Mutiara Ramadhan
Munajat Cinta Hamba Allah - Kisah Doa yang Dikabulkan dan Tidak Dikabulkan
Demikian juga, jangan keburu putus asa dengan doa yang belum terkabul, siapa tahu Allah swt justru senang mendengar rintihan kita”. Munajat adalah
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mutiara Ramadhan kali ini akan membahas tentang "Munajat Cinta Hamba Allah Diuji Melalui Pengabulan Doa" yang akan disampaikan Ustadz Dr Nurhadi S.Pdi SE Sy. S Sy. M Sy. MH. M Pd.
Munajat Cinta.
Al-Kisah ada dua orang yang berdoa kepada Allah swt.
yang satu berdoa dengan doa yang isinya adalah perintah-perintah kepada Allah swt. agar inilah agar itulah.
Doanya singkat dan padat.
Satu orang berdoa dengan doa yang sangat panjang.
Isinya hanya mengagungkan Allah, berbisik dan merintih.
Tak ada permintaan apapun keluar dari mulutnya.
Doa mana yang lebih dulu dikabulkan?
Ternyata doa pertamalah yang lebih dulu dikabulkan.
Adakah doa kedua tidak mustajab dan tidak baik?
Kita ikuti dulu kelanjutan kisahnya.
Para malaikat bertanya kepada Allah swt.
Mengapa doa orang yang pertama dikabulkan sementara doa orang kedua malah dilambat-lambat pengabulannya.
Allah swt berkata, “Aku tak begitu suka dengan doa yang pertama.
Agar dia berhenti berdoa aku kabulkan saja permintaannya.
Sementara itu Aku tersanjung dan terbuai oleh doa orang kedua.
Agar dia terus berdoa dan merintih, kutahan pengabulanku atas doanya”.
Masih menurut guru saya, jangan terlalu puas dengan terkabulnya doa.
Siapa tahu Allah justru tak suka dengan doa kita.
Demikian juga, jangan keburu putus asa dengan doa yang belum terkabul, siapa tahu Allah swt justru senang mendengar rintihan kita”.
Munajat adalah salah satu bentuk doa selain wirid, dzikir dan tawasul.
Dalam KBBI munajat dijelaskan sebagai doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dan sebagainya.
Munajat artinya berbisik atau berbicara secara rahasia.
Artinya kalaupun anda berbicara berduaan tapi tidak melakukan pembicaraan rahasia, maka pembicaraan itu tidak disebut munajat.
Apalagi jika anda berbicara dengan suara keras walaupun yang dibaca adalah doa munajat para Imam.
Munajat bisa saja dilakukan antara dua manusia atau dilakukan antara Tuhan dan hamba.
Saat Allah memerintahkah orang mukmin yang memiliki pembicaraan khusus dengan Rasulullah untuk bersedekah, Allah menggunakan kata yang memiliki akar kata yang sama dengan munajat.
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu”. (al-Mujadalah: 12).
Selain pembicaraan khusus yang baik, munajat juga digunakan dalam hal dosa dan permusuhan.
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali”. (al-Mujadalah: 9).
Jadi intinya, munajat adalah perbincangan yang rahasia dan dilakukan secara berbisik-bisik.
Bisikan Cinta. Salah satu inti dari munajat yang kita bicarakan adalah berdua-duaan dengan Allah, membisikan rahasia dan menyampaikan cinta.
Cinta inilah yang membuat orang ingin selalu berbisik dan berdua-duaan.
Mengapa? Karena hatinya dekat.
Kisah ini saya dapatkan dari WA yang dikirimkan seorang teman.
Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya, mereka melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar, dan saling berteriak. Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : “Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?”. Salah satu murid menjawab : “Karena kehilangan sabar, makanya mereka berteriak”. “Tetapi , mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di sebelahnya?. Bukankah pesan yang ia sampaikan, bisa ia ucapkan dengan cara halus?” Tanya sang Syeikh menguji murid-muridnya.
Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.
Akhirnya sang Syeikh berkata : “Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh”. “Begitu juga sebaliknya, di saat kedua insan saling jatuh cinta?” lanjut sang Syeikh. “Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati sangat dekat”. “Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi?”, Mereka tidak lagi bicara. Mereka Hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi”.
Berlama-lama berduaan juga menjadi ciri pencinta.
Abu Sa’id al-Khudri pernah mengabarkan panjangnya shalat Rasulullah saw. “Saat Rasulullah melaksanakan salat sunnat setelah dzuhur, salah seorang dari kami yang bergegas menuju Baqi’ untuk memenuhi kebutuhannya, lantas mendatangi keluarganya dan berwudhu, kemudian berjalan kembali menuju masjid, dalam keadaaan Rasulullah masih berada pada rakaat pertama shalatnya”.
Bisikan Cinta dalam Munajat Do’a.
Doa-doa Ahlul Bait dipenuhi dengan gelora kecintaan ini.
Doa-doanya yang panjang terasa sangat singkat saat dibaca.
Lihat saja doa Arafah yang dibaca oleh Imam Husein as dan Imam Zainal Abidin as.
Membacanya dengan agak cepat perlu waktu satu atau dua jam.
