Negera-negara di Sekitar Laut China Selatan Seharusnya Berterimakasih Dengan Australia

Australia juga mengatakan, tidak menerima pernyataan China bahwa kedaulatannya atas Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly

google
Kawasan Kepulauan Spartly di kawasan Laut China Selatan yang diklaim China 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Australia menolak klaim China atas sebagian besar Laut China Selatan.

Negeri Kanguru tersebut menilai klaim China di Laut China Selatan tidak mematuhi hukum internasional, deklarasi yang kemungkinan akan membuat marah Beijing.

Sikap Australia itu seirama dengan Amerika Serikat yang terlebih dahulu menolak keras klaim Tiongkok atas perairan tersebut.

AS bulan ini menolak klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan, yang menuai kritik dari China dengan mengatakan posisi Washington meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

Australia, dalam sebuah deklarasi yang mereka ajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/7/2020), menyatakan mereka juga menolak klaim maritim China di sekitar pulau-pulau yang diperebutkan di Laut Cina Selatan.

Sebab, tidak konsisten dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut. 

"Australia menolak klaim China untuk hak bersejarah atau hak dan kepentingan maritim sebagaimana ditetapkan dalam praktik panjang sejarah di Laut China Selatan," kata Australia dalam deklarasi yang mereka ajukan ke PBB seperti dikutip Reuters.

Australia juga mengatakan, tidak menerima pernyataan China bahwa kedaulatannya atas Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly "mendapat pengakuan secara luas dari masyarakat internasional", mengutip keberatan dari Vietnam dan Filipina.

Cina mengklaim 90% perairan yang berpotensi kaya energi, tetapi Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya di Laut China Selatan.

Perdagangan dengan nilai mencapai US$ 3 triliun melewati Laut China Selatan setiap tahun.

China telah membangun pangkalan di atas atol di wilayah tersebut tetapi mengatakan niatnya damai.

Australia telah lama mengadvokasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan untuk semua negara yang mengklaim perairan tersebut untuk menyelesaikan perbedaan mereka sesuai dengan hukum internasional.

Posisi yang lebih blak-blakan atas klaim China datang dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Dia mengatakan pada bulan ini, China tidak menawarkan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah melakukan intimidasi terhadap negara-negara di kawasan itu.

Dunia tidak akan membiarkan China memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya, kata Pompeo, seraya menambahkan, AS akan mendukung negara-negara yang percaya China telah melanggar klaim maritim mereka.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved