'Ojok Muleh, Nggowo Penyakit' Kata Istri, Polisi Inipun Balik Badan Nginap di Kantornya, Ada Apa?
Bripka Nanang Sumantri sampai 'diusir' istrinya lantaran dinilai akan membawa benih penyakit untuk keluarga di rumah.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Personil TNI-Polri memiliki konsekuensi sendiri dalam melaksanakan tugas mereka.
Selain dituntut untuk profesional dalam bertugas, mereka juga harus siap mengemban amanat apapun yang diberikan ole atasan atau negara.
Dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan selalu kita dapati ada yang harus sampai kehilangan nyawa.
Atau hal terkecil misalnya, dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusian atau penegakan hukum sering dibully atau bahkan salah misinterpretasi tak hanya oleh awam bahkan keluarga mereka sendiri.
Salah satu contohnya dalam melaksanakan tugas sebagai petugas pemulasaran jenazah covid-19.
Dilansir oleh Surya (grup Tribun Pekanbaru), kesalahpahaman ini sempat dialami oleh seorang personil Polisi di Jawa Timur.
Pengalaman pahit dirasakan seorang anggota Polres Lamongan, Jawa Timur saat menjadi tim pemulasaran jenazah Covid - 19.
Bripka Nanang Sumantri sampai 'diusir' istrinya lantaran dinilai akan membawa benih penyakit untuk keluarga di rumah.
Awal - awal menjadi tim pemulasaran, ia dihadapkan dengan kenyataan tidak boleh tidur bersama keluarga di rumah.
• Video: Kasus Covid-19 Bertambah, Gubri Terima Bantuan Masker dari Perusahaan yang Ada di Riau
Kejadiannya, saat pulang usai memakamkan penderita Covid - 19, ia pulang ke kediamannya di Desa Kedungmegareh Kecamatan Kembangbahu, seperti hari - hari biasanya sebelum menjadi petugas pemulasaran Covid - 19.
Bukannya mendapatkan sambutan hangat dari sang istri, pintu depan rumah terkunci rapat dan Sumantri hanya mendapati koper miliknya yang ada di teras rumah.
"Ojok muleh, nggowo penyakit (jangan pulang, bawa penyakit, red), " kata istrinya dari dalam rumah seperti ditirukan Sumantri.
Sumantri tidak bisa menjawab apa - apa. Pasalnya, ia juga tidak punya kesempatan untuk memberikan pemahaman pada istrinya, terkait dirinya yang telah bergabung sebagai petugas pemulasaran.
Tidak ingin ada keributan, Sumantri mengalah dan balik kanan sembari menenteng koper berisi pakaian yang dikemasi istrinya dalam koper tersebut.
• Nangis Kejer, Uang Tunai Rp 50 Juta Jadi Abu Ikut Terbakar Dalam Kebakaran Rumah karena Korsleting
"Saya sampai harus tidur selama dua hari di kantor, " kata anggota Sat Intelkam polres ini.
Prahara yang terjadi itu seiring dengan kesibukannya yang dalam sehari memakamkan penderita Covid - 19 tiga sampai 4 orang dalam sehari.
Setiap momen pemulasaran, Sumantri menyempatkan diri selalu bertanya pada dokter atau petugas medis, terkait bagaimana sejatinya Covid - 19.
"Setiap ketemu dokter, saya selalu tanya bagaimana dan bagaiman Covid - 19, " katanya.
Meski ia sudah mendapati SOP proses pemulasaran penderita Covid - 19, Sumantri tetap saja ingin menggali pemahaman lebih luas lagi.
Penjelasan dari para dokter, tenaga medis hingga SOP pemulasaran itulah yang ingin ia sampaikan pada keluarga.
"Ya karena saya memang tidak tahu sama sekali bagaimana karekteristis Covid - 19, " katanya.
• TNI Kibarkan Bendera Merah Putih di Markas Egianus Kogoya di Nduga, KKB OPM Sembunyi di Hutan
Merasa cukup bekal pengetahuan soal Covid - 19, Sumantri mulai berani untuk berkomunikasi dengan istrinya, meski baru sebatas melalalui telepon.
"Saya jelaskan semua, termasuk apa yang harus saya lakukan pada proses pemakaman hingga usai pemakaman, " ungkapnya.
Pemahaman pada istri dan anggota keluarga itulah yang akhirnya bisa meluluhkan hati istri dan Sumantri diterima bisa pulang setiap hari ke rumah.
Ia harus tetap membantu proses pemulasaran untuk penderita Covid - 19 di Lamongan bersama tiga teman sekantornya, Bripka Ahmad Budiman dan Bripka Andri Prasityo.
Sumantri menambahkan, sudah sekitar 150 orang yang ia bersama teman satu tim makamkan.
"Saya ingin membantu masyarakat dan berusaha menekan penyebaran Covid -19, " katanya.
• Dua Karyawan Perusahaan di Tualang Tambah Daftar Positif Covid-19 Kabupaten Siak Riau
Apa yang dilakukan Sumantri dan satu timnya, dipantau intens oleh Kapolres Lamongan, AKBP Harun.
Dia bersama lima anggota Polres Lamongan yang berdedikasi, termasuk diantaranya Babinkamtibmas dan polisi penjual telur yang hasilnya untuk diperbantukan kepada masyarakat diapresiasi dengan imbalan hadiah ibadah umrah.
Pemberian hadiah itu diupacarakan bersamaan apel pagi di pelataran Polres Lamongan jalan Kombespol M Duryat.
"Saya harus apresiasi pada anggota yang telah menjalankan tugas dan berdampak langsung pada masyarakat dimasa pandemi Covid - 19 ini, " kata Harun.
Anggota yang masuk dalam tim pemulasaran misalnya, mereka berangkat kapanpun, siang, malam, pagi tak mengenal lelah. "Mereka juga meninggalkan anak istri lho, " katanya.
• Cinta Sehidup Semati! Kiai di Bantaeng ini Wafat Pasca Tuntun Istri yang Sedang Sakratul Maut
Tindakan mulia anggota yang mendapat hadiah umrah, menurut Harun, harus bisa menjadi cermin oleh anggota yang lain.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Bripka Sumantri, Polisi Lamongan yang 'Diusir' Istri karena Ikut Pemulasaran Jenazah Covid-19,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/karyawan-rumah-sakit-tewas-gantung-diri.jpg)