Kisah Sahabat Nabi

Video Kisah Umar bin Khattab, Amirul Mukminin yang Berjulukan Singa Padang Pasir dan Ditakuti Setan

Umar Bin Khattab termasuk ke dalam empat khalifah atau pengganti Rasulullah SAW atau disebut dengan Khulafaur Rasyidin dengan gelar Amirul Mukminin

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Capture Youtube
Video Kisah Umar bin Khattab, Amirul Mukminin yang Berjulukan Singa Padang Pasir dan Ditakuti Setan. Ilustrasi Umar Bin Khattab. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dan ia menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar Shiddiq yang meninggal dunia.

Umar Bin Khattab menjadi khalifah pada tahun 634 Masehi hingga sampai 644 Masehi.

Selama memerintah, ia memiliki banyak kebijakan yang membuat ia dicintai oleh umat.

Umar Bin Khattab termasuk ke dalam empat khalifah atau pengganti Rasulullah SAW atau disebut dengan Khulafaur Rasyidin dengan gelar Amirul Mukminin.

Umar Bin Kahttab merupakan merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad SAW.

Umar BIn Khattab lahir pada tahun 584 Masehi di Makkah.

Nama lengkapnya Umar Ibni Al Khattab, anak dari pasangan Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.

Istrinya Ummi Kultsum binti Ali, Atikah binti Zaid bin Amru bin Nufail, dan Zainab binti Maz'un.

Ia memiliki anak Abdullah bin Umar dan Hafsah binti Umar.

Berikut kisah Umar Bin Khattab disampaikan ustadz Abdul Somad :

Kisah tentang Umar Bin Khattab juga disampaikan Aqila Channel:

Selain Ustadz Abdul Somad, Kiyai Sejuta Umat KH Zainuddin MZ juga pernah menyampaikan kisah Umar Bin Khattab.

Berikut sampainnya:

KH Zainuddin MZ dalam ceramahnya menyampaikan Kisah Masuk Islam Umar bin Khattab.

Pada suatu hari dengan pedang terhunus, Umar menuju Darul Arkom, tempat baginda Rasulullah berkumpul dengan para sahabat. Melihat mukanya yang beringas, mata yang nanar, orang lain sudah menyangka dan mengerti ini tentu akan menjadi pembunuhan.

Dalam perjalanan menuju Darul Arkom, Umar bertemu dengan Nuaim bin Abdullah.

Nuaim bertanya "Ya Umar, mau kemana?".

"Mau membunuh itu, si murtad itu," jawab Umar tegas.

"Si murtad yang mana?" kata Nuaim.

"Yang mana lagi? Itu. Yang memecah belah kita. Yang menghina berhala-berhala kita. Yang menjelek-jelekkan nenek moyang dan keturunan kita. Siapa lagi kalau bukan Muhammad," tegas Umar.

"Umar, apa tak salah? Apa kamu ngga malu? Kamu mau pergi membunuh Muhammad, sementara adik mu sendiri Fatimah, dia sudah termasuk salah seorang pengikut Muhammad," jabar Nuaim.

Mendengar omongan Nuaim, Umar makin geram. Langkah Umar berbelok dari Darul Arkom, dia menuju rumah adiknya, Fatimah. Di rumah, Fatimah sedang berkumpul dengan suaminya Said bin Zaid dan seorang sahabat bernama Habab Ibnul Arots membaca Alquran dalam lembar suhuf.

Mendengar kedatangan pria yang dijuluki 'Singa Padang Pasir' itu, Habab langsung kabur. Suhuf Alquran disembunyikan Fatimah di belakang bajunya. "Fatimah, benar kau telah masuk Islam dan jadi pengikut Muhammad?" tanya Umar geram.

"Iya!" kata Fatimah. Tamparan pun mendarat di muka Fatimah hingga keluar darah dari hidungnya.

Melihat istrinya disakiti, Said mencoba melawan Umar. Namun, Umar langsung meraih leher Said dan membantingnya. Dada Said diinjak Umar. Fatimah membentak Umar, "Umar! Apakah engkau memukul orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah? Apakah engkau menganiaya seseorang yang terpanggil untuk mengikuti kebenaran? Manusia macam apa engkau Umar?!".

Tiba-tiba Umar melihat suhuf yang disembunyikan Fatimah. "Apa yang kau sembunyikan dibalik baju mu Fatimah?" tegas Umar.

"Suhuf Al-quran," kata Fatimah.

"Sini, saya mau lihat?" ujar Umar.

"Tak boleh. Kamu kotor, orang kotor tidak boleh memegang Al-quran. Kalau mau pegang, bersihkan dulu dirimu," tegas Fatimah. Diturutinya permintaan adiknya itu.

Usai membersihkan diri, Umar membaca suhuf tersebut ayat pertama dari surah Thaha.

"Bismillahi rahmani rahim. Thaha. Tidaklah Aku turunkan Al-quran ini untuk bikin sukar manusia. Melainkan merupakan pengingat bagi orang-orang yang takut kepada Allah." (Surah Thaha ayat 1-2)

Kemudian surah Thaha ayat 14-16,

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang, yang sengaja waktunya tidak Kami beritahukan kepada kamu semua untuk Kami balas segala setiap orang yang apa saja yang telah mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini."

Usai membaca ayat tersebut, jiwa Umar bergetar. Dalam hatinya, kalimat tersebut pasti bukan dari manusia.

"Hai, Fatimah beritahu aku dimana keberadaan Muhammad?" tanya Umar.

"Saya tidak akan memberitahu jika kamu hanya akan menyakiti Rasulullah!" kata Fatimah.

"Sama sekali saya tidak akan mencelakakan dia, Fatimah. Kasih tahu saja dimana dia?!" ujar Umar. Akhirnya Fatimah memberitahu lokasinya.

Umar bergegas menuju Darul Arkom. Kedatangan Umar selalu dianggap bencana bagi sahabat Rasulullah. Tapi baginda Nabi Muhammad SAW menenangkan sahabat, "Tenang, mudah-mudahan ada hikmahnya."

Sayidina Hamzah bin Abdul Mutalib saat akan membukakan pintu berkata, "Kalau niatnya baik kita terima kalau niatnya tidak baik, saya paling depan,". Usai pintu dibuka, Umar langsung masuk dan merangkul Rasulullah.

Umar bersyahadat, "Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah."

Sahabat pun bertakbir. Allahu Akbar. Allahu Akbar.

Kisah Umar Bin Khattab - Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved