Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang Jatuh Ternyata Bukan Alutsista Biasa, Ini Kehebatannya

Helikopter MI-17 milik Penerbad TNI AD jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu (6/6/2020). Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.

Editor: CandraDani
pusdikpenerbad.mil.id
Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang Jatuh di Kendal 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Helikopter jenis MI 17 milik Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Ahmad Yani Semarang, jatuh terbakar di lapangan yang ada di Kawasan Industri Kendal, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020).

Komandan Kodim 0715 Kendal, Letkol Inf. Ginda M. Ginanjar, saat dihubungi lewat telpon mengatakan, pihaknya belum bisa memberi keterangan secara detail kronologis jatuhnya heli milik Penerbad.

Dari data yang ia dapat, tambah Ginda, ada 4 penumpang yang meninggal dunia dan 5 luka-luka.

Dari 4 korban meninggal itu, 3 meninggal dunia di tempat kejadian dan 1 di RSUD Suwondo Kendal. “Kejadian pastinya, saya tidak tahu. Sebab itu, juga bukan wewenang kami,” kata Ginda.

Helikopter Mi17 milik Penerbad jatuh di dekat Kawasan Industri Kendal
Helikopter Mi17 milik Penerbad jatuh di dekat Kawasan Industri Kendal (Tangkapan video @kompastv)

Adanya kejadian jatuhnya heli milik Penerbad, juga dibenarkan oleh Kapolres Kendal, AKBP. Ali Wardana.

Humas RSUD Kendal, Wibowo, saat dikonfirmasi mengatakan, ada 5 korban helikopter di KIK, yang dibawa ke RSUD Kendal.

Satu dari 5 korban itu meninggal di IGD. “Data yang saya dapat dari petugas IGD, ada 1 yang meninggal dunia,” ujarnya.

Helikopter Jatuh, Tiga Orang Tewas di Tempat, Kapten Farid: Kami Masih Berpikir Evakuasi

Dilansir dari Tribun Jateng, Helikopter MI-17 milik Penerbad TNI AD jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu (6/6/2020). Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.

"Iya betul, (helikopter) dari kami," ujar Humas Lanumad Ahmad Yani, Kapten Farid melalui sambungan telepon.

Untuk informasi lebih lanjut, kata Farid, pihaknya belum bisa menyampaikan.

Update Helikopter TNI AD Jatuh di Kendal, 4 Orang Meninggal, 5 Luka-luka

VIDEO Helikopter TNI AD Jatuh dan Terbakar di Kawasan Industri Kendal, 3 Orang Meninggal Dunia

Saat ini pihaknya masih fokus melakukan evakuasi.

"Kami masih berpikir evakuasi. Belum bisa memberikan keterangan," tandasnya.

Adapun, informasi yang dihimpun Tribunjateng.com di lokasi, dari 9 penumpang, 3 di antaranya meninggal di lokasi.

Sarwono petugas pengawas proyek kontraktor Radikjaya, mengatakan dirinya melihat helikopter dari arah barat terbang menurun sekitar pukul 14.20.

Katanya, heli tersebut semakin turun hingga jatuh layaknya mendarat biasa sekitar pukul 14.30.

"Tak pikir dari agak jauh mendarat. Ternyata jatuh. Saya kemudian lari mendekat," terangnya di lokasi.

Lebih lanjut, tak lama kemudian ia melihat asap dan api berkobar semakin besar.

Helikopter TNI AD jatuh di kendal, Sabtu (6/6/2020).
Helikopter TNI AD jatuh di kendal, Sabtu (6/6/2020). (Sumber: Istimewa via KompasTV)

Ia juga mendengar letusan kecil yang berasal dari korbaran api.

"Gak lama ada beberapa orang dari dalam (helikopter) keluar. Kemudian tim pemadam kebakaran juga datang berhasil dipadamkan," ujarnya.

Hingga kini bangkai helikopter menjadi tontonan ratusan warga.

3 orang dikatakannya meninggal di tempat dan dibawa oleh tim medis dari TNI.

"Saya lihat ada 3 orang dimasukkan ke kantong jenazah. 5 orang luka katanya dibawa ke Rs Darul Istiqomah Kaliwungu," ujarnya.

Bukan Alustsita Biasa

Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang hilang kontak pada Jumat (28/6/2019), ternyata bukanlah alutsista biasa

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kronologi Helikopter TNI AD Hilang Kontak di Oksibil Papua', Helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 milik TNI AD hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura, Papua.

Dilansir dari Wikipedia, helikopter Mi-17 atau juga dikenal sebagai seri Mi-8M di kedinasan Rusia merupakan sebuah helikopter angkut kelas menengah rancangan Rusia.

Saat ini helikopter ini diproduksi di dua pabrik, yaitu di Kazan dan Ulan-Ude.

Helikopter ini adalah pengembangan dari Mil Mi-8 yang menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin.

Indonesia juga mempunyai beberapa Mil Mi-17 yang dioperasikan oleh TNI-AD.

• Punya Misi Khusus Habisi Panglima TNI Jenderal Soedirman, ini Sosok Perwira Belanda Simon Spoor

• KKB Papua Dikabarkan Rekrut Pasukan Anak-anak via Medsos, TNI Bereaksi: Itu Tindakan Terkutuk

Helikopter MI-17 (pusdikpenerbad.mil.id)
Dikembangkan dari rangka dasar Mi-8, jenis Mi-17 dipasangi dengan mesin TV3-117MT yang lebih besar, rotor, dan transmisi yang dikembangkan untuk Mil Mi-14, bersama dengan pengembangan badan pesawat untuk muatan lebih berat.

