Alhamdulillah, Harga Karet di Kuansing Riau Sentuh Angka Rp 7.000-an per Kilogram

Dalam lelang Minggu malam (5/7/2020), pihaknya membuka harga dasar sebesar Rp 6.725 per kilogram. Ada sebanyak 62 karet yang terjual

Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Nurul Qomariah
zoom-inlihat foto Alhamdulillah, Harga Karet di Kuansing Riau Sentuh Angka Rp 7.000-an per Kilogram
FOTO/ISTIMEWA
Ketua Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi) Sepriadi dalam sebuah acara pelelangan karet.

TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - Harga karet di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau akhirnya menyentuh angka Rp 7.000-an per kilogram.

Harga tersebut berdasarkan hasil lelang pada Minggu (5/7/2020).

Dalam lelang tersebut, karet dibanderol diharga Rp 7.110 per kilogram.

Perusahaan dari Sumatera Barat (Sumbar) jadi pemenang lelang.

Sekda Kuansing Bisa Bernafas Lega, Kontak Erat dengan Pasien Positif Covid-19, Hasil Swab Negatif

Akui Sempat Dibully Setelah Viral Menikah Mas Kawin Sandal Jepit, Ternyata Mahar Permintaan Istri

Kapan Ibu Hamil Sebaiknya Kontrol Kandungan Saat Pandemi Corona, Simak Penjelasannya

Dengan hasil lelang ini, harga jual karet meninggalkan angka Rp 6.000-an yang sudah terjadinya sejak akhir April 2020.

"Alhamdulillah. Harga karet sudah Rp 7.000-an," kata ketua Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi) Sepriadi, Senin (6/7/2020).

Ia mengatakan, dalam lelang Minggu malam tersebut (5/7/2020), pihaknya membuka harga dasar sebesar Rp 6.725 per kilogram. Ada sebanyak 62 karet yang terjual.

Sistem pelelangan ini sendiri dimulai sejak Juli tahun lalu.

Seluruh pengurus kelompok tani/Unit Pengolahan dan Pemasaran BOKAR (UPPB)/gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang melaksanakan pemasaran karet secara bersama bersama.

Melaksanakan pemasaran Bokar dengan sistem lelang secara bersama dan serentak dengan menetapkan satu pemenang lelang dan satu harga pada satu waktu dan satu tempat yang bersamaan.

Penetapan harga bersama dengan perwakilan perusahaan.

Harga hasil penjualan dengan sistem lelang ini lebih tinggi dari harga dari toke-toke karet lokal di Kuansing.

Walau demikian, 99 persen petani karet di Kuansing tidak mau bergabung dengan asosiasi dan mengikuti penjualan karet dengan sistem lelang.

Sejauh ini, 99 persen petani karet di Kuansing lebih memilih menjual ke toke-toke lokal hasil panen kebun karet.

Sisanya, 1 persen, ikut sistem lelang yang diinisiasi Pemkab Kuansing.

( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved