Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Makin Memanas, India Hapus Seluruh Aplikasi China dari Ponsel, Usai Boikot Produk Asal Tiongkok

Dampak dari kejadian yang terjadi di Perbatasan China dan India. Hal tersebut membuat masyarakat India geram h

Editor: Muhammad Ridho
NARINDER NANU / AFP
Aktivis organisasi Bajrang Dal dan Vishva Hindu Parishad (VHP) membakar bendera Cina dan poster-poster Presiden Cina Xi Jinping, selama protes anti-Cina di Amritsar pada 17 Juni 2020. Protes berlangsung pascabentrok militer India dengan Militer China. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dampak dari kejadian yang terjadi di Perbatasan China dan India.

Hal tersebut membuat masyarakat India geram hingga sebelumnya sempat memboikot produk-produk dari China.

Tak hanya itu kini, India akan menghapus seluruh aplikasi China di Ponsel mereka.

Ilustrasi India dan China
Ilustrasi India dan China (istimewa)
 

Pemerintah India telah memerintahkan seluruh penduduknya untuk menghapus aplikasi China dari ponsel atau HP.

Satuan Tugas Khusus (STF) Uttar Pradesh pada Jumat (19/6/2020) meminta personilnya menghapus aplikasi China dari ponsel.

Arahan tersebut muncul setelah ketegangan yang terjadi di perbatasan India-China.

Dalam perintahnya, Ketua STF, Amitabh Yash telah meminta personel untuk menghapus 52 aplikasi Tiongkok.

Dia mengatakan dapat menyebabkan pencurian data.

Perintahnya juga merujuk aturan Kementerian Dalam Negeri sebelumnya.

Uttar Pradesh telah mendaftarkan aplikasi seperti Helo, Xender, kamera Wonder, Club Factory, Selfie City, dan lainnya.

Menyusul pembunuhan 20 personel Angkatan Darat India oleh pasukan Tiongkok di Lembah Galwan pada Senin (15/6/2020) malam.

Telah terjadi peningkatan permintaan untuk menghapus aplikasi China dan memboikot barang-barang buatan China.

Bahkan, dua Menteri Persatuan mendesak orang untuk tidak membeli produk-produk China.

Menteri Serikat Urusan Konsumen, Makanan, dan Distribusi Publik, Ram Vilas Paswan memerintahkan tidak membeli produk China.

Rekannya, Menteri Persatuan untuk Keadilan Sosial dan Pemberdayaan, Ramdas Athawale membuat tuntutan khusus.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved