Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Diam Diam Presiden Ameriksa Ingin Kuasai Vaksin Covid-19, 'Suap' Ilmuwan, Jerman Tolak Mentah-mentah

Diam-diam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin kuasai vaksin virus corona dari ilmuwan Jerman.

Editor: Muhammad Ridho
WBT News Talk
Donald Trump 

Seorang anggota parlemen konservatif di Komite Kesehatan Parlemen Jerman, Erwin Ruddel juga sependapat dengan Maas.

"Kerja sama internasional penting sekarang, bukan kepentingan nasional," kata Erwin.

Pemerintah Sebut Off The Table

Sementara Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa pengambilalihan perusahaan CureVac oleh administrasi Trump adalah "off the table".

Spahns menegaskan bahwa CureVac hanya akan mengembangkan vaksin virus corona untuk seluruh dunia, bukan hanya untuk masing-masing negara.

Saat dikonfirmasi, kementerian kesehatan Jerman hanya akan mengkonfirmasi keakuratan kutipan yang dikaitkan dengan salah satu juru bicaranya dalam artikel tersebut.

"Pemerintah federal sangat tertarik pada vaksin dan agen antivirus terhadap virus corona baru yang sedang dikembangkan di Jerman dan Eropa," kata juru bicara Jerman.

"Dalam hal ini pemerintah melakukan pertukaran intensif dengan perusahaan CureVac." tambahnya.

Juru bicara Jerman menolak menanggapi adanya pemberitaan yang disebutkan oleh media Die Welt.

Diketahui, CureVac yang berkantor pusat di kota Tübingen, Jerman barat daya, juga memiliki situs di Frankfurt dan Boston di AS.

Terkait dengan kementerian kesehatan Jerman, ia bekerja sama dengan Paul Ehrlich Institute.

Ya, Paul Ehrlich Institute sebuah lembaga penelitian dan badan pengawas medis yang berada di bawah kementerian kesehatan Jerman.

Pada 11 Maret, CureVac merilis pernyataan bahwa CEO-nya, warga negara AS Daniel Menichella, tiba-tiba meninggalkan perusahaan dan akan digantikan oleh pendiri perusahaan, Ingmar Hoerr.

Pada awal bulan, Menichella diundang ke Gedung Putih di Washington untuk membahas strategi pengembangan cepat dan produksi vaksin coronavirus bersama Trump, wakil presiden, Mike Pence, dan anggota gugus tugas koronavirus Gedung Putih.

Adapun seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP pada Minggu (15/3) bahwa laporan itu "terlalu banyak dimainkan".

Sumber: Grid.ID
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved