Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

HEBOH Daging Cepat Busuk akibat Stress, Dokter Jelaskan Hal Ini

Jami saat berada di kampus dan tempat kerjanya dulu, ada sejumlah hal penting dalam memperlakukan hewan sebelum disembelih.

Kolase Tribunnews (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN dan Twitter.com/djamtjoek)
VIRAL Daging Cepat Busuk karena Hewan Disembelih Saat Stres, Dokter Berikan Penjelasan Sebab Akibat 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Cuitan seorang dokter hewan bernama Muhamad Jami Ramadhan yang menjelaskan adanya hubungan antara stres pada hewan kurban dengan kualitas daging mendadak viral di media sosial.

Cuitan Jami tersebut bermula saat ia memberikan pandangannya terhadap cuitan warganet lain yang membagikan sebuah video.

Video itu menunjukkan sejumlah petugas kepolisian dan warga berusaha menangkap sapi yang diduga kabur saat akan disembelih.

Menurut Jami, cara yang ditunjukkan dalam video adalah tindakan tidak tepat.

"Kayaknya materi kesejahteraan hewan emang bener harus diterapkan dr sekolahan deh.

Godain dikit hewan aja ya bisa bikin stress, apalagi hewannya udh diamparin begitu. Harusnya mah diemin aja.

Stress pada sapi potong bisa mempengaruhi kualitas dagingnya jadi jelek dan gampang busuk," tulis Jami.

Berdasarkan pengalaman Jami saat berada di kampus dan tempat kerjanya dulu, ada sejumlah hal penting dalam memperlakukan hewan sebelum disembelih.

Utamanya, bagaimana cara mengurangi stres pada hewan itu.

BOLA LOKAL: Manajemen Three Dragon Resmi Tunda Latihan Pemainnya 3 Agustus, Ini Alasan Krusialnya

Istri Luka Parah Setelah Dibacok Suami, 2 Anak Bantu Ibunya, Satu Jadi Sasaran Kemarah  

12 Tahun Ngaku Jadi Anggota TNI hingga Berpangkat Peltu, Kedok Pria di Medan Ini Terbongkar

 

"Minimal hewan:

- Tidak mengalami kekerasan fisik/ mental

- Saat disembelih hrs tepat, kl bisa sekali gorok," tulis Jami.

Ia kemudian merincikan kekerasan fisik yang dapat berupa pemukulan, digoda, hingga mempertontonkan proses penyembelihan hewan kepada kawannya.

Jami juga menekankan saat proses pemotongan tidak boleh sembarangan.

"Saluran makanan, napas, darah harus terpotong sekali gorok, pastikan pisaunya tajam. Ya kalau digoroknya berkali-kali bisa sakit maksimal dong?" tegasnya.

Ketua MPR RI Bamsoet Minta Kapolri Pertimbangkan Peluru Kaliber 9mm Digunakan Sipil untuk Bela Diri

Sempat Kunjungan Kerja ke Gresik, Kesehatan Ketua DPRD Ini Drop, dan Meninggal, Positif Covid-19

Dikeroyok Sejumlah Orang, Remaja Peretas NASA Kritis, Operasi Kepala Biaya Capai Rp 200 Juta

Tidak hanya itu, proses penyembelihan hewan yang mengedepankan nilai-nilai kesejahteraan hewan sebetulnya jauh lebih kompleks.

Termasuk mengistirahatkan hewan 24 jam sebelum disembelih.

"Tujuannya utk meminimalkan stress, agar cadangan glikogen pada otot tidak terpakai.

Glikogen pd otot diubah menjadi asam laktat saat menjadi daging, apabila stress, maka jumlahnya akan berkurang," bebernya.

 

Stres pada Hewan Memengaruhi Kualitas Daging Hewan

Di cuitan-cuitan selanjutnya Jami membeberkan secara gamblang hubungan dua poin di atas.

