Berita Riau
Saat yang Lain Berebut Dapat Bantuan, Pria di Inhu Riau Tolak BLT Meski Dua Bulan Menganggur
Warga Desa Talang Jerinjing menolak bantuan karena menurutnya pada kondisi saat ini masih banyak orang yang lebih membutuhkan daripada dirinya
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Meski sudah dua bulan menganggur, Andriyono menolak Bantuan Langsung Tunai (BLT) meski dia resmi terdaftar sebagai penerima.
BLT merupakan bantuan sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) sudah disalurkan kepada warga membutuhkan.
Warga Desa Talang Jerinjing tersebut menolak bantuan karena menurutnya pada kondisi saat ini masih banyak orang yang lebih membutuhkan daripada dirinya.
Andriyono atau yang akrab disapa Andri dan istrinya Epi Milianti ialah warga Kilometer 10, Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
Sebelum menganggur, Andri bekerja sebagai pelaut, sementara Epi bekerja sebagai pendamping desa di Kecamatan Rengat.
• Bule Belanda yang Ngaku Papa Angkat Bakal Beber Bukti, Syahrini Bereaksi Kutip Alquran di Instastory
• Sempat Batuk dan Kejang, Penumpang Taksi Online Meninggal Tiba-tiba, Sopir Kalut Minta Tolong
• Segar dan Nikmat, Mudah Membuat Minuman Segar dari Air Kelapa untuk Menu Buka Puasa Hari Ini
Mereka berdua adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama tiga tahun.
Andri mengatakan berhenti dari pekerjaannya sebagai pelaut karena ingin menghabiskan banyak waktu bersama sang istri.
"Saya ingin menghabiskan banyak waktu bersama bersantai dengan keluarga," ujar Andri ketika dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com Selasa (12/5/2020).
Meski menganggur, Andri menuturkan gaji istrinya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka berdua.
Memang saat ini mereka masih berdua dan belum memiliki anak.
Andri mengetahui dirinya terfaftar sebagai penerima bantuan itu setelah dihubungi oleh Ketua RT setempat.
Hal ini kemudian didiskusikannya bersama istri.
"Saya dan istri sudah berdiskusi dan sama-sama sepakat menolak bantuan itu," ujarnya.
Kemudian istrinya mendatangi kantor desa membuat surat pernyataan penolakan bantuan tersebut.
Namun pihak desa menyarankan agar bantuan tersebut diambil dan diberikan langsung kepada warga yang membutuhkan.