Kalau dibaca lebih pelan akan memakan waktu lebih lama.
Waktu itu akan tak terasa, sebab seperti ungkapan Imam Zainal Abidin: “Perjumpaan dengan-Mu kesejukan hatiku, Pertemuan dengan-Mu kecintaan diriku, Kepada-Mu kedambaanku, Pada cinta-Mu tumpuanku, Pada kasih-Mu gelora rinduku, Ridha-Mu tujuanku, Melihat-Mu keperluanku, Mendampingi-Mu keinginanku, Mendekati-Mu puncak permohonanku, Menyeru-Mu damai dan tenteramku, Di sisi-Mu penawar deritaku, penyembuh lukaku penyejuk dukaku, penghilang sengsaraku, Jadilah Engkau sahabatku dalam kesunyian”. (safina online).
Dengan Nama-Mu Yang Maha Pengasih Tak Pilih Kasih, Dengan Nama-Mu Yang Maha Penyayang Tak Pilih Sayang, Dengan Nama-Mu Yang Maha Agung Penguasa Langit dan Bumi, Dengan Nama-Mu Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Doa, Ya Allah. sesungguhnya hambamu ini insan yang lemah, Hamba takut, hamba lemah menerima takdirMu ini, Hamba takut, betapa jiwa ini terlalu rapuh, Hamba takut jika iman hamba terlalu tipis.
Karena sarat beban dunia yang tidak terbendung, Ya Allah jangan KAU biarkan hamba mati, menghadap-Mu dalam kehinaan, Ya Allah lapangkanlah dada hamba terhadap segala permasalahan hidup, Ya Allah hamba yakin akan kekuasan-MU hamba percaya akan adanya rahasia-MU yang tidak dapat hamba ketahui maka berikan kekuatan pada hamba, Ya Allah hamba MU yang hina memohon atas kebaikan-MU didunia ini dan diakhirat, Ya Allah berikan cahaya ilmu MU cahaya hidayah-MU, Ya Allah jangan KAU biarkan kedengkian ini timbul dalam hati hamba, Ya Allah berikan hamba kekuatan pada pandangan mata hamba ini, Ya Allah biarkanlah airmata hamba mengalir karena akan cinta dan takutnya hamba pada-MU ya Rabbi, Ya Allah jangan kau biarkan hamba termasuk orang-orang yang tidak mensyukuri akan nikmatMU,masukanlah hamba dalam hamba-hamba-MU yang bersyukur.
Ya Allah hamba bermohon akan belasan kasih sayangMU pada hamba, Ya Allah jadikan hamba untutuk lebih baik lagi, Ya Allah jadikan hamba insan yang selalu dekat pada kepada-Mu dan berharap cinta-Mu, Ya Allah ampunilah dosaku,Karena tidak pernah bersyukur dengan nikmat-Mu, Ya Allah ampuni dosaku, karena betapa aku begitu angkuh Ya Allah.
Terlalu banyak nikmat yang Kau kurniakan, Ya Allah jangan relakan, dirku lemah dalam satu ujian yang Engkau berikan padaku, Ya Allah hamba bermohon Ya Allah. Kau berikanlah aku kekuatan, Menerima ujianMu ini penuh ketabahan Ya Allah, Aamin-Aamin Ya Allah (catatan cinta Abi).
Semenatara munajat hamba Allah di bulan ramadhan di sepuluh hari terahir, berbisiklah, bermunjatlah, berdo’a tertuma di malam-malam ganjil sepeuluh terahir ramadhan, dengan bisikan: “Allahumma innaka afuwun kariim tuhibbu fa’fu annii ya karim, Allahumma innaka afuwun kariim tuhibbu fa’fu annii ya karim, Allahumma innaka afuwun kariim tuhibbu fa’fu annii ya karim, wasturnii ya Allah bisatrikal jamiil”.
Setalah itu “Allahumma innii as’aluka ridhaaka waljannah wa’auzdubika min sakhatika wannaar, Allahumma innii as’aluka ridhaaka waljannah wa’auzdubika min sakhatika wannaar, Allahumma innii as’aluka ridhaaka waljannah wa’auzdubika min sakhatika wannaar, wa’an walidiina wali saairil muslimin wa muslimat ya arhamar rahimin”.
Dua doa ini dibaca saat sujud terahir shalat malam pada setipa sujudnya, bahkan kalau bisa dibaca dan dibisikkan munajat cinta dan do’a ini setiap sujud shalat malam pada malam-malam sepuluh terahir ramadhan.
Kalau mau ditambah sialhkan di baca dalam surah al-Furqan ayat 65-66: “Allahumma rabbanashriff’annaa adzaaba jahannam inna adzaabahaa kana gharaamaa innahaa saa’at mustaqarraw wamuqaamaa” dan ayat 74: “rabbanaa hablanaa min azwajina wadzurriyatina qurrata a’yun waj’alnaa lilmuttaqinna imaamaa”, serta surah al-Baqarah ayat 201: “rabbanaa aatina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa adzaabannaar”.
Aamiin ya Allah ya rabbal alamin.
Mutiara Ramadhan - Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/munajat-cinta-hamba-allah-diuji-melalui-pengabulan-doa.jpg)