PDIP Disebut PKI, Bendera Dibakar, Maruarar Sirait: Rakyat Percaya Kami Pancasilais Sejati
Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait menyebut PDIP merupakan partai yang menganut ideologi Pancasila secara baik dan setia
Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait menyebut PDIP merupakan partai yang menganut ideologi Pancasila secara baik dan setia alias Pancasilais.
Hal tersebut disampaikan Maruarar yang dibiasa disapa Ara, menyikapi adanya tuduhan PDIP merupakan PKI.
"Ada yang mengatakan partai kita PKI dan sebagainya, tapi kita yakin dari data-data yang ada."
"Justru rakyat Indonesia percaya bahwa kita Pancasilais sejati, bukan Pancasilais gadungan," kata Ara dalam webinar Teruna Merah Putih bertema Jas Merah: Jangan Sekali-sekali Melupakan sejarah, di Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Ara meyakini, berdasarkan pengalaman yang dialami PDIP sebelum-sebelumnya, maka serangan terdapat partai saat ini akan menguatkan seluruh kader partai untuk bersatu.
"Tekanan politik yang telah kita alami, tidak membuat kita lemah, tidak membuat kita bercerai, tekanan membuat kita bersatu," tegasnya.
Ara menyebut TMP yang merupakan organisasi sayap PDIP, kini menunggu komando dari pimpinan dalam bersikap menghadapi penyerang partai.
"Kami menunggu komando yang harus dilakukan dan apa yang dikerjakan."
"Taruna Merah Putih siap menjalankan perintah partai," ucap Ara.
Kader Militan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memastikan pihaknya secara kinerja tidak akan terganggu, meski bendera PDIP dibakar oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Hasto Kristiyanto menyatakan kader partainya tetap solid bergotong royong mewujudkan cita-cita Proklamator RI Bung Karno dan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
Yakni, agar Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, dengan mengedepankan persaudaraan dunia.
Hal ini disampaikan Hasto Kristiyanto dalam webinar bertajuk 'Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif bagi Bangsa', yang digelar Taruna Merah Putih dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno, Minggu (28/6/2020) malam.
"Akhir-akhir ini banyak pihak memprovokasi kita dan membakar bendera kita."
"Tetapi kita menampilkan diri sebagai partai yang taat hukum."
"Kita kader militan tidak membiarkan pihak lain merendahkan simbol partai," ujar Hasto Kristiyanto.
"Kami tetap membangun persaudaraan nasional dan dunia, merangkul semua pihak menyatu."
"Dan mendorong para pemuda Indonesia bisa memajukan Indonesia di semua lini," sambung Hasto Kristiyanto.
Menurut Hasto Kristiyanto, Bung Karno pernah mengingatkan agar pemuda tidak melupakan sejarah alias Jas Merah.
Dengan begitu, lanjut Hasto Kristiyanto, pemuda bisa berdikari untuk menguasai ilmu pengetahuan, ilmu dasar, dan mengembalikan kejayaan Indonesia tentang rempah-rempah Nusantara.
"Bung Karno pernah berpesan, gantungkanlah cita-cita setinggi langit."
"Itu tidaklah mudah, tetapi kita didik untuk memberikan seluruh energi kita dengan bersemangat terus-menerus," papar Hasto Kristiyanto.
Politikus asal Yogyakarta ini mengingatkan, sepanjang pemuda dan pemimpin bangsa mau bertanggung jawab, bersatu dalam bergotong royong, maka hal itu bisa terwujudkan.
Indonesia, kata dia, bisa maju sebagai negara yang daulat secara politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.
Hasto Kristiyanto juga meyakini jajarannya tetap patuh pada perintah Megawati Sukarnoputri untuk tetap menjaga maruah dan simbol-simbol partai.
Hasto Kristiyanto juga menyampaikan Megawati menginginkan partai terus bekerja bergotong royong memakmurkan bangsa Indonesia.
"Ingatlah pesan Ibu Megawati Sukarnoputri, bendera partai akan terus berdiri."
"Semua kader dan pemuda juga diminta untuk menjaga kemakmuran di seluruh lini ke depan."
"Salam perjuangan, merdeka."
"Berjuanglah dengan semangat, jayalah pemuda Indonesia untuk kemajuan bangsa," papar Hasto Kristiyanto.
Kronologi Pembakaran Bendera PDIP Versi Korlap
Edy Mulyadi, koordinator lapangan (korlap) aksi massa di DPR yang menolak RUU HIP, mengaku tak ada rencana membakar bendera PKI dan PDIP.
Edy pun mengungkap kronologi peristiwa pembakaran bendera PKI dan PDIP tersebut.
Pernyataannya dibuat dalam video berdurasi 16 menit 17 detik dan telah diunggah oleh channel YouTube QIEM INSPIRASI.
Edy sendiri sudah mengonfirmasi benar itu video yang dibuat oleh dirinya, meski bukan dia yang mengunggah ke YouTube.
Dia mengatakan awalnya tengah beristirahat di bawah atap dari para orang yang sedang berorasi di depan Gedung DPR, Rabu (24/6/2020) lalu.
Saat itu, tepatnya setelah menunaikan Salat Asar di bawah guyuran hujan, Edy didatangi seseorang yang kemudian berbisik kepadanya.
