Keracunan Massal di Acara Ultah, Puluhan Orang Bertumbangan, Mual, Pusing dan Muntah
Korban didominasi anak-anak. Jumlahnya mencapai 38 orang. Para korban mengalami mual, muntah dan pusing-pusing.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Peristiwa keracunan massal terjadi pada sebuah acara ulang tahun.
Korbannya didominasi anak-anak. Satu persatu korban mengalami mual dan pusing.
Jumlahnya mencapai 38 orang. Korban kemudian juga muntah-muntah.
Diduga para korban mengalami keracunan setelah menyantap menu nasi kuning pada acara ulang tahun tersebut.
Periatiwa itu terjadi di Desa Polantan, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Korban selanjutnya dilarikan dilarikan ke puskesmas setempat.
Mereka mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi kuning di acara ulang tahun seorang warga.
Camat Aluh-aluh, Syaefullah Effendi mengatakan, acara ulang tahun tersebut dilangsungkan pada Minggu (31/5/2020) siang.
Satu persatu warga yang didominasi anak-anak mulai mengalami pusing, mual dan muntah-muntah sejak Minggu sore. Lalu malam harinya, mereka dilarikan ke Puskesmas Aluh-aluh untuk dirawat.
"Setelah menyantap nasi kuning, Minggu sore dan malam warga mulai merasakan keracunan dan mayoritas anak-anak. Mereka langsung dilarikan ke puskesmas," ujar Syaefullah Effendi saat dikonfirmasi, Minggu malam.
Hingga saat ini, seluruh warganya masih dirawat di Puskesmas Aluh-aluh dan belum diperbolehkan pulang karena kondisi mereka masih lemas.
"Mereka masih dirawat di puskesmas, kondisinya belum memungkinkan untuk dipulangkan, apalagi banyak anak-anak," jelasnya.
Diterangkan Syaefullah, nasi kuning yang dihidangkan tuan rumah dicampur dengan lauk telur itik yang dimasak menggunakan bumbu habang.
Bumbu habang merupakan bumbu khas masyarakat Banjar yang kerap dihidangkan pada acara-acara formal seperti perkawinan maupun keagamaan.
Syaefullah pun menduga bahwa telur itik bumbu habang itulah yang menyebabkan puluhan warganya keracunan.
"Kita menduga itu penyebabnya, polisi sudah mengambil sampel makanan yang menyebabkan warga keracunan. Nanti dibawa ke laboratorium untuk diteliti," tandasnya.(*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com