Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Diam Diam Presiden Ameriksa Ingin Kuasai Vaksin Covid-19, 'Suap' Ilmuwan, Jerman Tolak Mentah-mentah

Diam-diam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin kuasai vaksin virus corona dari ilmuwan Jerman.

Editor: Muhammad Ridho
WBT News Talk
Donald Trump 

Diam-diam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin kuasai vaksin virus corona dari ilmuwan Jerman.

Bahkan bagian dari usaha Donald Trump adalah 'menawarkan jumlah yang besar' untuk akses eksklusif terkait wabah Covid-19.

Penawaran tersebut dilakukan Donald Trump pada Pemerintah Jerman menurut laporan, dikutip dari The Guardian.

Media Jerman dalam hal ini melaporkan bahwa Donald Trump telah memberikan 'sejumlah besar' uang untuk vaksin corona virus.

Ungkapnya, vaksin tersebut hanya akan digunakan Trump untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di negaranya.

Anggota parlemen dan menteri Jerman bereaksi dengan marah, mereka bahkan mengkritik tampilan 'kepentingan pribadi' dari presiden AS.

"Jerman tidak untuk dijual," ucap Menteri Ekonomi Peter Altmaier kepada penyiar ARD.

Komentar itu reaksi terhadap laporan halaman depan di surat kabar Welt am Sonntag yang berjudul "Trump vs Berlin".

Menurut laporan media massa Die Welt, pemerintah Jerman sedang berusaha melawan pengambilalihan agresif yang telah dilakukan oleh AS.

"Presiden AS telah menawarkan perusahaan biofarmasi yang berbasis di Tübingen, CureVac.

"Sejumlah besar uang' untuk mendapatkan akses eksklusif ke pekerjaan mereka," tulis Die Welt, dilansir Sosok.ID, dikutip dari The Guardian, Selasa (17/3/2020).

Sumber anonim dalam surat kabar mengungkapkan, Trump telah melakukan segala upaya untuk mengamankan vaksin virus corona hanya untuk Amerika.

Laporan media massa tersebut memicu kemarahan di Berlin.

"Para peneliti Jerman mengambil peran utama dalam mengembangkan obat-obatan dan vaksin sebagai bagian dari jaringan kerja sama global," kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas kepada jaringan penelitian Funke Mediengruppe.

"Kami tidak dapat membiarkan situasi di mana orang lain ingin secara eksklusif memperoleh hasil penelitian mereka," kata Maas.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved