Karhutla
Intensitas Hujan Tinggi di Pelalawan, BPBD Wanti-wanti Daerah Langganan Banjir
Intensitas hujan di sebagian besar wilayah Kabupaten Pelalawan cukup tinggi dua pekan terakhir.
Penulis: johanes | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Intensitas hujan di sebagian besar wilayah Kabupaten Pelalawan cukup tinggi dua pekan terakhir.
Meski tidak merata, namun hujan yang turun cukup deras dengan durasi waktu yang panjang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan mewanti-wanti banjir yang timbul di beberapa wilayah yang rentan terendam.
Pasalnya hujan yang turun menambah volume air pada sungai-sungai besar di Pelalawan. Biasanya air akan meluber ke daratan dan menggenangi areal di tepi sungai, seperti perkampungan maupun fasilitas umum.
"Kita masih memantau dan mengontrol melalui pemerintah kecamatan dan desa. Sampai sekarang masih aman," terang Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Pelalawan, Abu Bakar FE, kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (19/7/2020).
Abu Bakar menjelaskan, daerah yang paling rentan terendam banjir yakni Desa Lubuk Kembang Bunga dan Desa Air Hitam di Kecamatan Ukui.
Wilayah ini menjadi langganan genangan air setiap musim hujan akibat meluapnya Sungai Nilo yang berdampingan langsung dengan kedua desa.
Kemudian Desa Rantau Baru dan Kuala Terusan di Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Beberapa desa lainnya di Kecamatan Pelalawan dan Teluk Meranti yang berada di bantaran Sungai Kampar.
Abu Bakar menjelaskan, untuk saat ini masih terpantau potensi turunnya hujan pada sore hingga malam hari nanti, dengan intensitas ringan hingga sedang. Sedangkan titik panas atau hotspot tidak terdeteksi di Pelalawan dua hari terakhir.
"Kesiapsiagaan dalam menghadapi Karhutla melibatkan seluruh instansi dan perusahaan swasta," tandasnya.
• Live Malam Ini, Lanjutan Piala FA, Manchester United Vs Chelsea Live Streaming Piala FA 2020
• Hampir Sebulan Nihil Kasus, Seorang Warga Pelalawan Dinyatakan Positif Covid-19
6 Heli Siaga Water Bombing
Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau tetap bersiaga melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan di Riau.
Dengan kesiap-siagaan ini diharapkan tahun ini tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan bencana kabut asap seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Di tengah pandemi Covid 19, Provinsi Riau juga dalam kondisi siaga darurat Karhutla. Namun kita berharap tidak ada bencana asap," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur, Minggu (19/7/2020).
Sejauh ini pemerintah provinsi Riau sudah melakukan sejumlah upaya dalam rangka melakukan pencegahan Karhutla.
Di antaranya adalah dengan menetapan status siaga darurat Karhutla di Riau yang sudah dimulai sejak tanggal 11 Januari hingga 31 Oktober 2020.
Upaya yang dilakukan BPBD Riau bersinergi dengan stakeholder terkait dalam upaya pencegahan dan pemadaman titik api yang terdeteksi.
"Di musim kemarau tahap pertama yaitu bulan Februari dan Maret kita telah melakukan beberapa upaya pencegahan dan upaya pemadaman pihak bersama stakeholder terkait," ujarnya.
Pihaknya mengklaim, upaya pencegahan dan upaya pemadaman titik api di Riau mampu menurunkan tingkat kebakaran dibandingkan tahun lalu hingga 61 persen.
"Alhamdulillah upaya yang kita lakukan bersama menurunkan tingkat kebakaran dibandingkan tahun lalu," katanya.
Jim menjelaskan, saat ini luas kebakaran yang sudah terjadi yaitu 1378 hektar danpada bulan Juli ini terdapat 122 hotspot namun setelah dilakukan patroli dan upaya pengecekan langsung ke lokasi, ternyata hotspot ini tidak terdapat titik api.
"Pemantauan satelit ini, dia akan mendeteksi suhu panas, di mana suhu panasnya muncul di permukaan bumi, maka akan terdeteksi sebagai titik hotspot. Ini merupakan upaya-upaya deteksi dini yang dilakukan, diharapkan tentunya tidak terjadi nya kebakaran hutan dan tidak meluas," katanya.
Selain itu, upaya antisipasi Karhutla di Riau juga dilakukan dengan mensiagakan Satgas Udara dengan bantuan enam helikopter water bombing dan dua helikopter patroli.
Helikopter ini akan di operasikan apabila ditemukan titik api yang memang sulit terjangkau oleh tim darat, namun jika titik api mudah terjangkau maka akan mengutamakan pemadaman lewat tim darat.
"Helikopter akan segera diluncurkan jika lokasi kebakaran sangat jauh dari jangkauan yang terkadang lokasi titik api berada di tengah hutan," ujarnya.
Selama ini pemadaman water bombing dengan menggunakan helikopter memang sangat dibutuhkan. Terlebih untuk titik-titik yang apabila lokasi pemadaman sulit dijangkau melalui akses darat maupun akses sungai.
"Pemadaman water bombing ini sebagai upaya kita agar lebih siaga dalam penanganan kebakaran hutan," katanya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/water-bombing-dilakukan-di-rimbo-panjang.jpg)