Siap-siap, BBM Jenis Premium Dihapuskan Secara Bertahap, Pemerintah Sebut Kebijakan Pro Lingkungan
Pemerintah mulai serius mengambil kebijakan penghapusan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) Premium.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemerintah mulai serius mengambil kebijakan penghapusan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) Premium.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan hal tersebut.
Namun, penghapus BBM dengan Research Octane Number (RON) 88 bakal dilakukan secara bertahap.
Arifin mengatakan, penghapusan Premium atau BBM ber-octane rendah menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menyediakan energi yang lebih bersih.
Saat ini, katanya, hanya ada 5 negara di dunia yang masih menggunakan BBM sejenis Premium.
"Dan Indonesia termasuk negara besar yang masih menggunakan (Premium). Jadi program (penghapusan Premium) kita akan lakukan bertahap," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI yang digelar Rabu (2/9/2020).
Kata dia, PT Pertamina (Persero) telah menggelar program uji coba untuk menggantikan Premium dengan Pertalite di Bali.
Meski tak membeberkan hasilnya secara detial, tapi Arifin menyampaikan bahwa uji coba tersebut menjadi bahan kajian untuk menerapkan program serupa di wilayah lainnya.

• Kabar Buruk Buat Om-om Gay, Satu Peserta Pesta Seks Gay di Jakarta Dinyatakan Positif HIV AIDS
• Aduh! Anggota DPRD Riau Positif Covid-19 Setelah Pulang Kunker dari Jakarta, Ini Kata Ketua Dewan
• Puan Maharani: Semoga Sumatera Barat Menjadi Provinsi yang Memang Mendukung Negara Pancasila
Arifin bilang, ada 4 daerah lagi akan akan menjalani uji coba penggantian Premium. "Ke depan kita akan menyiapkan, bahwa Jawa, Madura dan Bali ini bisa diimplementasikan," sambungnya.
Arifin pun optimistis, program untuk mengganti BBM ber-octane rendah ke yang lebih tinggi bakal bisa terlaksana.
Apalagi, katanya, Pertamina juga sudah merampungkan Proyek Langit Biru di Cilacap yang bisa menghasilkan BBM dengan octane number yang lebih tinggi.
"Nah, ini lah yang akan kita campur dengan octane rendah, untuk bisa meningkatkan octane number-nya," ujar Arifin.
Dia mengatakan, komitmen pemerintah dalam menerapkan energi bersih dan kebijakan pro lingkungan juga menjadi perhatian dunia internasional.
"Kita mengetahui beberapa waktu lalu, Norwegia juga sudah memberikan kompensasi terhadap penghematan C02 kita," sebut Arifin.