Pilihan mesin untuk kondisi "panas dan tinggi" adalah mesin Isotov TV3-117VM berdaya 1545kW (2070 shp).

Karakteristik umum

- Kru: Tiga - dua pilot dan seorang insinyur
- Kapasitas: 30 tentara atau 12 tandu atau 4.000 kg kargo internal / 5.000 kg eksternal.
- Panjang: 18,465 m (60 ft 7 in)
- Diameter rotor: 21,25 m (69 ft 10 ½)
- Tinggi: 4.76 m (15 ft 7 ¼ in)
- Daerah Disc: 356 m² (3.834 ft ²)
- Berat kosong : 7.489 kg (£ 16.510)
- Berat Loaded: 11.100 kg (£ 24.470)
- Max. berat lepas landas : 13.000 kg (£ 28.660)
- Powerplant : 2 × Klimov TV3 -117VM turboshafts , 1.633 kW (2.190 shp) masing-masing

Kemampuan

- Kecepatan maksimum : 250 km / h (135 knot, 155 mph)
- Rentang : 465 km (251 nm , 289 mi) (standar bahan bakar)
- Layanan langit-langit : 6.000 m (19.690 kaki)
- Tingkat panjat : 8 m / s (1.575 ft / min)

Persenjataan

Mampu mengangkut persenjataan hingga 1.500 kg seperti bom, roket, dan gunpods.

Sebelumnya, Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan informasi helikopter hilang kontak dari Base Ops Lanud Silas Papare Sentani Jayapura pukul 14.00 WIT.

Helikopter dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari 7 orang kru dan 5 orang personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.

Pesawat tersebut sebelumnya melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.

"Beberapa pos-pos pengamanan TNI di perbatasan NKRI-PNG disebut Pos udara karena hanya dapat ditempuh dengan sarana angkut pesawat udara," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Jumat malam.

MI-17 (Wikipedia)
Bertolak dari distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang dalam rangka refuel.

Pada pukul 11.44 WIT Helly MI-17 take off dari bandara Oksibil menuju Sentani.

Sesuai perkiraan ekstimasi waktu seharusnya Heli MI-17 landing di Sentani pukul. 13.11 WIT, namun sampai dengan saat ini belum ada komunikasi ataupun berita tentang keberadaan helikopter tersebut.

Kondisi cuaca

Dilaporkan bahwa, pada saat Landing dari Bandara Oksibil kondisi cuaca baik dengan jarak pandang 6-7 km.

Namun dari pantauan BMKG, di beberapa tempat rute antara Oksibil dan Sentani berpotensi adanya cuaca ekstrim yang sewaktu-waktu dapat berubah secara cepat.

Sesuai hasil komunikasi Lanud Silas Papare dengan Tower Oksibil dilaporkan bahwa kontak terakhir dengan helikopter pada pukul 11.49 WIT (5 mnt dr T/O) dan berada di ketinggian 7.800 ft, 6 NM ke utara.

Sampai laporan ini diterima, belum didapatkan informasi tentang kedudukan pesawat tersebut.

"Upaya pencarian sedang dilaksanakan dengan berkoordinasi pihak Basarnas Provinsi Papua dan mengerahkan satuan kewilayahan untuk mencari informasi keberadaan pesawat M-17," pungkas Aidi.

Hilang kontak

Helikopter MI-17 milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) TNI AD hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.

"Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari tujuh orang kru dan lima orang personil Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian Pos," ujar Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi melalui rilis, Jumat (28/06/2019).

Helikopter (heli) tersebut, lanjut Aidi, tengah melakukan misi pendorongan logistik (Dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab.

Bertolak dari distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil untuk pengisian bahan bakar.

"Pada pukul 11.44 WIT Heli MI-17 take off dari Bandara Oksibil menuju Sentani. Sesuai perkiraan ekstimasi waktu seharusnya Heli MI-17 mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT namun sampai dengan saat ini belum ada komunikasi ataupun berita tentang keberadaan heli tersebut," kata Aidi.

Hilang kontak setelah 5 menit lepas landas

Dia menjelaskan, kondisi cuaca baik dengan jarak pandang 6-7 km, namun dari pantauan BMKG, di beberapa tempat antara Oksibil dan Sentani berpotensi adanya cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu dapat berubah secara cepat.

"Sesuai hasil komunikasi Lanud Silas Papare dengan Tower Oksibil dilaporkan bahwa kontak terakhir dengan pesawat pada pukul 11.49 WIT (5 menit dari lepas landas) dan berada di ketinggian 7800 kaki, 6 NM ke utara," katanya.

Aidi memastikan kini upaya pencarian sedang dilaksanakan dengan berkoordinasi pihak Basarnas Provinsi Papua dan mengerahkan satuan kewilayahan untuk mencari informasi keberadaan pesawat M-17.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bukan Alutsista Biasa, ini Kehebatan Helikopter MI-17 Milik TNI AD yang Hilang Kontak di Papua, dan Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Helikopter Jatuh, Tiga Orang Tewas di Tempat, Kapten Farid: Kami Masih Berpikir Evakuasi,A rtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Heli TNI AD Jatuh di Kendal, 4 Orang Meninggal", https

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved