Contoh Pantun untuk Pembuka Pidato dan Pantun Penutup Pidato
Kumpulan Pantun Melayu untuk digunakan sebagai Pantun Pembuka Pidato dan Pantun Penutup Pidato.
Pantun penutup pidato
Anak Gembala pandai bersulap,
Sulap dimainkan di tengah hari,
Salam penutup tak terjawab,
Kuulangi sekali lagi,
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pisau diasah pagi-pagi,
Bawa ke kebun untuk membabat,
Berakhir sudah pidatoku ini,
Semoga bisa memberi manfaat.
Bunga bangkai si Rafflesia Arnoldi,
Baunya sungguh busuk sekali,
Pidato pendidikan sampai disini,
Semoga kelak berjumpa lagi.
Pak Mamat punya burung Kenari,
Burung dijemur hingga siang,
Pembicaraan berakhir sampai disini,
Salah dan janggal mohon maafkan.
Bayi merangkak di atas tanah,
Merangkak hingga ke belakang rumah,
Semoga pidato ini jadi berkah,
Untuk lentera di alam barzah.
Karena godaan si tampan rupa,
Maka terayu putri mahkota,
Mohon maaf atas segala kata,
Yang mungkin mengusik lautan jiwa.
Pendidikan karakter penting sekali,
Harus diajarkan setiap hari,
Entah nanti tidak bersua lagi,
Jangan malu untuk berselfi.
Bertengkar tak ada guna,
Menang jadi abu kalah jadi arang,
Jangan malu untuk bertanya,
Saya tidak memakan orang.
Putih-putih bunga melati,
Harum mewangi di pagi hari,
Pidato saya cukup disini,
Jika rindu harap hubungi.
Mandi lumpur rambut berdaki,
Setalah kering berwarna putih,
Jangan pandang menatap sekali,
Saya sudah punya kekasih.
Bawa pinangan ke penghulu,
Hadiahkan dia sebungkus roti,
Maaf jika aku malu-malu,
Di depan ada pujaan hati.
Di China ada pendeta,
Berpidato tak henti cakap,
Semua sibuk entah mengapa,
Sehingga salam penutup tak terjawab.
Bertamasya ke penangkaran,
Melihat tiga anak buaya,
Jika ada yang ingin ditanyakan,
Silakan, sebelum saya lupa materinya.
Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci,
Pidato saya sampai disini,
Lain waktu kita sambung lagi.