Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Spektakuler, Ilmuwan Temukan Sperma Raksasa Berusia 100 Juta Tahun, Makhluk Inilah Pemiliknya

Sebuah temuan yang tak lazim dan mengajutkan. Sperma raksas yang sudah membatu ditemukan ilmuwan. Siapakah pemilik sperma tersebut

Editor: Budi Rahmat
(Evening Standard)
Sperma yang membatu diprediksi berusia lebih dari 100 juta tahun yang lalu, kemungkinan besar tertua yang pernah ditemukan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Spektakuler, ilmuwan telah menemukan sebuha sperma raksasa yang telah membatu.

Temuan ini tak lazaim. Jika sebelumnya ditemukan rangka dan tulang dinosaurus, ilmuwan kini dibikin kaget dengan temuan sperma raksasa tersebut.

Diperkirakan usai sperma tersebut sudah ratusan juta.

Pertanyaan, siapakah atau hewan apakah pemilik sprema raksasa tersebut

Sperma yang membatu diprediksi berusia lebih dari 100 juta tahun yang lalu, kemungkinan besar tertua yang pernah ditemukan.

Melansir dari Evening Standard, Kamis (17/9/2020) tim ahli paleontologi menemukan penemuan spektakuler yang diawetkan di dalam krustasea (udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari artropoda) betina.

Peneliti meyakini makhluk mirip kerang itu kawin sesaat sebelum terperangkap.

Temuan peneliti yang diterbitkan pada Proceedings of the Royal Society B, telah memberikan kesempatan langka untuk mempelajari lebih lanjut tentang evolusi proses reproduksi, kata para ilmuwan.

Sebelumnya juga pernah ditemukan fosil sperma tertua yang diketahui ditemukan di dalam kepompong cacing berusia 50 juta tahun dari Antartika.

Sperma yang membatu diprediksi berusia lebih dari 100 juta tahun yang lalu, kemungkinan besar tertua yang pernah ditemukan. (Evening Standard)

Krustasea, spesies baru ostracod yang disebut Myanmarcypris hui, diperkirakan hidup di perairan pesisir dan pedalaman yang sekarang disebut Myanmar .

Meskipun mayoritas spesies jantan, menghasilkan sperma yang sangat kecil dalam jumlah besar, untuk meningkatkan peluang pembuahan, namun terdapat pengecualian.

Beberapa makhluk, seperti lalat buah dan ostracoda modern, menghasilkan sejumlah kecil sperma yang terlalu besar, dengan ekor beberapa kali lebih panjang dari hewan itu sendiri.

Dalam kasus ini, para peneliti mengatakan, peluang membuahi sel telur bisa meningkat seiring dengan ukuran sel sperma.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr Renate Matzke-Karasz, seorang ahli geobiologi di Ludwig-Maximilians-Universitaet (LMU) di Munich.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved