Geng Pengedar Narkoba Kembali Berulah, 11 Orang Dibantai di Bar, Militer Dikerahkan Cari Penjahat

Ya, saat ini Meksiko kembali diguncang aksi pembantaian brutal, kali ini terjadi di sebuah bar dan menewaskan sedikitnya 11 orang

24h via Intisari
Geng narkoba New Generation Jalisco melakukan pawai militer. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bukan sesuatu yang baru laki bila kelompok pengedar narkoba melakukan tindakan sadis dan brutal dengan membunuh banyak orang yang cara tak manusiawi.

Bahkan kali ini, pembantaian 11 orang yang dilakukan geng narkoba di Meksiko itu tidak kalah sadis dari yang sebelum-sebelumnya mereka lakukan.

Ya, saat ini Meksiko kembali diguncang aksi pembantaian brutal, kali ini terjadi di sebuah bar dan menewaskan sedikitnya 11 orang.

Menurut otoritas Meksiko, pembantaian di  bar menewaskan 11 orang pada Minggu (27/9/2020) saat negara tersebut sedang bergelut dengan  tingkat tertinggi pembunuhan meski pemerintah telah berjanji menghentikan kekerasan geng.

Kantor Kejaksaan Agung Negara Bagian Guanajuato mengatakan, jasad tujuh pria dan empat perempuan ditemukan pada Minggu pagi di sebuah bar di Kota Jaral del Progreso.

Satu perempuan lainnya didapati mengalami luka tembak, demikian otoritas melalui rilis berita.

Guanajuato, yang menyaksikan kekerasan kriminal berulang di Meksiko, dikacaukan oleh perang wilayah antara geng setempat Santa Rosa de Lima dan Kartel Generasi Baru Jalisco yang berpengaruh.

Pada Juli kelompok bersenjata membunuh 24 orang di pusat rehabilitasi narkoba di Guanajuato, menandai salah satu pembantaian massal paling sadis sejak Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menjabat sekaligus bersumpah akan mengurangi tingkat tertinggi  kekerasan.

Sebelumnya diberitakan, empat belas orang ditemukan tak bernyawa di Negara Bagian Zacatecas, Meksiko pada Jumat (26/6/2020) saat kekerasan di negara tersebut terus meningkat, kata pemerintah setempat.

Pejabat terkait melalui pernyataan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi guna menentukan penyebab kematian.

Belasan jasad itu ditemukan di Fresnillo, salah satu kota terbesar di negara bagian pusat pertambangan.

Menurut media, jasad-jasad itu dibungkus dengan selimut di sisi jalan.

Meski jumlah kejahatan di Meksiko menurun lantaran sebagian besar di negara tersebut tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, jumlah pembunuhan melonjak ke tingkat  tertinggi.

Pada hari yang sama, kepala Kepolisian Mexico City ditembak dan mengalami cedera dalam upaya pembunuhan dramatis, yang ia tuduhkan pada Jalisco New Generation Cartel.

Dua ajudannya tewas dalam serangan tersebut.

Presiden Meksiko perintahkan militer tekan kekerasan jalanan

Sementara itu Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengeluarkan perintah menurunkan pasukan militer untuk berjaga dan menekan kasus kekerasan di jalanan hingga empat tahun mendatang, sebagai perpanjangan kebijakan yang telah berlaku sebelumnya.

Dalam nota yang dimuat dalam publikasi resmi negara, Lopez Obrador memerintahkan Pasukan Bersenjata Meksiko (FA) untuk berpartisipasi menjaga keamanan publik "dalam sikap luar biasa, teratur, dan saling melengkapi dengan Garda Nasional".

Pasukan militer akan berada di bawah komando Garda Nasional--kepolisian militer yang dibentuk setelah Lopez Obrador menjabat presiden pada Desember 2018, menurut nota tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (12/5/2020).

Perintah mengikutsertakan militer itu akan berlaku hingga Maret 2024, yang berarti mendekati waktu jabatan Lopez Obrador usai.

Padahal sebelumnya, dia seringkali mengkritik mantan presiden Felipe Calderon karena menerjunkan pasukan pelaut dan tentara untuk menjaga keamanan publik.

"Strategi keamanannya tidak berjalan dan itulah mengapa ia sampai harus mengeluarkan perintah dengan dekrit agar FA ikut menjaga keamanan publik," kata pakar keamanan Juan Ibarrola kepada surat kabar nasional, Milenio.

Ketika memenangkan jabatan presiden pada 2018, Lopez Obrador berjanji untuk menggunakan pendekatan yang lebih damai dalam menjalankan strategi keamanan yang berfokus pada akar kejahatan, khususnya terkait kemiskinan dan korupsi.

Namun kekerasan di masyarakat terus terjadi selama satu setengah tahun pertama Lopez Obrador menjabat, dengan catatan sebanyak 34.582 orang terbunuh pada 2019.

Selain itu, sekitar 3.000 kasus pembunuhan terjadi hanya selama Maret tahun ini, tertinggi kedua dalam sejarah kasus pembunuhan dalam satu bulan di Meksiko, dan yang tertinggi selama masa jabatan Lopez Obrador. (Antaranews)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Meksiko Kembali Diguncang Aksi Pembantaian, Kali Ini Terjadi di Bar dan Menewaskan 11 Orang

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved