Benarkah Konflik China vs Amerika Serikat di Laut China Selatan Mereda? SIMAK Ulasan Berikut. . .
Pompeo mengatakan bahwa AS menolak semua klaim China di luar wilayah teritorial 12 mil laut di sekitar Kepulauan Spratly.
Langkah itu merupakan peningkatan tajam dari dua bulan sebelumnya, menurut Prakarsa Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan yang berbasis di Beijing.
Pada pukul 9 malam pada hari Rabu, sebuah pesawat E-8C angkatan udara AS terdeteksi di daerah yang dekat dengan provinsi selatan Guangdong, menurut lembaga think tank tersebut.
Ini merupakan tambahan dari tujuh penampakan pesawat pengintai E-8C di dekat pantai China pada bulan Juli, yang dikatakan mewakili "peningkatan terciptanya medan perang".
Sementara itu, kantor berita negara China Xinhua membenarkan bahwa Taiwan dan Laut China Selatan ada dalam agenda.
Xinhua juga mengungkapkan bahwa Wei juga memperingatkan Esper agar tidak melakukan "langkah berbahaya" yang akan meningkatkan ketegangan bilateral.
Wei juga menjelaskan pada Esper tentang posisi pemerintah Cina pada "stigmatisasi" China, menurut Xinhua.
Xinhua mengatakan bahwa pihak AS-lah yang meminta panggilan telepon itu.
Departemen Pertahanan AS tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah Pentagon meminta panggilan telepon itu.
Menurut Xinhua, Wei mengungkapkan posisi prinsip China di Laut China Selatan, Taiwan, dan 'stigmatisasi' AS terhadap China.
Dia meminta AS untuk menghentikan perkataan dan tindakan yang salah, memperkuat manajemen dan kontrol risiko maritim, menghindari tindakan berbahaya yang dapat membuat situasi makin panas, dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Pada 13 Juli, Pompeo mengatakan bahwa AS menolak semua klaim China di luar wilayah teritorial 12 mil laut di sekitar Kepulauan Spratly.
Pernyataan itu tentu menambah ketegangan lebih lanjut pada hubungan bilateral yang sebelumnya telah memburuk akibat perang dagang dan langkah pemerintah AS untuk mencabut status Hong Kong sebagai bagian dari China.
Bulan lalu, Esper mengatakan dia berharap bisa mengunjungi China pada akhir tahun ini untuk meningkatkan saluran "komunikasi krisis".
Hoffman tidak mengatakan kapan perjalanan Esper ke China akan terjadi.
"Segera setelah kami mendapatkan informasi terbaru tentang waktu atau lokasi atau semacamnya, saya pasti akan membagikannya dengan kalian," katanya.