itu ditemukan tewas di jalan desa setempat, Sabtu (16/11/2019) malam.

Mursam tewas akibat dibunuh orang tidak dikenal. Hingga Minggu (17/11/2019) malam, polisi belum menemukan terduga pembunuh Mursam.

Mursam tewas dengan luka akibat senjata tajam di leher dan pundak. Isu jika Mursam adalah seorang dukun santet menyeruak dibalik tewasnya Mursam.

Isu itu bermula dari cerita empat tahun lalu. Mursam tinggal di rumah H Ismail, tetangganya.

Namun tak berselang lama, H Ismail meninggal dunia sehingga keluargapun mengusir Mursam dari rumah duka.

Sempat tidur di gubuk penarikan amal, Mursam pun akhirnya menumpang di rumah H Husen di Desa Kalidilem kurang lebih enam bulan.

Namun tiba-tiba H Husen meninggal dunia. Setelah 40 hari kematian H Husen, Mursam pun meninggalkan Desa Kalidilem.

Setelah diusir oleh warga Desa Kalidilem kurang lebih selama empat tahun, ia pun kembali ke desa tersebut lantaran ada kerabatnya yang meninggal.

Setelah mengikuti tahlilan di malam hari, korban cangkrukan (begadang) dengan beberapa warga.

Saat begadang tersebut dirinya pamit kebelakang untuk ke kamar mandi. Namun kejadian janggal mulai terjadi, yakni Mursam tidak kembali lagi ke tempat tersebut.

Sekitar pukul 22.45 Wib, warga menemukan Mursam sudah meninggal dunia di tengah jalan desa dekat tempat tahlilan kerabatnya tersebut dengan luka akibat senjata tajam di leher dan pundak.

Tak berselang lama, Tim Cobra Polres Lumajang pun datang ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

“Korban dibunuh karena isu dukun santet. Sebagian besar warga Desa Kalidilem meyakini Mursam memiliki ilmu hitam karena beberapa tahun yang lalu beberapa warga meninggal karena korban menginap di rumahnya.

Tapi seharusnya kita tak boleh menghakimi orang lain sebagai dukun santet, apalagi tak ada fakta yang konkret yang mengatakan dia adalah dukun santet," ujar Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban kepada Tribunmadura.com, Minggu (17/11/2019).

Arsal menegaskan Tim Cobra Polres Lumajang akan menyelidiki kasus tersebur.

Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran menambahkan saat ditemukan adanya beberapa luka di tubuh korban.

“Dari olah TKP yang kami lakukan, ditemukan adanya dua luka yang ada di tubuh korban. Keduanya adalah luka potong pada leher sebelah kiri serta luka potong pada pundak sebelah kiri," tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Dituduh Dukun Santet, Pasutri di Situbondo 3 Kali Diusir Rumah Dirusak, Bupati Kapolres Turun Tangan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved