Inilah Sosok Siswa yang Tegas Mengkritik Metode Pembelajaran Jarak Jauh, Netizen Sependapat
LUgas dan tegas. Siswa ini kritik metode belajar jarak jauh atau daring. Ia menilai cara belajar seperti itu tidak efektif
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah sosok siswa yang berani dengan tegas mengkritik metode pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring).
Di hadapan beberapa pejabat, siswa yang mengenakan pakaian putih abu-abu ini menyampaikan aspirasinya.
Dalam kalimat yang ia sampaikan itu, sistem belajar jarak jauh dinilai tidak efektif.
Apalagi setelah ia mendengar keluhan dari teman-temannya di daerah-daerah.
Siswa yang tidak diketahui identitas dan asal sekolahnya itu membuka suara, mengatakan bahwa sistem PJJ yang diterapkan saat ini menurutnya kurang efektif.
Tidak hanya itu, siswa tersebut juga mengeluarkan pendapatnya. Jika belajar hanya bertujuan untuk menjadi pintar, maka google lebih pintar.
Sementara video tersebut diketahui adalah rekaman melalui aplikasi zoom.
Di hadapan anggota forum yang diduga adalah orang-orang penting, siswa berjenis kelamin laki-laki itu pun dengan berani mengkritik metode PJJ.
Diawali dengan keluh kesah pengalaman teman-teman lainnya yang berada di pelosok daerah.
“Saya sering ikut kegiatan nasional dan saya memiliki banyak teman di pelosok daerah, dan mereka semua saya tanya. Bro, disana ada keluhan apa tentang metode belajar,"
“Dan ternyata yang dari Gorontalo, yang dari di Lampung, mereka pun memiliki keluhan yang sama. Mereka ada kendala di, pertama di gadget, yang kedua di kuota, yang ketiga sinyal, dan disana sering mati lampu bu. Itu kendala banget,” kata siswa itu.
Pelajar laki-laki ini kemudian berkata, memang beruntung bagi mereka yang tinggal di Kota Jakarta.
Tapi ia berharap dengan kemudahan dari perspektif diri yang di dapat di ibu kota negara itu bukan berarti menganggap semuanya dalam kondisi baik-baik saja.
Menurutnya, harus pula memandang sisi lain dari permasalahan yang menurutnya masih banyak terjadi di Indonesia.
Salah satunya seperti harga kuota atau paket data yang dijual dengan harga yang mahal di pelosok daerah.
Selanjutnya, merasa mewakili seluruh pendapat siswa, pelajar SMA ini pun secara lugas angkat suara dengan mengatakan bahwa metode pembelajaran jarak jauh itu tidak efektif dibanding dengan belajar secara tatap muka.