Tiga ABK Indonesia yang Jasadnya Dibuang Ke Laut Usianya Masih Muda, Lulusan Sekolah Pelayaran
Tiga ABK Indonesia yang jasadnya dibuang ke Laut berusia mulai 19 tahun hingga 24 tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Lalu kulit tubuh juga akan menyerap air laut dan membuat jaringan di bawahnya mengelupas.
Waktunya sekitar beberapa minggu.
• Video: Tidak Manusiawi! ABK Asal Indonesia yang Meninggal di Kapal China Hanya Dibuang ke Laut
Nantinya, hewan di laut seperti ikan, akan memakan daging dari tubuh tersebut.
Idealnya, di perairan tropis seperti di Indonesia, suhunya lebih hangat.
Oleh karenanya, jenazah bisa mengapung setelah tiga sampai empat hari setelah dilarung ke laut.
Nantinya proses penguraian hingga tenggelam ke dasar laut mencapai waktu satu hingga dua minggu.
Untuk tulang, butuh waktu berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun untuk mengurainya.
14 ABK yang Lain Saat Ini Berada di Busan
Perihal empat dari 18 Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di Kapal Longxing 629 China meninggal dunia dan tiga jasad di antaranya terpaksa dibuang ke laut lepas, dibenarkan oleh Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korea Selatan Ari Purboyo.
Ari Purboyo mengungkapkan bahwa mereka meninggal dunia dalam kondisi tubuh yang bengkak.
Menurut Ari Purboyo, bisa jadi ada banyak faktor yang mengindikasikan sebab keempat WNI tersebut meninggal dunia dengan kondisi tubuh bengkak.
Bisa jadi mengalami kekerasan, atau tambah Ari Purboyo, bisa jadi hal ini bukan jadi unsur utama dari penyebab empat ABK Indonesia tadi meninggal dunia.
.
Dilansir dari suara.com, faktor lainnya juga bisa dari makanan atau minuman yang ABK tersebut konsumsi setiap harinya. Ari menyebutkan, jika ABK asal Indonesia mendapatkan perlakukan berbeda untuk makanan dan minuman dengan ABK asal China.
"Itu minum mungkin bisa dilihat dari peristiwanya kan badannya membengkak ya. Itu kemungkinan besar mereka meminum air laut yang disuling," ungkapnya.
Lantas bagaimana para ABK asal Indonesia yang tersisa bisa sampai ke Korea Selatan?
Ari menjelaskan, ABK dengan total 18 orang itu berangkat dari Indonesia menuju Korea Selatan lalu dijemput dengan kapal tersebut setahun lalu. Ia menyebut, ada tiga perusahaan yang bertanggung jawab atas keberangkatan ABK tersebut yakni PT Lakemba Perkasa Bahari, PT Alfira Perdana Jaya (APJ) dan PT Karunia Bahari.
Selang setahun kemudian, 14 ABK yang masih bertahan pun akhirnya mendapatkan pertolongan oleh otoritas setempat dan kini tinggal di sebuah hotel di Busan, Korea Selatan.(*)