Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pakar Bilang Kim Jong Un Terlihat Tidak Sehat, Sebut Penyebaran Covid-19 di Korea Utara Lebih Parah

Kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali mendapat sorotan pakar merujuk kepada fotonya ketika menangani Covid-19.

Editor: M Iqbal
KIRILL KUDRYAVTSEV / AFP
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus Virus Corona dikabarkan telah terjadi di Korea Utara.  

Kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali mendapat sorotan pakar merujuk kepada fotonya ketika menangani Covid-19.

Adalah Joseph Siracusa, analis politik sekaligus profesor Jurusan Studi Global di Universitas RMIT, Australia, yang memberikan pandangannya.

Foto yang dimaksud adalah ketika Kim Jong Un memimpin pertemuan para pejabat Korea Utara untuk membahas penanganan wabah Covid-19.

Seorang Pemuda Ditemukan Tewas, Ada Pesan Singkat di Ponsel Diduga untuk Gadis Pujaan

Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Kim setelah mereka menerima kasus pertama virus corona, membuat negara itu menerapkan lockdown.

"Kim terlihat tidak sehat jika merujuk kepada foto yang kita lihat," kata Profesor Siracusa seperti dikutip Daily Express Sabtu (1/8/2020).

Dia menerangkan, melalui pertemuan itu Kim seolah menegaskan kepada dunia bahwa negara komunis itu sama sekali tidak mempunyai kasus domestik.

Adapun kasus pertama tersebut dilaporkan oleh pria yang sempat membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu, sebelum kemudian kembali.

"Mereka ingin menunjukkan mereka tidak mempunyai penularan, dan kasus itu berasal dari Korea Selatan," papar Profesor Siracusa.

Sang pakar mengatakan, dia menduga bahwa pertemuan itu sebenarnya merupakan tanda bahwa dia membutuhkan bantuan finansial dari Presiden AS, Donald Trump.

Pemancing Temukan Mayat Perempuan Tanpa Kepala di Pantai, Identitasnya Masih Misteri

"Saya kira penyebaran Covid-19 yang terjadi di Korea Utara jauh lebih parah daripada yang kami duga," ujar dia kepada Sky News Australia.

 

Dia mencontohkan kepada kelaparan yang pernah terjadi di negara penganut ideologi Juche itu, yang "hampir tidak diketahui" oleh dunia.

Siracusa meyakini bahwa sang Pemimpin Tertinggi Korut "menutupi" betapa besar dampak dari pandemi virus corona terhadap rakyatnya.

Kondisi darurat itu muncul setelah si pembelot kembali pada 19 Juli, dan mulai menunjukkan gejala virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved