Termiskin, Calon Wakil Bupati di Riau Tinggal di Rumah Kontrakan, Cawabup Ini Haramkan Dana Investor
Seperti apa yang saya punya itulah yang saya laporkan saat LHKPN, tidak mungkin dilebihkan karena saya memang tidak punya,"ujar Rafik kepada tribun
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ada yang unik dari satu calon kandidat yang maju di Pilkada Kabupaten Rokan Hilir, Muhammad Rafiq, dia sebagai calon Wakil Bupati Rokan Hilir mendampingi Cutra Andika.
Ternyata sosok yang satu ini maju sebagai calon wakil Bupati tidak memiliki kekayaan berupa materi sebagai persiapan untuk maju.
Dari data di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di KPK, ternyata kekayaan politisi PKS ini hanya Rp43.274.605.
Kekayaan Muhammad Rafik sudah masuk semuanya, termasuk tabungan dan barang berharga lainnya.
Untuk memastikan itu, tribunpekanbaru.com mencoba menghubungi langsung Muhammad Rafik, jawabannya hanya singkat, apa yang di LHKPN tersebut maka itulah kekayaannya saat ini.
"Seperti apa yang saya punya itulah yang saya laporkan saat LHKPN, tidak mungkin dilebihkan karena saya memang tidak punya,"ujar Rafik kepada tribunpekanbaru.com memulai perbincangan.
Bahkan saat ini saja Rafik masih tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kota Bagansiapiapi, politisi muda ini belum punya rumah sendiri, apalagi mobil pribadi, sebulannya Rafik membayar kontrakan Rp500 ribu.
"Memang saya menjalani keseharian itu pekerjaan sebagai seorang da'i, ceramah di masyarakat, istri saya sebagai seorang ibu rumah tangga,"ujarnya.
Meskipun tinggal di rumah kontrakan, namun Rafik yang memiliki enam orang anak tersebut sekolah secara mandiri mendapatkan beasiswa pendidikan karena berhasil menjadi Tahfiz Al-Qur'an.
"Anak saya enam orang, yang tertua Aliyah dapat beasiswa karena Tahfiz 30 Juz, Kedua pesantren juga di Tanjungpinang dapat sekolah gratis, Ketiga sekarang program Hafiz satu tahun untuk mematangkan, Keempat di pondok Tahfiz, anak saya kelima SD dan bungsu umur dua tahun setengah,"ujarnya.
Sebelumnya, selain dia sebagai da'i, istri Rafik juga pernah membuka usaha tempat penitipan anak di Bagansiapiapi, saat itu pernah merawat 27 anak dan sempat punya karyawan.
"Awalnya banyak peminatnya honor daerah jadi pas sejak pemberhentian honor akhirnya tutup usaha kami, dari awalnya 27 tinggal 5 orang dan akhirnya tutup usaha tempat penitipan anaknya,"ujar alumni Jurusan dakwah di UIN Suska Riau ini.
Karena dengan kesederhanaan hidupnya ini, Rafik sendiri tidak pernah membayangkan untuk menjadi calon yang maju di Pilkada.
"Tak pernah saya bayangkan apalagi termimpi. Awalnya kami mengajukan pak Edison maju namun politik dinamis.
Kita ingin nya kader lain, tapi takdirnya seperti ini ya harus dijalankan dengan ikhlas,"ujarnya.
