ByteDance Dituduh Sensor Konten Indonesia yang Anti China, Klaim Hanya Hapus Konten SARA
Pedoman tersebut, yang dipublikasikan di situsnya, tidak menyebut China atau pemerintah China.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Raksasa teknologi China, ByteDance dituduh menyensor konten yang dianggap kritis terhadap pemerintah China pada aplikasi agregator berita di Indonesia.
ByteDance dituding telah melakukan penyensoran dari 2018 hingga pertengahan 2020.
Dilansir dari Aljazeera, enam orang yang mengetahui masalah ini secara langsung kepada kantor berita Reuters.
Sumber tersebut mengatakan moderator lokal diinstruksikan oleh tim dari markas besar ByteDance di Beijing untuk menghapus artikel yang dianggap "negatif" tentang otoritas China di aplikasi Baca Berita (BaBe).
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, BaBe mengatakan tidak setuju dengan klaim tersebut dan bahwa mereka memoderasi konten sesuai dengan pedoman komunitas dan sejalan dengan hukum setempat di Indonesia.
Pedoman tersebut, yang dipublikasikan di situsnya, tidak menyebut China atau pemerintah China.
Menyusul publikasi cerita ini, BaBe mengatakan sebelum "pendekatan yang lebih terlokalisasi" yang digunakan saat ini, BaBe memiliki "beberapa praktik moderasi yang tidak konsisten dengan filosofi kami agar tim Indonesia memutuskan apa yang sesuai untuk pasarnya.
"Pedoman ini diganti pada 2019 dan kami telah membangun dan memberdayakan tim moderasi lokal untuk membuat keputusan yang sesuai dengan pasar lokal," tambah pernyataan itu.
Itu tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters lanjutan yang menanyakan bulan apa pada 2019 pedoman itu telah berubah.
ByteDance di Beijing mengatakan tidak ada komentar tambahan selain pernyataan BaBe. Kementerian luar negeri China dan regulator internetnya, Cyberspace Administration of China (CAC), tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menutup aplikasi video pendek TikTok dari ByteDance - yang sangat populer di AS, Indonesia, dan negara lain - dengan alasan keamanan nasional kecuali jika dijual ke perusahaan AS.
Beberapa legislator AS, termasuk Senator Republik Josh Hawley, telah menyuarakan keprihatinan atas praktik keamanan data TikTok dan tuduhan bahwa mereka terlibat dalam penyensoran atas perintah pemerintah China.
"Jika ByteDance akan menyensor BaBe di Indonesia, apa yang menghentikannya dari menyensor TikTok di Amerika Serikat?" Ucap Hawley, saat diminta mengomentari berita Reuters.
"Kita seharusnya tidak mempercayai jaminan apa pun yang mereka buat. Ini adalah alasan lain TikTok seperti yang saat ini ada harus dilarang di Amerika Serikat."
Seorang pejabat senior pemerintahan Trump juga mempertimbangkan berita tersebut.