"Habis ini bakar bendera PKI. Spontan saya jawab, 'emang ada benderanya?' Dijawab 'ada'."
"Kemudian saya bilang 'ya sudah kalau gitu'," ujar Edy dalam video yang dilihat Tribunnews, Jumat (26/6/2020).
Setelah itu, Edy bergabung dengan para orator lainnya di atas mobil
.Dengan mikrofon kemudian dia memandu massa dan mengatakan bakal ada pembakaran bendera PKI.
"Enggak lama saya ke atas, ada beberapa kali orasi yang lain, lalu mikrofon saya pandu, saya katakan hari ini kita bakar bendera PKI."
"Wah, massa aksi itu semangat. Bakar, bakar, bakar, saya kebawa suasana juga," akunya.
Kepada pihak kepolisian yang sempat meminta klarifikasi dirinya di Polda Metro Jaya, Kamis (25/6/020), Edy mengaku tak tahu menahu ada dua bendera yang akan dibakar, dan salah satunya bendera PDIP.
Dia juga menjelaskan alasan dirinya mengarahkan massa ketika ditanya kepolisian.
Niat Edy hanya mengarahkan agar massa berhati-hati saat membakar bendera.
Dia mengaku khawatir apabila bendera yang dibakar akan mengenai tangan atau badan massa.
"Maksud saya itu kan plastik ya barangnya, khawatir kalau kena tangan, kena badan, makanya saya bilang hati-hati."
"Bahkan kalau disimak videonya, saya bilang laskar-laskar beri tempat yang luas. Hati-hati kena badan."
"Nah, ditanya (juga oleh kepolisian) kenapa bendera PDIP bisa dibakar? Ya saya enggak tahu," ungkapnya.
Edy menjelaskan, dia melihat massa yang membawa bendera untuk dibakar, kemudian ternyata ketika dipisahkan terdapat dua bendera.
Saat dibentangkan, ternyata ada bendera PDIP. Edy pun mengaku sempat kaget melihat bendera partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Waktu bendera dibawa ke situ, dipisah ada dua bendera. Nah, waktu dibentang ada bendera PDIP."
"Saya juga kaget dalam hati saya. 'Waduh', tapi enggak apa-apa," kata dia sambil memegang dadanya.
"Lalu polisi tanya kenapa Pak Ustaz enggak hentikan? Gila dalam situasi seperti itu kalau saya bilang 'eh yang PDIP jangan dibakar'."
"Enggak mungkin bos saya bilang gitu," ujarnya seraya terkekeh.
Edy pun menegaskan, pembakaran bendera bukan rencana dari pihaknya.
Bahkan, dia menilai ada penyusup dalam massa yang membakar bendera tersebut.
"Jadi pembakaran bendera bukan rencana kita. Rapat tidak ada rencana."
"Tapi karena suasana histeria seperti itu, saya sebagai korlap dan penanggung jawab aksi saya katakan 'oke kita bakar enggak apa-apa'," beber Edy.
"Bendera PDIP itu accident, benar-benar tidak ada rencana."
"Dan seperti kata guru-guru kita yang sudah bicara di televisi ada Ustaz Slamet Maarif, ada Ustaz Haikal, itu diduga penyusup saudara."
"Penyusup yang membakar itu. Sekarang mungkin masih sedang diselidiki siapa penyusupnya," tuturnya.
Ditanya Polisi
Edy Mulyadi juga mengonfirmasi dirinya sempat diundang ke Polda Metro Jaya untuk memberikan klarifikasi.
Pernyataannya dibuat dalam video berdurasi 16 menit 17 detik dan telah diunggah oleh channel YouTube QIEM INSPIRASI.
Edy sendiri sudah mengkonfirmasi bahwa benar itu video yang dibuat oleh dirinya, meski bukan dia yang mengunggah ke YouTube.
"(Video) Yang bikin saya. Tapi yang mengunggah QIEM INSPIRASI," terang Edy.
Dalam video tersebut, Edy mengonfirmasi benar dirinya diperiksa oleh kepolisian terkait pembakaran bendera PDIP, Kamis (25/6/2020).
"Kabarnya saya diperiksa sama polisi."
"Pertama, betul kemarin saya di Polda, saya menyebutnya bukan diperiksa tapi diklarifikasi."
"Klarifikasi jadi kita ngobrol enak, bercanda-canda."
"Memang pertanyaannya seputar pembakaran bendera, seputar bubarkan PDIP, seputar turunkan Jokowi," imbuhnya.
Edy menegaskan, pembakaran bendera PDIP adalah accident.
Edy mengatakan para polisi yang turut serta dalam rapat pihaknya pasti sudah memberikan laporan memang tidak ada rencana pembakaran bendera.
"Jangankan rencana, dibahas aja enggak. Jangankan dibahas, disinggung aja enggak."
"Kepikiran juga enggak, karena enggak disinggung sama sekali dalam rapat-rapat. Tidak ada," paparnya. (Seno Tri Sulistiyono)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul PDIP Dibilang PKI, Maruarar Sirait: Rakyat Indonesia Percaya Kami Pancasilais Sejati, Bukan Gadungan, https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/29/pdip-dibilang-pki-maruarar-sirait-rakyat-indonesia-percaya-kami-pancasilais-sejati-bukan-gadungan?page=all.