Ketika hewan dipotong pada saat stres maka produksi asam laktat di dalam tubuh hewan menjadi rendah.

Sehingga PH daging tinggi yang akhirnya membuat daging mudah busuk, berlendir dan bau tengik.

"Asam laktat fungsinya menghambat perkembangan bakteri yang mengkontaminasi karkas/daging nantinya selama proses pemotongan berlangsung," terang Jami.

Hingga Minggu (2/8/2020), cuitan milik Jami telah di-retweets oleh lebih dari 7 ribu pengguna Twitter lainnya dan disukai sebanyak 14 ribu kali.

 

Konfirmasi Tribunnews

Jami kepada Tribunnews menjelaskan alasan kenapa dirinya membuat cuitan-cuitan di atas.

Ia mengaku hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai cara mengedukasi masyarakat untuk memperlakukan hewan di sekitar secara baik dan benar.

"Contohnya di tweet yang saya quote tersebut terlihat video bahwa sapi sudah jelas tidak dengan kondisi yang nyaman, tidak seperti di dalam kandang yang layak."

"Namun tiba-tiba ada orang yang menggoda hewan tersebut. Hal itu bisa langsung membuat reaksi stres bagi sapi."

"Yang bias dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap daging," kata dia,.

Jami menitipkan betapa pentingnya mengedepankan kesejahteraan hewan terutama saat masa-masa Idul Adha.

Baginya, hewan apapun spesiesnya tetap makluk hidup yang memiliki perasaan.

"Sehingga dapat merasakan respon positif dan negatif, dan yang pastinya juga dapat merasakan rasa sakit."

"Apabila kesejahteraan hewan benar dapat diperhatikan, harapannya kehidupan berdampingan antar makhluk hidup pun akan semakin harmonis," tandasnya.

 

Tanggapan Aktivis Profauna

Dokter hewan sekaligus aktivis Profauna, Arga Sawung Kusuma, sependapat dengan apa yang disampaikan Jami lewat rentetan cuitannya.

Arga menilai, saat ini Indonesia darurat animal welfare (kesejahteraan hewan) pada jenis hewan apapun.

"Pasti masyarakat banyak yang belum tau kalau memang stres dapat menyebabkan jeleknya kualitas daging."

"Saya setuju 100% dengan dokter Jami bahwa perlu diadakan pemahaman materi kesejahteraan hewan sejak dini, semisal sejak sekolah dasar," ucapnya.

Arga melanjutkan, jika masyarakat mengerti dan berpatokan dengan konsep animal welfare, pada akhirnya manfaatnya akan kembali ke manusia itu sendiri.

"Profesi dokter hewan mempunyai semboyan 'Manusya Mriga Satwa Sewaka' yang artinya mengabdi kepada masyarakat melalui kesehatan hewan."

"Jadi diharapkan dengan meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan hewan, maka akan meningkat pula kesehatan masyarakat," imbunya.

Terkait animal welfare dan ibadah kurban Idul Adha, Arga juga memiliki keyakinan seperti masyarakat pada umumnya.

Jika ibadah kurban merupakan ibadah bagi umat muslim yang semata-mata untuk mengharap ridho Allah.

"Dan Islam sangat menjunjung tinggi pula kesejahteraan hewan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama makhluk Allah."

"Harapannya ke depan, semoga selain makin kuat semangat berkurban, masyarakat Indonesia juga harus lebih bisa memperhatikan kesejahteraan binatang yang akan dikurbankan."

"Banyak diskusi dan terus belajar bagi panitia kurban yang terlibat akan meningkatkan nilai ibadah itu sendiri di hadapan Allah. InsyaAllah," tutup Arga.

Unduh Pedoman Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Pemotongan Hewan Kurban di Sini

Pedoman Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Pemotongan Hewan Kurban
Pedoman Penerapan Kesejahteraan Hewan pada Pemotongan Hewan Kurban (Dok. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved